Baiknya Begini

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 16 May 2016

“Sudah cukup Han, pikirlah apa yang membuatku seperti ini. Pikir!” Aku berdiam diri menatap langit-langit yang seakan ikut menghakimiku.
“Berkali-kali aku katakan padamu, tak usah menghubungi wanitamu itu lagi.” Sesekali isakan Emmy menghujamku.
“Tidakkah kamu ingin melihatku bahagia tanpa harus mengingat wanitamu itu.” Ini kali kelima Emmy membuang tisu bekas hujan di matanya.
“Han, kenapa kamu diam saja. Katakan, alasan apa lagi kamu menghubungi wanitamu itu? Apa Han?”

Emmy mengguncang-guncang tubuhku dengan menarik kerah kemejaku. Aku hanya diam. Apa yang akan ku katakan pada wanita di depanku. Wanita yang ku kenal selama 6 tahun. Wanita yang ku nikahi satu tahun. Emmy terlelap di meja kerjanya. Ku bopong badannya yang tinggi ideal itu ke kamar. Sialnya saat aku hendak memasuki pintu kamar kepala Emmy terpentok tembok dan Emmy terbangun.

“Han, sudah pulang? Apa-apaan membopongku seperti ini?”
“Oh, maafkan aku Em. Aku tidak berniat membangunkanmu. Maaf kepalamu terpentok tembok. Maafkan aku.” Ku lepaskan Emmy dari boponganku. Ku usap rambutnya yang hanya sepundak itu. “Naskahku belum selesai, kalau mau tidur duluan aja. Kopimu di ruang makan.” Emmy kembali ke meja kerjanya dan jemarinya kembali bermain di atas keyboard. “Han, aku tidak tahu sampai kapan kamu akan belajar melupakan wanitamu. Aku tidak bisa menerima ini.”

Sudah biasa aku melihat pesan semacam ini di perabotan rumah. Tiga minggu ini Emmy tidak bicara padaku. Memang, aku tidak bisa menjelaskan apa pun tentang wanitaitu. Emmy baik. Mencintaiku tulus. Bahkan di sela kesibukannya sebagai penulis, Emmy masih melayaniku layaknya istri teladan. Tapi untuk mencintainya hati ini begitu tipis. Rentan. Bukan mengkhianati ketulusan Emmy. Bukan juga karena Popi. Wanita yang ku cintai sebelum Emmy. Trauma dikhianati yang membuatku seperti ini. Aku pernah sangat mencintai wanita. Sangat mencintainya. Tapi wanita itu bermain di belakangku dengan pria lain. Sejak saat itu aku merentangkan jarak dengan wanita mana pun.

“Han, Aku pergi sementara waktu. Ada revisi novel yang harus ku selesaikan dengan mbak Ambar. Bekalmu ada di meja makan. Kopimu sudah ku siapkan tinggal menyeduhnya saja.” Ku dapati tulisan tangan Emmy yang ditempel di pintu kulkas. Ya Tuhan, mimpi apa Emmy ku ini mendapatkan suami seburuk aku.
“Emm, aku ingin bicara. Bukan membaca. Kamu bisa menulis untuk pembacamu di luar sana. Tapi aku bukan mereka. Aku suamimu.” Ku dudukkan Emmy di tepi kasur.
“Lalu..” Kalimat Emmy menggantung dengan dagunya mendongak kearahku.
“Wanita itu. Kamu ingat novelmu Baiknya Begini?”
“Ya.. Tentu saja. Lalu?”

“Popi pengagum rahasiamu. Pembaca setia novelmu. Saat itu dia menghubungiku ingin bertemu langsung denganmu tapi tidak berani.”
“Kenapa tidak berani? Apa karena dia masih wanitamu dan aku istrimu?” Aku menelan ludah. Begitu galaknya wanita yang ku nikahi. Bahkan aku baru sadar matanya melototiku.
“Bukan Em, dia takut dengan galakmu. Karena dia pernah mendengar amukanmu saat aku meneleponnya tempo hari.” Ku lihat Emmy sedikit mengatur napas.
“Aku bukan tidak mencintaimu. Atau masih mencintai Popi.”

“Lalu apa Han, kenapa kamu memberi teka-teki seperti ini padaku?” Emmy kembali memandangku melotot.
“Aku trauma Em. Aku trauma dikhianati. Meski kamu sedikit pun tidak pernah melukaiku. Bukankah seseorang terkadang bisa memaafkan tapi sulit melupakan dan menyembuhkan luka menganga yang ditorehkan oleh pengkhianatan itu? Coba kamu bayangkan Em.” Ku raih tangan Emmy, ku genggam sekuat-kuatnya. Ku lihat pekatnya mata istriku ini.

“Han, apa kamu tidak percaya padaku selama ini?” Pekat itu kemudian berubah menjadi butiran-butiran kecil membasahi pipi Emmy.
“Bukan. Bukan Em. Tapi sulit ku jelaskan padamu. Apa sejauh ini kamu merasakan aku tidak mencintaimu? Apa sejauh menikahimu aku mengkhianatimu? apa aku menyakitimu Em?” Emmy terdiam. Tersungkur di lantai. Butiran-butiran itu bukan lagi di pipi.
“Em, aku mencintaimu. Jangan lagi salah paham. Popi tidak lebih hebat darimu yang mampu menjaga hati dan kehormatannya untuk laki-laki yang mencintainya.” Ku dekapkan wajah istriku itu di pelukanku.

“Maafkan aku Han, aku tidak cukup pintar menahan ego dan emosiku. Aku tidak bisa menempatkan cemburu yang seharusnya. Maafkan aku Han.” Emmy memelukku erat masih dengan tangisnya. Segera ku cairkan suasana haru itu dengan menggelitik pinggangnya yang ku rasa tak lebih besar dari diameter galon di ruang tengah milik kami. Hehe.

Cerpen Karangan: Nofita Rs
Blog: Nofitars.blogspot.com
Kota Pacitan, 12 Oktober 1993.

ADVERTISEMENT

Cerpen Baiknya Begini merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Without Me

Oleh:
Semerbak cahaya matahari pagi, masuk ke celah-celah kebahagian baru yang datang menyelimuti semangat baru beserta menggantikan secercah luka dengan kedamaian. “feb, cepetan udah nunggu temannya tuh!” teriak mamaku dari

Hingga Akhir Waktu (Part 3)

Oleh:
“Assalamualaikum Kak Ramly.” ujarku membuka suasana saat itu. Aku masih lemah dan berusaha memulai keceriaan di depannya. Kak Ramly diam sejenak menatap raut wajahku yang polos dan masih lemah.

Cinta

Oleh:
Kata orang cinta itu sederhana, dimana dapat ditemukan dari tatapan lalu turun ke hati. Kata orang cinta itu rumit, serumit menentukan tujuan hidup. Kata orang cinta itu indah, saling

Akankah Indah?

Oleh:
Matahari pagi mulai mengusik tidur seorang gadis kecil, gadis itu menggeliat, tanpa sadar dia sudah membangunkan gadis lain yang tidur disampingnya, gadis itu mulai membuka matanya, ia mengerjapkan matanya

Kau Tidak Boleh Mencintaiku, Ya!

Oleh:
“Cinta itu misterius, tak ada yang tau bagaimana cinta itu datang” “Hey, boleh ya gue duduk disini” kata dia sambil senyum. Pengen bilang enggak boleh tapi enggak enak, setengah

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *