Seekor Kepastian Untuknya

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Sastra
Lolos moderasi pada: 11 June 2023

Wanita itu terdayuh dengan segala keraguannya. Sepi sunyi ditemani senja yang memukau dan pantulan-pantulan cahaya di bias-bias gelombang ombak. Matanya menatap samudera dari hiruk pikuk pulau Dewata. Ragu yang digenggamnya abadi dan tak akan mati. Ragu yang selalu terpaku pada masa lalu, sengaja membuta untuk hari esok. Kadang kala keraguannya dicurahkan dengan bianglala akrilik pada kanvas-kanvas rapuh. Kadang kala keraguannya meremang jingga yang menjelma bara, membumi hanguskan segala kenyataan.

Lalu aku datang dengan seekor kepastian yang kuikat tanpa kandang. Kubiarkan berjalan meski langkahnya terbatas. Seekor kepastian yang kuhadiahkan untuknya agar bisa menemani dan memusuhi keraguannya. Kuikat dengan pita merah gelap di kepalanya. Keraguannya kian menular padaku, aku takut. Aku duduk disandingnya melihat rona merah keraguan wajahnya.

“Ini seekor kepastian untukmu”
“Untuk apa? Aku lebih suka dengan keraguan”

Ternyata dia masih tersipu pada masa lalu. Dia hidup di samar-samar kenyataan. Pandangannya menuju cakrawala mengacuhkan seekor kepastian yang kubawa. Kini kelopak matanya jenuh, kedipannya seirama dengan tarian ombak. Dia, wanita durjana yang membunuh kenyataan. Dia, meresapi keraguan yang jahanam bagiku.

Lalu kita berbalas acuh. Aku menuju garis-garis pantai mengacuhkan dirimu. Berjalan tanpa bekas-bekas jejak di pasir pesisir. Sesekali pandanganku menoleh padamu lalu kulanjutkan perjalanan. Sedikit demi sedikit kelenyapan dihantam. Aku terseret dengan sengaja, menuju keraguan yang kau pancarkan padaku. Tanpa lambaian tangan, aku pergi dan menghilang dengan seekor kepastian.

Cerpen Karangan: Satria Alfauzi Ramadhan
Blog / Facebook: ma
Penulis sunyi dari ibu kota yang melancong ke jawa timur.

Cerpen Seekor Kepastian Untuknya merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cintaku Bukan Cintamu

Oleh:
Aku? Aku? Aku ya Aku.. aku hidup sebagai aku, hidupku sepenuhnya di tanganku, gak ada yang boleh dan bisa mempengaruhi aku, apalagi mencampuri semua urusanku, karena satu-satunya yang berhak

Awan Hitam

Oleh:
Langkahku terbawa ke bibir pantai ini. Seperti hari-hari yang lalu, aku akan ada disini saat hati sedang bergelayut gundah. Laut adalah tempatku bercerita. Di atas sebatang nyiur yang tumbang

Jiwa Yang Gagal

Oleh:
15 e gerbong pertama. Aku sedikit melamun dengan pandangan kosong, meniti tarian-tarian alam di luar jendela kereta. Aktifitas luar tampak bersemangat, sepoi angin yang mengajak menari para dedaunan, awan-awan

Cahaya Penyelamat

Oleh:
Penghujung malam kali ini. Di atas balkon dengan beralaskan kursi yang kususun memanjang. Aku terbaring sendirian. Hanya sendiri menikmati sepi, menatapi langit malam berhiaskan bulan emas yang tinggal separuh.

Sajak Aliran Sungai

Oleh:
Aku mematung seperti manusia yang tak bernyawa. Tak percaya jika semua akan berubah dan hilang. Aku harus bangkit dan berusaha tak memikirkan dirimu. Bukannya itu masa lalu dan peristiwa

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *