Andai

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 26 November 2013

Seperti biasa, pagi-pagi aku bangun dari tempat tidur… dengan susah payah aku beranjak dari tempat tidur menuju kursi kesayanganku, aku buka jendela, kutunggu sampai orang yang keluar dari rumahnya. Dia yang selalu tersenyum menyapaku, tak seperti tetangga-tetangga seumuranku yang lain mereka selalu cuek ketika aku lontarkan senyumku kepada mereka.

Seperti biasa, guru pembimbingku masuk ke dalam ruangan. Dengan susah payah dia membimbingku. Dia adalah guru tersabar yang pernah aku temui, dia tak pernah marah walaupun aku sulit menangkap pelajaran yang dia berikan.
Kamarku yang tanpa jam dinding ini, menyulitkan aku untuk mengatur waktu, sebenarnya aku ingin mempunyai jadwal kegiatan yang sudah teratur rapi. Tapi entah kenapa, ibuku tak pernah memberikan jam dinding, kalender atau yang lainnya di kamarku.

Sudah siang, ini waktuku duduk kembali menatap jendelaku, karena biasanya orang yang kutunggu telah pulang sekolah. Tapi hari itu berbeda, kurasakan hatiku tak karuan karena kulihat orang yang menjadi harapan terakhirku itu bergandengan tangan dengan seorang gadis cantik. Mereka terihat bahagia, sampai-sampai si dia lupa untuk menyapaku seperti biasanya. Rasanya ingin kuceritakan semua itu kepada ibuku, tapi aku tidak bisa… aku terlalu lemah untuk menceritakannya. Aku hanya bisa menangis di pelukan ibuku, ibuku yang tak tahu maksudku pun turut menangis tanpa menanyakan ada apa.

Kutangisi hal itu setiap hari, sehingga mungkin ibuku bingung dan penasaran tentang apa yang anak gadisnya rasakan. Ibuku sampai-sampai menceritakan maksudnya kepada guru pembimbingku dan mungkin mereka merencanakan sesuatu untukku.
Aku tak bisa melawannya, karena aku tak bisa melawan ibuku…

Hari itu, guruku mencoba mencari pengertianku, dan akhirnya dia memberiku sebuah buku cantik yang tak pernah kulihat sebelumnya. Dan dia menyebutnya itu “buku harian” dia berpesan kepadaku “Jangan pendam semua perasaanmu, keluarkan… Kalau tidak sanggup untuk mengeluarkannya di depan seseorang… maka tulislah, ini buku istimewa, karena ini sudah memiliki hukum yaitu PRIVASI, jadi tidak ada yang boleh membukanyam”.

Malam itu, kutuliskan semua unek-unekku selama ini, aku ingin mencoba merefresh hatiku yang sudah kotor.

Andai dia tahu apa maksudku…
Andai dia tahu kalau aku menyayanginya
aku ingin berdekatan dengan dia
Aku ingin seperti mereka yang bebas
Andai ibuku jujur kepadaku kenapa? kenapa?
kenapa dia tak pernah mengizinkanku pergi dan melihat keluar bersama teman-temanku…
kenapa dia hanya bilang kalau aku spesial…
dan Andai ibuku jujur kalau aku CACAT…

Cerpen Karangan: Fitri Melani
Facebook: Fitri Melani
Nama saya Fitri Melani, alamat saya di Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur. Saat ini saya bersekolah di SMPN 01 Pronojiwo

Cerpen Andai merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Seseorang Itu Bukan Aku

Oleh:
Malam panjang kulalui dengan chat romantis bersamanya, dia begitu lucu. Dika namanya, dia adalah ttm sekaligus kakak kelas terbaik waktu SMP. 6 tahun mengenalnya membuatku berharap penuh akan resminya

Mawar Tanpa Duri

Oleh:
Mawar berjalan di antara koridor kampus, kerudungnya yang seakan menari nari tertiup terpaan angin membuatnya begitu anggun dan cantik. “Brughhhh!!!” buku yang dibawa mawar berjatuhan karena dia tertabrak oleh

Selesai Sesal

Oleh:
Tidak semua hujan mewakilkan kenangan. Mengapa? Karena aku… Pergi, hilang, lupakan. Hujan pagi memang mengundang suasana sunyi. Hanya rintik air yang terdengar dari balik selimut tebal pemuda bernama Ari.

Reuni Pedih

Oleh:
Aku mengerti banyak hal darimu, tentang arti cinta, kasih sayang, ketulusan, kepedihan, rasa sakit, serta kehidupan. Karenamu aku temukan jalanku, jalan hidup yang termotivasi olehmu, jalan yang membawaku padanya.

Pemilik Mata Indah Itu

Oleh:
Kubuka mataku dan kulirik jam di handphoneku menunjukan pukul 17.07. Ah, lagi-lagi aku telat, pikirku. Dengan cepat aku beranjak bangun dan bersiap-siap untuk pergi. Mini dress rajutan berwarna kuning

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *