Ronaldus Heldaganas
Kumpulan cerpen karangan "Ronaldus Heldaganas" , Total diketemukan sebanyak 10 cerita pendek
Untuk mencari cerita pendek (Cerpen) berdasarkan kata kunci tertentu, Kamu bisa gunakan Kotak pencarian di bawah ini!
Ruteng; Kutemukan Rumah Istimewa
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 7 May 2023Seisi kota terlilit ikatan musim hujan yang tinggi. Jalan raya dipenuhi dengan teduhan-teduhan hangat pondok gede. Terdapat jutaan payung dengan berbagai motif yang menarik, bak seperti langit yang dipenuhi bintang. Hujan deras melanda kota, namun meskipun demikian, Ia tetap » Baca lanjutan ceritanya...
Secuil Kertas untuk Gadisku
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 9 April 2023Rak buku minimalis di kamarku terlihat rapi meskipun ukurannya cukup mini. Hampir semua buku yang ada di dalamnya merupakan hasil karya dari para sastrawan ternama, kecuali secuil kertas yang sempat kuisi dengan rentetan diksi-diksi untuk dirimu. Selembar kertas itu » Baca lanjutan ceritanya...
Surat Singkat Dari Kedai Kopi
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 9 April 2023Kala itu hujan mengguyur kota tua. Suara-suara berdendang mencekam atap kedai di samping kampus Unika St Paulus. Genangan air di jalan raya terlihat sangat menarik dipandang mata. Ditengah hujan itu, ada seorang gadis berparas cantik, lagi duduk termenung di » Baca lanjutan ceritanya...
Januari Ku Menantimu
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 19 March 2023Bulan Desember mendatang di sisi kota seribu Gereja. Masa-masa indah yang terlewati dalam kurun waktu setahun telah berlalu. Sebentar lagi lonceng berdentang di ujung menara rumah Tuhan, tanda Natal telah tiba. Ada yang rindu rumah dan ingin pulang dari » Baca lanjutan ceritanya...
Melepaskan Segala Siksaan Rindu yang Membelenggu Dirimu di Kota Seribu Gereja
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 8 November 2022Jarak bukan lagi hal yang menjadi penghalang bagi kita yang masih bergejolak pada asmara. Di awal September lalu kita terpaksa berlabuh di kejauhan. Engkau berusaha meraih mimpi di kota seribu Gereja, sedangkan aku melangkah perlahan di kota panas dan » Baca lanjutan ceritanya...
Penantianku Berujung Penyesalan
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 14 October 2022Pagi buta diterjang fajar, di celah tirai jendela menembus kamar. Membangunkanku disaat mimpi masih tertatih dalam imajinasi. Tak sedikit pun suara kudengar, sepertinya alam memilih membisu dari semestanya. Sedikit kecewa ketika mimpi pagiku diterjang. Berharap disambung dengan episode baru, » Baca lanjutan ceritanya...
Maaf Jika Tak Menyelesaikan Cerita Bersamamu
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 6 October 2022Sayup malam kembali datang. Kini bayang-bayang mulai hilang karena tenggelamnya siang. Kerap kali kita datang lalu menghilang begitu saja, tanpa ada sedikitpun kabar yang menjalar di setiap chatingan. Waktu itu, hujan datang terlalu cepat. Sekitar jam 11:15 siang, ia » Baca lanjutan ceritanya...
Manggarai dan Jogja; Antara Rindu dan Penantian
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 2 October 2022Namanya Ningsih, gadis cantik rupawan yang berasal dari Manggarai. Tak ada sama sekali di benaknya bahwa Ia akan kuliah di tanah Jogja. Setelah lulus dari SMK, Ia dengan pilihannya sendiri ingin kuliah di tanah Jogja. Meninggalkan orang-orang terdekat merupakan » Baca lanjutan ceritanya...
Aku Cemburu Pada Pintu Rumahmu Yang Selalu Setia Saat Menunggumu
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 27 September 2022Sore menyapa di sudut kota seribu Gereja. Panas dikubur oleh hadirnya angin di kota dingin itu. Di bilik tirai jendela aku menatap wajah seorang dara. Wajah yang selalu saja memberi warna di setiap panorama senja. Ia selalu setia menemani » Baca lanjutan ceritanya...
Kopi Dengan Sebaris Puisi
Cerpen Kiriman: Ronaldus Heldaganas | Lolos Moderasi Pada: 21 September 2022Sore itu, awan kelabu mengadu pada alam yang membeku. Hujan merebak menikam bumiku. Pagi sekali aku bangun, jam 04:05 mata mulai terbuka namun telingga masih marah pada suara-suara yang mencengkam. Perlahan aku menggerakan kaki melangkah ke depan, buka jendela » Baca lanjutan ceritanya...