Arya Al Jauhariyah
Kumpulan cerpen karangan "Arya Al Jauhariyah" , Total diketemukan sebanyak 5 cerita pendek
Untuk mencari cerita pendek (Cerpen) berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini!
Bersama Mengabadikan Kebahagiaan, Berkumpul Mengutarakan Peraasaan
Cerpen Kiriman: Arya Al Jauhariyah | Lolos Moderasi Pada: 29 October 2012Waktu untuk mengunjungi hewan-hewan pun dianggap oleh Wati, sang ketua rombongan, telah usai. Ia segera menginstruksikan teman-temannya untuk mengadakan kegiatan sharing. Namun salah satu dari mereka mengusulkan untuk berfoto bersama dan mengambil tempat di sebuah tangga tanah buatan yang » Baca lanjutan ceritanya...
Kekeluargaan, Kebersamaan, Kesempatan Mengabadikan
Cerpen Kiriman: Arya Al Jauhariyah | Lolos Moderasi Pada: 29 October 2012Hamid segera kembali ke tempat dimana ia berangkat semula. Namun di tengah jalan, teman-temannya justru tidak berada di situ, melainkan di sebuah sisi jalan yang nampak teduh dari kejauhan. Mereka memanggil-manggil namanya sambil menunjuk mobil mereka yang agaknya jauh » Baca lanjutan ceritanya...
Kenyataan yang Pahit: Mengapa Harus Tertunda?
Cerpen Kiriman: Arya Al Jauhariyah | Lolos Moderasi Pada: 28 October 2012Hari terlihat sedikit gelap, meskipun langit masih cerah, awan masih putih dan waktu belum menunjukkan tanda-tanda senja, tetapi teman-teman Hamid justru menyimpulkan bahwa sebentar lagi akan hujan atau senja akan tiba. Ditambah lagi dengan semakin sepinya pengunjung ditempat wisata » Baca lanjutan ceritanya...
Hati Kecil yang Tertinggal
Cerpen Kiriman: Arya Al Jauhariyah | Lolos Moderasi Pada: 28 October 2012Ahsan menarik nafas sejenak, membuangnya seketika. Hatinya masih tampak labil meski ia sudah berusia kepala dua. Serta-merta ia masih teringat peristiwa tak terlupakan 5 tahun lalu saat ia diseret dari rumah temannya, menaiki mobil bak terbuka yang dikemas sedemikian » Baca lanjutan ceritanya...
Mendung di Akhir Senja
Cerpen Kiriman: Arya Al Jauhariyah | Lolos Moderasi Pada: 8 October 2012Malam ini, entah mengapa, Hamid merasakan kantuk yang teramat sangat. Bagai semburan radiasi TV yang tiada habisnya tatkala dihidupkan. Ia sedikit memaklumi, ia belum tidur pada siang ini. Waktunya tersita oleh kegiatan berniaga di Madrasah, 100 meter dari rumahnya, » Baca lanjutan ceritanya...