Penyesalan di Penghujung Senja

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Penyesalan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 27 June 2015

Namaku Yuni, saat ini usiaku 17 tahun, aku seorang mahasiswa di kampus X. Kehidupanku nyaris sempurna, aku punya keluarga yang bahagia dan teman-teman yang baik. Semuanya berubah sejak aku mengenalnya. Ya dia, Vian. Dia mengubah segalanya dalam hidupku.

Vian resmi menjadi kekasihku di hari ulang tahun Ira, sahabatku, 14 febuari. Karena ulang tahun Ira bertepatan dengan valentine day maka party hari itu sampai malam. Aku pulang dalam keadaan mabuk dan Vian yang mengantarku.

Entah bencana apa malam itu, Vian tidak mengantarku pulang, tapi ia malah mengantarku ke vilanya dan di sanalah hal yang paling tidak diinginkan terjadi. Aku baru tersadar keesokan harinya ketika mentari pagi menampakan sinarnya.

Ibuku selalu bilang bahwa ‘kebanggaan seorang wanita bukan karena banyak orang yang menghormatinya tetapi karena ia mampu menjaga kehormatannya.’ dan aku gagal. Karena kesalahan itu aku pun hamil, orangtuaku sangat syok, mereka pun sakit dan meninggalkanku untuk selamanya.

Sakit sekali rasanya memperjuangkan anak ini dari rahimku tanpa didampingi ibuku. Terlebih lagi laki-laki yang tidak bertanggungjawab itu entah di belahan bumi mana.

Suara bayi pun pecah dalam ruangan bersalin, bayi perempuan itu ku beri nama Dian, yang berarti cahaya. Aku berharap dia bisa menerangi langkahku kelak.

Dan kini aku seorang diri merawat dan membesarkan putriku. Dan setiap senja datang, penyesalan itu selalu menghantuiku. “Tuhan, tuntun setiap langkahku, aku titip hidupku dalam ketentuan-Mu.”

Cerpen Karangan: Megie Bisay
Blog: mbisay.blogspot.com
Megie Bisay, saat ini usiaku 18 tahun, seorang mahasiswa di sebuah universitas negeri di papua barat. Hobbyku menulis. Kalian bisa menghubungiku di megiearonggear[-at-]yahoo.com atau mbisay.blogspot.com

Cerpen Penyesalan di Penghujung Senja merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Hanya Dengan Senyuman

Oleh:
Pagi yang cerah, gadis imut itu membuka pintu rumahnya. Dilihatnya, sekeliling rumah yang tampak asri, seulas senyum tak pernah hilang dari wajah mungilnya. “Namanya April.” kata seorang ibu memberitahu.

Clouds

Oleh:
Hari ini terlihat hujan yang sangat deras. Jalananpun basah olehnya dan daun daun pun juga basah. Hari ini cuaca memang sangat tidak mendukung, meski begitu aku tetap berniat mengunjungi

Penyesalan yang Tak Berarti

Oleh:
Hari-hari seperti biasanya dan tidak ada yang berubah. Seperti biasa, setiap sore aku habiskan waktu untuk bermain sepeda bersama teman-teman seusiaku. Maklumlah, pada saat itu bersepeda sore sedang nge-trend

Alea

Oleh:
Cahaya mentari telah menyinari pagi ini, kabut dingin pun perlahan menghilang, hanya tertinggal tetesan embun di pucuk dedaunan itu. Alea bangkit dari tidurnya, ia merasa mungkin ini sudah pagi.

Kisahku

Oleh:
Seingat aku waktu itu umurku 13 tahun. Dimana aku baru saja beranjak dewasa, masa dimana seseorang sedang mencari jati diri mereka yang kebanyakan dihabiskan tuk belajar ataupun hang out

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *