Surat Terakhir Dari Sahabat

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 5 June 2013

Hari ini adalah hari dimana sahabatku Rena pindah sekolah. Dia akan pindah ke Australia karena mengikuti pekerjaan papanya. Di saat itu aku sedang duduk dengan Rena berdua di ruang kelas
“Ren, apa kamu akan benar-benar pindah sekolah?” Aku bertanya.
“Iya aku akan benar-benar pindah” Jawab Rena.
“Tapi kamu akan meninggalkanku sendiri disini” Jawabku lagi dengan sedih.
“Aku tahu Mitha. Aku juga berat meninggalkanmu karena kamu sahabatku satu-satunya” ucapnya lagi.
Aku hanya bisa tersenyum. karena Rena adalah sahabat baikku. Kemana pun pergi kita selalu bersama.
“Tenanglah jangan bersedih, walau pun kita jauh kita tetap menjadi sahabat. Dan aku janji akan mengirim surat tentang kabarku disana. Jadi, kamu gak perlu sedih lagi” Ucapnya menenangkanku.
“Janji ya” Ucapku sambil melingkarkan jari kelingking.
Rena pun mengangguk. Kini saatnya Rena berpamitan kepada guru dan teman-teman.
Dari sini aku tidak kuat menahan air mataku lagi hingga aku menangis.
“Selamat tinggal sahabatku. Jangan lupakan aku ya” Ucap Rena menghampiriku.
“Aku takkan pernah melupakanmu sampai kapan pun” Jawabku sambil tersenyum.
“Jangan nangis ya sahabatku” Ucap Rena sambil mengusap air mataku.
“Iya asalkan kamu selalu mengabariku” Jawabku.
“Selalu” Jawabnya singkat.

Akhirnya Rena pun pergi. Dia di bawa oleh mobil. Di saat itu aku menangis karena sahabatku pergi.
“Jangan lupakan aku ya” Teriakku sambil melambaikan tangan.

Kini hari pertama sekolah tanpa ada Rena sahabatku. Biasanya kami selalu kejar-kejaran di lapang. Kini hanya bayangannya saja.
Di hari pertama ini aku sangat sedih karena tanpa adanya Rena. Aku pulang ke rumah dengan lesu. Semangatku berkurang tanpa ada Rena.
Aku pun terdiam duduk sendiri di halaman rumah. Aku sangat sedih sekali. Hatiku menangis karena Rena tidak ada di sisiku.
“Kenapa Rena tidak mengabariku? Apakah dia sudah melupakanku?” Ucapku kesal
Dan aku pun melihat kotak surat yang ada di depan rumahku. Aku menghampirinya barangkali ada surat dari Rena. Aku pun melihat. Aku terkejut ternyata Rena tidak melupakanku. Aku langsung membawa surat itu ke kamar dan membaca isi surat itu

To: Mitha
Haii.. Apa kabar sahabatku? Semoga kamu baik-baik saja disana ya. Sekarang kamu lagi ngapain? Aku kangen banget sama kamu. Aku janji gak akan lupain kamu walau kita jauh. Buktinya aku janji ngirim surat ke kamu. Sekarang kamu harus janji jangan sedih lagi Okeee… Sekian dulu ya nanti ku sambung lagi. Laff Youu Mitha
Sahabatmu,
RENA

Setelah mendapatkan surat itu hatiku senang. Dan aku janji tak akan sedih lagi.
Kini hari-hariku senang karena tiap hari aku mendapatkan surat dari Rena. 10 hari berturut-turut aku mendapatkan surat dari sahabatku Rena.

Hari ini sepulang sekolah aku mengecek kotak surat, tetapi tidak ada satu surat pun dari Rena. Tapi aku maklumi mungkin Rena sedang sibuk.
Sampai akhirnya sudah 3 hari Rena tidak mengirim surat.
“Kenapa sampai saat ini Rena tidak mengirim surat untukku? Apakah dia lupa denganku?” Aku pun bertanya-tanya.
Hingga sekarang sudah 5 hari Rena tidak kunjung mengirim surat. Aku mulai kesal dan benci dengan Rena karena dia sudah melupakanku.

Keesokan harinya, Mamaku mengetuk pintu kamarku pagi-pagi sekali. Aku pun masih dalam keadaan ngantuk. Aku pun membuka pintu dan berkata.
“Ada apa Ma? Inikan masih pagi dan aku masih ngantuk!” Jawabku.
“Ada yang perlu Mama sampaikan. Ini sangat penting sekali” Jawab Mamaku dengan raut muka sedih.
“Memang ada apa?” Tanyaku bingung dengan penuh penasaran.
“Mama harap kamu jangan kaget. Barusan Mama mendapat kabar dari papanya Rena. Kalau Rena …” Jawab Mama terpotong.
“Rena kenapa Ma? Jawabku memotong pembicaraan Mama.
“Re… Re.. Rena.. Meninggal dunia” Jawab Mama sedih.
Dari sana ketika aku mendengar Rena meninggal dunia serentak membuatku kaget dan tidak percaya.
“Hahaha .. Mama ini ngomong ada-ada saja” Jawabku tidak percaya”
“Sayang, Mama tahu Rena adalah sahabat baikmu. Tapi ini bukan lelucon. Rena benar-benar meninggalkan kita semua. Dan ini ada surat dari Rena yang baru sampai. Coba sekarang kamu baca” Jawab Mama dengan lembut dan memberikan surat itu padaku.
“Apa ini benar Ma?” Jawabku dengan mata berkaca-kaca sambil mengambil surat itu.
Mama hanya mengangguk dan tersenyum padaku dan aku pun mulai membaca isi surat itu.

To : Mitha
Hallo sahabatku, apa kabar? Semoga sehat ya. Maaf aku baru kirim surat lagi ke kamu sekarang. Maaf banget ya Mitha. dan alasannya aku mengirim surat sekarang karena hari ini aku akan melakukan operasi. Kamu pasti tidak tahu aku akan melakukan operasi. Maafkan aku Mitha selama kita bertahun-tahun bersahabat, kamu belum tahu tentang penyakitku. Aku mempunyai kanker otak dan itu sudah parah. Maafkan aku Mitha aku tidak bisa berbicara langsung ke kamu tapi aku menggunakan surat ini. Maafkan aku Mitha, aku tidak pernah bercerita dan terus terang karena aku tidak mau sedih dan aku pergi ke Australia bukan untuk bersekolah tapi juga untuk mengobati penyakitku. Maafkan aku Mitha menyembunyikan dari kamu. Sekarang aku akan melalukan operasi. Aku menyempatkan diri untuk menulis surat ini karena aku sudah berjanji akan selalu mengirim surat untukmu. Aku minta doanya ya semoga operasiku lancar. Dan jika aku pergi tolong ikhlaskan aku karena aku gak mau lihat kamu sedih. Jika aku pergi untuk selamanya maafkan aku tidak bisa mengirim surat lagi untukmu. Dan maafkan semua kesalahanku. Jika aku benar-benar pergi pesan terakhirku jangan pernah bersedih lagi ya dan simpan surat ini sebagai kenangan terakhir sekaligus surat terakhir dariku. Jika aku tak bisa membuka mataku lagi. Dan yang perlu kamu tahu kamu akan tetap berada di hati kecilku selamanya ..
Sahabatmu,
RENA

Cerpen Karangan: Indah Claradiva
Facebook: Indah Claradiva
Usia: 12 th

Cerpen Surat Terakhir Dari Sahabat merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Maafkan Aku, Lyla

Oleh:
Namaku Alice Crousty, lebih akrab dipanggil Alice. Aku mempunyai Adik berumur 5 tahun bernama Lyla Crousty. Bagiku, Lyla adalah anak yang sangat mengganggu setiap waktuku. Dia sangat sering bertanya

Beautiful Dream in Paris

Oleh:
“Apa?? Liburan ke Paris?” Tanyaku tak percaya saat mendengar pernyataan Papa yang menginginkan aku liburan ke Paris, Perancis. Mataku membulat dan tidak berkedip untuk beberapa detik, mengingat Paris bukanlah

Sebuah Rumah di Bawah Jembatan

Oleh:
Hari itu hujan deras mengguyur kota, membawa udara dingin dan menggugah rasa malas untuk berangkat sekolah. Langit masih kelabu dan jam dinding menunjukkan pukul tujuh pagi, biasanya lonceng upacara

Ini Berguna Walaupun Tidak Ikhlas

Oleh:
“Wouw… dance … asolole ” Ucap Jojo sambil terus menari, di pegangnya handphonenya yang mendendangkan lagu kesukaannya, dengan satu gerakan, Jojo pun mulai bergoyang ala Inul Daratista, membuat orang-orang

Clouds

Oleh:
Hari ini terlihat hujan yang sangat deras. Jalananpun basah olehnya dan daun daun pun juga basah. Hari ini cuaca memang sangat tidak mendukung, meski begitu aku tetap berniat mengunjungi

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Surat Terakhir Dari Sahabat”

  1. alvi sahputra says:

    Cerita nya bkin sedih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *