Novel Ku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 11 May 2016

“Mengapa aku berbeda, apa yang salah dengan ini semua, tidakkah kita sama, mengapa seolah–olah ada pembatas yang begitu tebal. Fisik kita tiada beda, kita bernapas dengan udara yang sama. Tapi mengapa kalian tidak memperlakukanku sama. Apakah kalian merasa sangat jijik dengan diriku, apakah kalian merasa sangat terganggu dengan keberadaanku. Setidaknya sapalah aku, senyumlah padaku, atau ku mohon jangan menghindar ketika ada aku. Aku sama dengan kalian, aku sama. Bahkan semut pun kan saling menyapa pada saat bertemu, atau bahkan mereka masih bias bersenda gurau saat bersama-sama mengangkat beban yang ratusan kali lebih berat dari mereka. Mengapa kita tidak bisa, apa yang salah dengan kita,”

Tulisan yang sungguh membuatku terenyuh, terpana, bahkan mata ini tak mampu berkedip saat menatap huruf demi huruf dalam catatan di buku kecil itu. Buku ini merupakan satu-satunya peninggalan seorang gadis belia dengan segala keterbatasannya. Dan sekarang aku hanya dapat melihat tubuh kurusnya tergeletak di tanah, tak mampu ia bertahan dengan segala tekanan itu. Mengakhiri hidup menjadi satu-satunya pilihan paling logis dalam pikirannya. Seandainya ada satu lagi kepala dengan pemikiran yang berbeda mendampinginya tentunya itu tidaklah menjadi satu-satunya pilihan. Sudah lama aku bergabung dengan divisi ini, dan sudah sering pula aku menemui kasus bunuh diri, namun firasatku ada yang berbeda dengan kasus ini. Gadis ini sebatang kara. Dan gadis ini berbeda. Pemikirannya begitu unik. Setiap hal dalam kesehariannya ia tuliskan dalam buku catatan kecil ini.

11 september 2011
“Ibu, genap satu tahun Ibu pergi. Sepi di sini Bu, tapi Ibu pasti bahagia di sana, ibu adalah Ibu terbaik. Hari ini aku ada pelajaran tambahan Bu, dan yang membuatku bersemangat, untuk pertama kalinya aku ikut pelajaran tambahan ini, karena yang ikut hanya anak yang pandai loh Bu. Semangaaat!”
12 desember 2011
“Besok ada ujian, semangat yuk belajarnya. Enak ya seandainya punya teman belajar,”
1 januari 2012
“Happy new year. Harus ada sesuatu yang baru di tahun ini,”

2 februari 2012
“Mulai menulis novel kisahnya tentang imajinasiku,”
3 maret 2012
“Aku harus kuat, aku sudah terbiasa dengan ini semua, ya, jika kalian menganggap aku berbeda tak apalah, suatu saat akan ku buktikan, semoga indah pada waktunya,”
4 april 2012
“Yei.. Novelku sudah jadi, semoga bisa membuat perubahan, setidaknya mungkin bisa aku ikutkan lomba, semangat!”
17 april 2012
“Novelku… Hiks,”
22 april 2012
“Sekali dianggap berbeda tetap berbeda ya. Aku ya aku.. Kalian ya kalian, dan itu bukan milik kalian itu punyaku!”

1 mei 2012
“Mengapa aku berbeda, apa yang salah dengan ini semua, tidakkah kita sama, mengapa seolah–olah ada pembatas yang begitu tebal. Fisik kita tiada beda, kita bernapas dengan udara yang sama. Tapi mengapa kalian tidak memperlakukanku sama. Apakah kalian merasa sangat jijik dengan diriku, apakah kalian merasa sangat terganggu dengan keberadaanku. Setidaknya sapalah aku, senyumlah padaku, atau ku mohon jangan menghindar ketika ada aku. Aku sama dengan kalian, aku sama. Bahkan semut pun akan saling menyapa pada saat bertemu, atau bahkan mereka masih bisa bersenda gurau saat bersama-sama mengangkat beban yang ratusan kali lebih berat dari mereka. Mengapa kita tidak bisa, apa yang salah dengan kita,”

1 mei 2012
“Ibu, aku kangen. Aku datang ke tempat Ibu ya,”

Itu tulisan terakhir yang ia buat, semoga kamu tenang di sana. Namun ada yang aneh, novel, ke mana novel yang ia buat. Novel itu tidak aku temukan di mana pun di rumahnya. Beberapa hari setelah kejadian muncul sebuah pengakuan dari seorang novelis ternama tentang novel terakhir ciptaannya, ia mengaku itu bukan hasil karyanya namun merupakan hasil karya seorang gadis belia, ya sang gadis yang telah menulis novel itu. Kini namanya dikenal dengan kisah yang begitu imajinatif dalam novelnya dan dikenal karena kisah pilu di balik novel itu.

The End

Cerpen Karangan: Wied Hanif
Facebook: Wiwid Haniffudin

Cerpen Novel Ku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Gimin

Oleh:
Ketika Gimin sedang bermandi keringat menggenjot sepeda berkaratnya, teman-temannya sudah berdoa di dalam kelas. Pak Ahmad pun sudah berada di dalam ruang kelas 5 akan segera memulai pelajaran jam

Goodbye My Friend

Oleh:
“Duh besok adalah ulang tahunnya Reina lagi aku sampe lupa, hem.. mau ngado apa yah?, aha ngado buku diary aja dia kan suka nulis” ucapku panjang lebar, oh iya

Pengkhianatan Sang Sahabat

Oleh:
Pagi pagi sekali aku terbangun dari tidurku, jam menunjukkan pukul 5 pagi. “Hmm, waktunya shalat Subuh” gumamku. Aku pun beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi. Setelah itu aku

Pukul 15.00

Oleh:
“kau tetap temanku, walau dirimu tak menganggapku ada.” Mata Vina melihat langit-langit kamarnya setelah terbangun dari mimpi buruknya, peristiwa dimana dirinya melakukan dialog terakhir dengan salah satu temannya, Syifa.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *