Bambang Winarto
Kumpulan cerpen karangan "Bambang Winarto" , Total diketemukan sebanyak 29 cerita pendek
Untuk mencari cerita pendek (Cerpen) berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini!
Susuk Pemikat
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 28 May 2023Jika ada orang yang bertanya “Gina siapa orang yang paling kamu benci.” Maka secara spontan aku akan jawab “Jajang.” Ya…, Jajang, suamiku sendiri. Suami yang tega menjual istrinya sendiri sebagai pel*cur. Sadis bukan? Aku kawin dengannya ketika masih umur » Baca lanjutan ceritanya...
Cinta Yang Tertunda (Part 2)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 19 March 2023Pembangunan di Batam dilakukan secara besar-besaran sesuai arahan dari Bapak BJ, Habibie. Batam akan dijadikan seperti Singapura, kota industri, perdagangan dan sekaligus wisata. Konsep yang dikembangkan Pak Habibie sebenarnya sangat sederhana, menerima limpahan investasi dari Singapura. Jarak Singapura dengan » Baca lanjutan ceritanya...
Cinta Yang Tertunda (Part 1)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 19 March 2023Kala itu tahun 1970 an. Sehabis sholat subuh, seperti biasa aku bergegas menuju stasiun kereta api Weleri. Sekitar jam 05.30 kereta api ekonomi “Bintang Malam” dari Jakarta memasuki stasiun. Surprise, kereta api tepat waktu, biasanya selalu terlambat dari beberapa » Baca lanjutan ceritanya...
Perempuan Di Dinding Truk (Part 2)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 22 November 2022Satu minggu, waktu yang terasa lama. Setiap saat ia selalu membuka WA, berharap ada berita darinya atau satpamnya. Hari kelima ia menerima WA dari satpam Taman Firdaus yang memberitahu kalau pada hari ketujuh Ginah akan menelepon, kira-kira jam 09.00. » Baca lanjutan ceritanya...
Perempuan Di Dinding Truk (Part 1)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 22 November 2022Perlahan mentari menuju ke peraduan setelah seharian memberikan kehangatan. Keindahan senja dengan warna jingganya telah berganti dengan keindahan sinar bulan dan kelap-kelipnya bintang-bintang. Dengan tambahan penerangan lampu petromax, Wawan pemilik bengkel mobil, masih mengawasi Ujang, Udin dan Dadang yang » Baca lanjutan ceritanya...
Badai Belum Berlalu (Part 2)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 2 November 2022Sejak sore aku sudah berada di rumah sakit bersalin, ingin menemani Mas Arfan yang sedang menunggu Mbak Dewi. Namun, bangku yang disediakan telah penuh dengan para lelaki, para suami, yang istrinya sedang mempertaruhan nyawa demi kelahiran bayi akibat perbuatannya. » Baca lanjutan ceritanya...
Badai Belum Berlalu (Part 1)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 2 November 2022Persahabatku dengan ARFAN kala di SMA demikian dekatnya, dimana ada Arfan disitu juga aku berada. Orangnya tinggi, berotot, putih kekuningan, punya hidung agak mancung, rahang persegi, dan rambutnya cepak. Wajah mirip orang timur tengah, orangtuanya mempunyai toko serba ada » Baca lanjutan ceritanya...
Matinya Hantu Pocong
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 11 October 2022Juno sangat antusias sekali mengikuti pendaftaran sebagai WAKER di KPH Randublatung, syaratnya sangat mudah, lulus minimal SLTP dan pernah mengikuti bela diri. Ia sangat yakin diterimanya, karena kedua syarat tersebut melekat pada dirinya. Badannya cukup kekar, pernah berguru ilmu » Baca lanjutan ceritanya...
Perempuan Berkaos Kuning
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 23 September 2022“Ayo…, Bowo kita “jajan”, banyak pendatang baru. Jangan khawatir, nanti aku yang bayar.” Kata Bima. “Bowo , mumpung belum nikah, “jajanlah” sepuasnya. Kalau sudah nikah cukup dengan istrinya saja.” Kata Bima menambahkan. Memang Bima suka “jajan”. Dengan gaji yang » Baca lanjutan ceritanya...
Dua Sahabat (Part 2)
Cerpen Kiriman: Bambang Winarto | Lolos Moderasi Pada: 14 September 2022“Pak Polisi tolong borgolnya dilepas sebentar saja, saya ingin memeluknya.” Pak Polisi membuka borgolnya setelah memperoleh isyarat dari Pak Kapolsek. Mereka bertatapan mata, dan secara bersamaan mereka maju berpelukan. “Jono!” “Juno! Ma’afkan aku.” “Jono, engkau tidak salah, engkau telah » Baca lanjutan ceritanya...