Tabungan Perdamaian

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Bahasa Sunda
Lolos moderasi pada: 8 May 2013

Syahla terlihat menunggu keputusan dari Nini. Nini sedang marah dengan Syahla. Karena masalah sepele saja, Syahla disalahkan. Tapi, Syahla tetap sabar dan tabah. “Aduuh.. Ya Allah, berilah aku kesempatan untuk meminta maaf kepada nini. Amiin.. “do’a Syahla seraya mondar-mandir di kamar mandi yang di kunci. “Sampai kapaan coba aku di kurung?” tanya Syahla kesal. Tangan Syahla terlihat mengepal. Mungkin, emosi jiwa amarah Syahla makin naik dan tingkat tinggi. Perasaan ragu-ragu menghantui Syahla.

“SYAHLA.. NINI PUTUSKAN, ENGKE MALEM TIDUR DI KANDANG EMBE!” teriak Nini memakai bahasa campuran. Keringat dingin telah bercucuran. Matanya telah berkaca-kaca. Ceklek… Syahla membuka pintu kamar mandi. Namun, kamar mandi belum di buka oleh Nini. Syahla tak kuat untuk mengungkapkan hati kecilnya. “La.. Syahla, sok atuh, jig ka buruan” suruh Nini sembari membuka kunci pintu kamar mandi. Syahla keluar dengan wajah yang menunduk. Tapi, Nini tegas. Tidak merasa iba sekalipun kepada Syahla, cucu semata wayangnya.

Syahla keluar kehalaman. Dag.. deg.. dig.. dug.. jantung Syahla berdegup kencang. Dengan hati yang terpaksa, Syahla memasukki kandang domba. Bau semerbak yang mencolok. Bulu-bulu domba terlihat kotor. Kandang domba kotor kesekian kalinya. Kotor seperti tanah yang tidak karuan. Berantaknya, terlihat seperti kapal pecah yang terkena badai tsunami. Senyum sinis Nini terlihat dari kandang.

Hari sudah larut malam. Bintang-bintang bertaburan di awan langit yang membentang di alam yang terbuka. Udara semakin dingin. Hu hu hu.. hiks.. hiks.. tangisan Syahla keluar sedikit. Tiba-tiba, ada ide terbesit di otak Syahla. Tapi, ide itu cenderung dengan kata tabungan. Akhirnya, Syahla bisa tertidur pulas di kandang kambing.

Cit.. cit… anak ayam bersuara. Kukukuruyuk..! ayam membangunkan orang-orang bagaikan alarm alami. Matahari yang bersinar cerah, merambat melalui celah-celah kecil dari bagian kandang. Klek.. Syahla membuka pintu kandang dan segera berlari ke bukit. Di atas bukit, ada mata air yang melimpah di sana. Syahla pun berwudhu di sana dan shalat seadanya di sana.

Beberapa menit kemudian, Syahla kembali kerumah Nini nya. Tapi, lampu masih menyala. Mungkin Nini masih tertidur. Syahla langsung teringat pada idenya kemarin. Ia bergegas memasuki rumah Nini. Setibanya di kamar Syahla, Syahla langsung melihat ke celengan. Didekatnya ada uang tabungan yang di tabung oleh Syahla dari sejak umur 2 tahun. Kini, umurnya sudah produktif remaja. Yaitu, 16 tahun. Sifatnya seperti masih kekanak-kanakan. Mata Syahla terus tertuju oada uang tabungan Syahla yang banyak Senyuman yang indah terlihat di wajahnya. Parasnya, semakin cantik nan manis.

Dengan cepat, Syahla mengambil uang tabungan itu dan segera pergi ke kandang kambing. Di sana, Syahla sibuk menghitung uang tabungannya. Rencananya, dia ingin menaikkan haji nininya. “Argh.. terpaksa sudah. Aku harus memakai tabunganku sebagai perdamaian” gumam Syahla. Syahla meneruskan menghitung uangnya. Ternyata, uang itu 2 milyar. Syahla terbelalak kaget. Lalu, dia mendaftarkan haji.

Nini, hanya ini yang bisa aku berikan kepadamu. Mungkin, akan di susul untuk rumah dan mobil. Ah, Ini adalah tabungan perdamaian

Cerpen Karangan: Muhammad Rafid Nadhif Rizqullah
Facebook: Muhammad Rafid Nadhif Rizqullah

Cerpen Tabungan Perdamaian merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Susukan Emas

Oleh:
Aya hiji carita, di desa Legok Hanyir! Di desa Legok Hanyir teh aya susukan ageung, caina herang, susukan eta sok dianggo kagiatan mandi cuci kakus ku warga, tapi susukan

Miripis Membawa Kenangan

Oleh:
Tadi 5 jam 56 menit 45 detik yang lalu. Terjadi hujan yang debitnya tidak terlalu deras atau biasanya orang-orang nyebutnya itu hujan miripis. Akibat hal itu diriku yang terbilang

Lilis dan Iyan (Part 1)

Oleh:
“Bryan Sword. Dance is my dream, especially modern dance. Everytime i played the song, my body will follow the rhythm of it.” Tutur Bryan memperkenalkan dirinya di depan kamera,

Sebuah Penyesalan

Oleh:
Bogor, Rumah Sakit PMI, Selasa 18 September 2012, 03.25 WIB “Mah, bangun Mah…! Jangan tinggalkan Angga sendiri! Angga belum siap ditinggal Mamah! Angga janji kalau Mamah bangun, Angga akan

Makanya Cari Bukti Dulu Donk

Oleh:
“Ihsan… Ihsan..” panggil ade. “Kunaon de?” jawab ihsan sambil menoleh. “Sore jadi moal urang latihan silat teh san?” tanyanya masih dengan nada ngos-ngosan. “Hayu wae dimana cenah?” “Di cimenteng

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *