Senandung Cinta Dalam Lagu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 1 January 2019

“dan izinkan aku memeluk dirimu kali ini saja… tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan, biarkan rasa ini kan bahagia Untuk selamanya…” (Cinta Dalam Hati – Ungu)
Suara lantang nyanyian tersebut keluar dari mulut sang gadis mungil, imut, manis yang hobi sekali menyanyi dan main gitar. Gadis tersebut sering mengikuti lomba-lomba sang gadis pun sering juara. Lagu tersebut adalah lagu kenangan bersama kekasihnya yang kini telah menjadi mantannya.

Mutiara Qolbu Rinjani begitulah nama gadis itu, wajahnya putih bersih, mata bening, rambut pirang yang lurus tampak di terpa oleh angin dan sinar matahari yang begitu ceria.
Rinjani telah bersiap-siap untuk pergi sekolah bersama kakak sulungnya. Kakak-kakaknya menunggunya di depan. Dengan langkah ceria Rinjani melangkahkan kaki menuju mobil.

“pagi kakakku yang ganteng..” sapa manja Rinjani pada kakaknya.
“pagi juga sayang..” balas Habibi kakak sulung Rinjani. “udah siap berangkat”. Lanjutnya.
“udah kak yukk berangkat ntar telat..” kata Rinjani agak buru-buru.
“ya sudah kita berangkat”.

Rinjani dan kakak sulungnya sekolah di sekolah yang sama yaitu di SMA Art, sedangkan kakak keduanya sekolah di SMK Art. Mereka sangat akur diketahui kedua orangtua mereka telah tiada ketiganya selalu hidup rukun dan saling membantu satu sama lain.

“kakak langsung ke kelas ya”. Kata Habibi.
“ya kak” timpal Rinjani dan membiarkan kakaknya berlalu dari hadapannya.

Rinjani melangkahkan kakinya dengan pelan menuju kelasnya yang ada di lantai 2. Baru sampai di tengah jalan Rinjani disodorkan brosur oleh anggota osis, dalam brosur tersebut diberitahukan kepada seluruh murid SMA Art bahwa pensi tahunan akan diadakan disekolah Rinjani dalam tempo waktu dekat ini.

“wahhhh… kerreeennn…” kata Rinjani girang seorang diri.

“Rinjani..” teriak seseorang dari belakang, Rinjani melihat dengan menolehkan kepalanya saja, ia melihat sosok sahabat baiknya di belakang sana.
“kyaa…” teriak Rinjani yang begitu girang menghampiri sahabatnya itu.
“ada apa sichh! Girang banget?” Tanya kyaa heran pada tingkah sahabatnya itu.
“liat nichhh..” kata Rinjani sambil memperlihatkan brosur pada sahabatnya.
“wahh pensi musik, di sekolah kita lagi, kereen nich, Rin” kata kya yang tak kalah heboh dari Rinjani.
“kamu mau ikut gak?” Tanya Rinjani pada Kyaa.
“hadeehhh not lagu aja bikin aku pusing, hehe” kata Kyaa.
“ya sudah, sabar ya, yuk kita ke kelas”. Ajak Rinjani. Kyaa pun berjalan sejajar dengan sahabatnya itu melangkah bersama menuju kelas.

Tet… tet… tetttt…
Bel masuk kelas pun berdering keras di seluruh penjuru sekolah, semua siswa-siswi tanpa kecuali harus masuk ke kelas termasuk Habibi dan Rinjani, kakak beradik ini sudah terkenal di sekolah. Kecerdasan dan keterampilan mereka sangat menonjol mereka juga baik dan suka menolong.

Pelajaran pertama pun telah mulai khidmat dan berlangsung tertib. Jam kedua pun tiba namun di kelas Rinjani jam kosong gak ada guru yang datang karena masih ada urusan.

ADVERTISEMENT

“eh Rin, kamu yakin akan mengikuti ini?”. Tanya Kyaa serius.
“Insayaallah Kyaa, aku pengen banget ini kan pertama kali aku ikut, aku pengen seperti kak Fa’iz yang tahun lalu juara”. Sahut Rinjani dengan nada girang.
“semangat ya, aku dukung kamu ko”. Kata Kyaa menyemangati sahabat tercintanya itu untuk ikut program tahunan.

“Dan kini kau pergi tinggalkanku sendiri dalam lelapku bermimpi
Mungkinkah aku bisa tuk bertemu kembali walau hanya dalam mimpi…” (cinta penuh harapan – Rahasia)
Seisi kelas terdiam karena mendengar suara merdu Rinjani, Rinjani pun terdiam karena ia tahu bahwa seisi kelas memperhatikannya.

Dan Agung salah satu siswa teman kelas Rinjani yang terbengong dan tepuk tangan seorang diri dan seisi kelas pun ikut tepuk tangan. Rinjani jadi gelagapan, Rinjani hanya tersenyum pada seisi kelas. Tapi dari sekian siswa di kelas itu Cuma 2 orang siswi yang tak begitu suka pada Rinjani yaitu Rina dan Sasya yang memang musuh bebuyutannya dari SMP dulu.

Teeettt… tettttttt… bunyi bel sekolah keluar main pun berbunyi, setelah penat mengikuti belajar siswa-siswi dapat istirahatkan pikiran sejenak dengan aktivitas yang di jalani masing-masing.
“kita ke mana nich?” Tanya Rinjani pada Kyaa yang sedang berdiri di pintu kelas.
“kita ke kantin yuk, lapar.. hehe” kata Kyaa yang memegang perutnya sambil cekikikan kecil dan senyum menggoda.
“ok boleh.. yukk ki…”
Bruuggggg. “aduhhh..” belum sempat Rinjani meneruskan ucapannya pada Kyaa, dengan sengaja Rina langsung menabrak Rinjani hingga terjatuh. Rinjani pun merengek kesakitan.
“ah! Rinjani kamu gak apa-apa” kata Kyaa yang jongkok di hadapan Rinjani.
“makanya jangan sok jadi orang, gak penting amat” cibir Rina.
“udah yukk”. Ajak Sasya berlalu dari hadapan Rinjani dan Kyaa.

Rinjani dan Kyaa pun sudah di kantin dan memesan makanan. Habibi menjumpai adik bungsunya di sana.
“hai, berdua saja”.. sapa Habibi.
“lebih baik” jawab singkat Rinjani pada kakak sulungnya itu.

“Habibi…! Ekh! Sibuk saja kau ini dengan adik kau” kata teman Habibi yang datang menjumpai mereka.
“kalau kak Viktor mau gabung, gabung saja”. Ajak Rinjani pada seorang kakak kelasnya itu diketahui bernama Viktor orangnya yang hitam manis keturunan papua itu.

Rinjani ingin sekali memberitahu kakaknya tentang ia akan ikut pensi musik nanti tapi ia takut kakaknya gak akan mengizinkannya karena batas kemampuannya yang belum seberapa. Akhirnya Rinjani hanya bisa memendam keinginannya itu, Kyaa pun memperhatikan sahabatnya yang hanya mengaduk-aduk mie di mangkoknya.

“wooyy..!!! kok bengong saja!!” kata Kyaa mengagetkan Rinjani yang terbengong
“ah!! Gak ada kok” jawab Rinjani lantang.
“ada apa dik” Tanya Habibi
“itu kak Rinjani mau…” belum sempat Kyaa habiskan kata di mulutnya Rinjani buru-buru menutup mulut Kyaa dengan tangannya. Habibi dan Viktor pun melihat aneh tingkah adiknya.
“gak ada kak Rinjani mau makan ini kok” kata Rinjani enteng menyembunyikan sesuatu sambil memakan mienya sambil marah pada Kyaa dan menginjak kaki Kyaa dan Kyaa menjerit keras.
“awww.. Rinjani!!!” jerit kesal Kyaa lantang pada Rinjani yang membuat Habibi dan Viktor kaget dan melihat ke arah mereka lagi.

“kalian ini ada apa sich?” Tanya Habibi lagi.
“gak ada kok kak..” Rinjani berbohong lagi.
“Rinjani, Kyaa ada apa jujur sama kakak.. “
“gak ada apa-apa kok kak”.
“Rinjani kamu berbohong kakak tau”. Tegas Habibi lagi.
“Rinjani… Rinjani…” Kata Rinjani yang garuk tengkuknya yang tak gatal sama sekali. Tapi tak lama Kyaa menjerit lagi entah karena apa?.
“aduuuhhhh!” kata Kyaa menjerit sambil memegang perutnya.
“kamu apain dia lagi?” Tanya Habibi serius.
“gak pernah tangan Rinjani di sini” jawab Rinjani dengan polosnya.
“Rinjani antar aku WC !!” rengek Kyaa.
“huuuhhsss!!!” dengkus Habibi memegang kepalanya. “udah cepat sana” tambahnya lagi dan buru-buru menyuruh dua sahabat itu untuk pergi.
“ayo!” kata Rinjani mengajak Kyaa cepat-cepat pergi. Tetapi di tengah jalan setelah jauh dari kantin Kyaa malah gak sakit lagi, ternyata itu hanya pura-pura saja agar Kyaa bisa selamat dari pertanyaan Habibi yang bertubi-tubi tadi dan Rinjani pun dapat bernafas lega, karena ia akan rahasiakan untuk ikut pensi nanti.

“taraaaa… gimana acting aku bagus kan?” kata Kyaa cengengesan membuat temannya itu berdiri mematung di hadapannya.
“kamu sihh ahh! Jangan kasih tau siapa-siapa dulu di rahasiain saja! paham!” jelas Rinjani dengan tegas pada sahabatnya.
“baiklah aku minta maaf”. Kata Kyaa dengan nada bersalahnya.
“aku juga minta maaf ya, tadi dah kasar!!” balas Rinjani dan memeluk sahabatnya. Persahabatan Rinjani dan Kyaa terjalin saat mereka masih SMP sampai sekarang mereka sudah SMA.

“kakak pulang dulu ya nanti kakak jemput!” kata Fa’iz yang mengantar adiknya di gerbang Sekolah Menengah Pertama. Saat itu lagi ada Pra-MOS untuk SMP, Rinjani melangkahkan kaki masuk ke dalam halaman sekolah yang begitu luas dan gedung sekolah yang sangat mewah.

Rinjani terduduk sendiri di depan kelas VII menghadap lapangan basket duduk memeluk kakinya dan bersandar didinding kelas, saat itu cuacanya sangat tidak mendukung karena hujan yang turun begitu deras, Rinjani pun bersenandung ria bersama derasnya hujan yang turun.

“Tik… Tik… Titik Hujan.. masih membasahi,
Kala ku menyapa Pelangiku,
Ingin ku berlari jumpa bidadari,
bawalah aku pergi bersamamu
Bisikan kisah yang lucu, nyanyikanlah lagu merdumu
Merah, Kuning, Jingga, dan Ungu
Sentuhkan warnamu dalam gaunku
Ingin ku menari hingga kau sembunyi
Rindu pelangiku datang lagi” (sherina – Pelangi)

Kyaa yang mendengar senandungan itu langsung menghampiri Rinjani yang masih duduk manis bersandar di sana.
“wahh! Suara kamu bagus banget, nama kamu siapa? Aku Kyaa”.
“aku Rinjani..” balas Rinjani dan menyalami tangan Kyaa yang ia ulurkan dan mereka pun jadi akrab.

3 hari sudah berlalu kini MOS telah berakhir dan malam terakhir ini akan diadakan kemah penutupan adalah tradisi dari sekolah tersebut.
“Kyaa kamu sama aku ya” sapa Rinjani datang dari koridor sekolah.
“bener nich, hehe.. soalnya aku gak bawa tenda”. Jawab Kyaa.
“ya sudah, gratis kok” kata Rinjani dengan menekankan suaranya, membuat keakraban Rinjani dan Kyaa semakin erat.

“ok! Perhatian semuanya karena ini malam terakhir kita, saatnya untuk mengadakan pertunjukan, keluarkan bakat kalian masing-masing satu per satu” kata Ryan ketua osis yang terkenal baik, ganteng, pembawaannya cool, dan keren yang membuat semua orang klepek-klepek.

Acara penyaluran bakat pun keluar ada yang nyanyi, bela diri, menari, main alat musik, bahkan teater. Rinjani pun dapat giliran yang tak disangka dirinya dapat giliran padahal dia baru mikirin apa yang akan dia bawakan.

Cerpen Karangan: Eraa Mutiara Rinjani
Blog / Facebook: MutiaraRinjani Eraa Al-fathiha Sgtnkk

Cerpen Senandung Cinta Dalam Lagu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hadir Mu, Sang Penolong (Part 1)

Oleh:
“Aku ingin menjadi malaikat bagi malaikat.” Randy. Seorang gadis berjalan ke sekolah sendirian. Rita melangkah santai meskipun sudah terlambat. Sebuah headset besar menggantung di kepalanya. Wajahnya sedikit terangkat dengan

Ombak Di Masa Lalu (Part 1)

Oleh:
– Pertama Kali Desiran angin menghantam raga sekaligus jiwa ini, tepat di senja sore sekitar jam 5 di hari sabtu, aku yang mengantar Soffi pulang ke rumahnya sehabis berjalan-jalan

Tunas Kelapa Panduku

Oleh:
Hari Sabtu, tepatnya pukul 12.30 saatnya Gerakan Pramuka pulang. Nampak pula seorang anak yang bernama Permata yang sudah lelah dan letih itu terus saja berjalan menuju rumahnya yang agak

Rival To Pacar

Oleh:
Alisa fokus mendengarkan pelajaran yang sedang dijelaskan gurunya di depan kelas. Namun sesekali dia melirik ke luar jendela, di sana terdapat segerombolan lelaki yang sedang bermain basket dan juga

The Stranger (Part 1)

Oleh:
Kamis, 08 Oktober 1998 adalah hari dimana anak tertampan dari kedua orangtuaku dilahirkan. Ya, itu aku. Kenapa disebut tertampan? karena aku adalah anak laki-laki satu-satunya. Aku terlahir di Kalianda,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *