Oan Wutun

Kumpulan cerpen karangan "Oan Wutun" , Total diketemukan sebanyak 9 cerita pendek

Untuk mencari cerita pendek (Cerpen) berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini!

Menara Kartu

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 16 May 2014
Dureng (1) yang terjadi dua minggu terakhir membuat keadaan kampung menjadi tak karuan. Dedaunan, ranting, dahan, bahkan batang pohon berserakan di mana-mana. Meski hujan angin telah berakhir dua hari lalu, aktifitas warga belum juga kembali normal. Masih banyak warga » Baca lanjutan ceritanya...

Seperti Mentari

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 16 May 2014
Tiga ratus lima puluh delapan… tiga ratus lima puluh sembilan… tiga ratus enam puluh… tiga ratus e.. “Demikian akhir ceritanya. Untuk mengenang kisah cinta mereka, mentari berjanji akan terus bersinar agar bulan pun tetap bersinar,” kau selesaikan dongengmu yang » Baca lanjutan ceritanya...

Di Terminal

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 17 May 2013
Minggu lalu, di terminal, aku menunggu truk mau pulang kampung. Siang itu memang panas sekali. Tampak bukan hanya penjual asongan yang kepanasan. Barang-barang dagangan mereka pun tampak kepanasan. Mereka sama-sama berdesak-desakkan di bawah naungan pohon asam di pinggir terminal. » Baca lanjutan ceritanya...

R.I.P

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 12 May 2013
Kau terbang menghampiriku. “Sendiri?” tanyamu. Aku menggelengkan kepala, tidak mau menjawab, maksudku. Tetapi sepertinya kau salah mengerti. “Ooo. Di mana sahabat-sahabatmu?” Sebenarnya kamu siapa? Untuk apa menanyakan sahabat-sahabatku? Pergilah. Aku ingin sendiri. Ku tak ingin seorang pun mengganggu, tidak » Baca lanjutan ceritanya...

Bukan Orang Gila

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 6 May 2013
Senja menjelang malam. Di punggung bukit ini mentari bersandar. Bias cahayanya lembut mewarnai langit barat. Sadar atau tidak sadar bias cahaya itu telah mengubah wajah bukit sandaran matahari ini jadi sebuah fenomena: tentang perubahan sebuah lukisan realis yang tanpa » Baca lanjutan ceritanya...

Aksara Tak Bisu

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 6 May 2013
Bukit itu terlalu sunyi untuk di katakan wajar. Setelah dipersilahkan masuk ke rumah orang tua itu, aku duduk pada kursi di ruang tamu. Ia meraih sebungkus tembakau kasar. Disodorkannya tembakau itu di meja, beserta kertas dolar untuk melinting tembakau. » Baca lanjutan ceritanya...

Orang Gila dan Sebuah Nama

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 29 April 2013
Sering aku memilih untuk tersenyum dan tidak menangis, sebenarnya hanya karena aku tak dapat menjelaskan mengapa aku ingin menangis. Tak jarang aku memilih untuk diam dan tak bercerita, hanya karena aku tak yakin kalau masih ada alasan bagiku untuk » Baca lanjutan ceritanya...

Mosaik

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 29 April 2013
Diam-diam, Che merobek selembar kertas dari buku Matematikanya. Diraihnya pensil kayu yang sedari tadi tergeletak diam di atas meja. Pensil itu di putar-putar di sela-sela jarinya. Seperti ada jiwa yang terbangun dari tidur panjang dalam pensil itu, perlahan-lahan namun » Baca lanjutan ceritanya...

Kamis 19 April 1956

Cerpen Kiriman: | Lolos Moderasi Pada: 25 April 2013
Di lembah ini, tak ada yang hendak menghitung hari detik demi detik. Di celah bebukitan ini, orang tak berpikir untuk berlari mengejar waktu menit demi menit. Alasannya sederhana: waktu di sini hanyalah pagi, siang, senja dan malam. Tak lebih. » Baca lanjutan ceritanya...