Different World (Part 2)
Cerpen Karangan: Jacqueline GodderishKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 29 August 2015
“Nes, kamu kenapa?” tanya Steve.
“enggak aku gak kenapa-kenapa” jawabku dengan nada lesu.
“Oh ya udah aku ke kamarku dulu ya. Aku mau tidur siang bentar” jawab Steve.
“oke, deh”
Sebenernya aku ini pengen nanya, apakah dia ini manusia apa bukan. Tapi kata-kata itu gak bisa keluar dari mulutku, aku gak tahu apa yang tersumbat di dalam mulutku ini. Aku sangat susah melontarkan kata-kata itu dari mulutku. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan saat ini? Aku sedang dalam keadaan dilematis saat ini, aku bingung, apakah aku harus tetap bersahabat dengan dia, atau bakalan berhenti sampai di sini aja. Tuhan tolong aku.
Siang pun berlalu, malam pun datang. Waktunya makan malam.
“Nes, kamu gak makan?” tanya Mama yang bingung dengan keadaanku saat ini.
Steve yang biasanya membujuk aku untuk ikut makan, dia kayaknya cuek. Apa dia jadi intropeksi diri ya? Ah ya sudahlah, aku gak perlu Negative Thinking gini sama dia.
“enggak ma, aku gak laper” jawabku dengan nada lesu.
“oh ya udah, kalau kamu laper, makan aja ya, Mama sisain nanti”
“iya ma, nanti aku makan kok.” jawabku lagi.
Sudah 2 jam berlalu. Aku gak melihat tanda-tanda Steve. Mama udah tidur, aku keluar kamar, dan aku ngelihat Steve udah tidur terlelap. Aku pengen curhat, tapi aku curhat ke siapa. Oh iya! Aku baru inget, aku punya diary dari Papa. Aku pengen deh curhat di situ. Oke aku ke kamarku lagi.
Aku membuka lembaran demi lembaran di diary itu. Dan aku mulai menuliskan sepatah demi sepatah kata:
Dear diary,
“Ini aku Nesa, sudah lama kita gak berjumpa. Aku ingin memberi tahu kamu tentang perasaan hatiku saat ini. Aku merasa ada yang berbeda dari Steve, aku jadi bingung sama Steve, kalau seandainya dia ini bukan manusia, kenapa dia gak ngasih tahu aku sejak dulu pertama kali aku kenal sama dia. Sebenernya kalau pun dia ngasih tahu aku, aku tetep kok masih mau temenan sama dia. Tapi kenapa jadi kayak gini. Aku jadi gak punya temen gara-gara dia. Mungkin aku ini salah seorang anak indigo yang bisa berkomunikasi dengan anak sebaik Steve.
Kalau ditanya hati ini suka sama siapa. Aku bakal bilang sejujurnya aku ini suka banget sama Steve. Aku pengen jadi pacarnya Steve, tapi Steve udah bikin aku jadi hancur gini. Steve itu anak yang bener-bener pelengkap hidup aku. Steve tuh sesosok laki-laki yang bener-bener Tampan, baik, perhatian, murah senyum, friendly lagi. Kalau seandainya aku ini bisa mengungkapkan perasaanku ke Steve, bisa saja aku ini langsung menembak Steve. Tapi apalah daya? Aku ini seorang anak perempuan yang tak punya teman, yang selalu sendirian. Dari dulu, mana ada perempuan yang mengungkapkan perasaannya duluan kepada seorang laki-laki? Gak ada kan? Aku ini lagi dalam masa-masa dilematis. Sekarang aku harus apa? Bantu aku.”
With love,
NetaniaSabrina
Netania. S
Setelah aku membuat diary itu, aku segera tidur karena keesokan harinya aku masih sekolah. Goodnight World, Goodnight Steve.
Keesokan paginya, aku langsung mandi dan langsung pergi ke sekolah. Aku melihat di kamar Steve, sudah tidak ada Steve. Mungkin karena aku kesiangan jadi dia pergi ke sekolah duluan. Aku langsung bersiap-siap dan langsung menuju ke mobil.
“Nes, kamu gak makan dulu?” kata Mama.
“enggak ma, aku buru-buru udah kesiangan nih!” jawabku.
“oh yaudah gak apa-apa. cepet, nanti telat loh!”
Pak musa langsung menjalankan mobil. Di dalam mobil, aku hanya duduk terdiam dan hanya melihat ke jendela kaca mobil. Aku hanya bisa merenung. Sesampainya di sekolah, aku tidak melihat Steve, aku gak tahu dia ada di mana. Mungkin saja dia ada di Warehouse of Friendship. Di kelas aku melihat Maudy. Aku langsung memberi tahu dan menceritakan semuanya kepada Maudy. Maudy ingin membantu aku. Dan setelah pulang sekolah, dia ingin ikut aku ke WOF. Dia ingin tahu semuanya.
“Jadi gitu, Nes ceritanya?” tanya Maudy.
“iya, aku jadi bingung sendiri sama Steve. Selama ini cuma aku yang bisa lihat Steve.”
“tenang aja, nanti aku bantuin deh”
Kata-kata Maudy masih terngiang di telingaku. Aku ingin tahu sebenarnya tentang Steve. Maudy adalah teman terbaik kedua setelah Steve. Dia yang selalu ngasih solusi kalau aku lagi kesusahan. Aku jadi pengen lebih deket sama dia.
KRING!! KRING!! KRING!!
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku segera menuju ke WOF bareng dengan Maudy. Saat aku ingin menuju ke sana. Aku melihat Gabby, Claudya dan Dania. Mereka bertiga memang musuhku dari dulu. Tiba-tiba mereka mencegatku dengan Maudy.
“Ngapain lo ke sini? Udah pulang juga, ngapain masih di sini?” tanya Gabby.
“kita cuma mau ketemu Steve, di gudang belakang sekolah. Siapa tahu dia ada di situ” jawab Maudy dengan polosnya.
“hah? Siapa kata lo? Steve? Steve siapa?” tanya Claudya dan Dania dengan bersamaan.
“Michael Stevano, udah ah minggir lo. Gue pengen cepet-cepet” jawabku.
“HAH?! Steve?! DIA KAN UDAH..” jawab Gabby. Tapi mulutnya langsung ditutup oleh Claudya dan Dania.
“jangan dikasih tahu bodoh, ntar biar dia tau sendiri” bisik dania di telinga Gabby.
“udahlah cepet minggir gue cepet-cepet nih” kataku dengan nada terburu-buru.
Aku menarik tangan Maudy dan cepat-cepat lari ke WOF. Dan aku masih memikirkan kata-kata Gabby yang barusan terucap. Aku jadi makin bingung sama Steve. Dan di sana aku langsung masuk ke dalam WOF.
“Steve! Kamu di mana?!” teriakku di dalam sana. Tiba-tiba aku ngelihat Steve dengan pakaian putih, dan dia sangat tampan saat itu. Dia membawa setangkai bunga mawar merah. Dan di situ Maudy mengaku, dia bisa melihat Steve. Dia bilang Steve sangat tampan.
“aku di sini Nes. Kamu gak perlu nyari aku lagi.” Mataku langsung berbinar-binar. Aku ingin meneteskan air mata.
“ini bunga untuk kamu. Kamu mau jadi pacar aku?” Dadaku langsung berdebar kencang, kakiku bergetar hebat, dan aku meneteskan air mata saat itu juga.
“aku ngelihat diary kamu tadi malam, maaf aku buka-buka privasi kamu. Tapi aku mau ngasih tahu sesuatu. Jadi gini ceritanya:
“Sebenernya aku ini bukan manusia lagi. Aku udah meninggal. Dulu aku meninggal karena Gabby, Claudya dan Dania. Aku dibully oleh mereka. Aku dibully karena aku ini anak Indigo, kasusku sama kayak kasus kamu. Aku cuma gak amau kamu kayak aku, aku dateng ke dunia ini buat ngelindungin kamu. Aku bunuh diri di gudang ini. Aku udah gak kuat dibully sama mereka lagi. Dan pagi-pagi Pak Wanto, tukang kebun di sekolah ini ngelihat aku dalam keadaan tewas. Aku langsung dievakuasi dan dimakamin. Sekarang aku pengen ngajak kamu ke kuburan aku. Tutup mata kamu sekarang.”
“Sekarang kamu udah di kuburan aku. Kamu mau kan jadi pacar aku? Kamu sendiri kan yang bilang, kalau aku ini tipe kamu, dan kamu mau banget jadi pacar aku. Sekarang kamu tinggal jawab, kamu mau apa enggak?”
Aku langsung meneteskan air mata, tapi aku sendiri kesal, karena setelah kedatangan dia ke dunia ini, aku jadi gak punya temen. Aku langsung lari ninggalin dia, dan aku pulang ke rumah. Aku marah banget sama dia. Kenapa dia gak ngasih tahu, kalau dia itu sebenernya bukan manusia lagi. Aku masih bingung sama dia, rasanya aku ingin berteriak di sini.
Sesampainya di rumah, aku langsung lari ke kamar, dan Maudy juga ikut denganku. Aku menangis di kamar. Aku gak tahu lagi apa yang harus aku lakuin sekarang.
“Nes, udahlah jangan nangis. Kamu gak boleh musuhin dia gitu, dia udah berusaha buat ngelindungin kamu dari mereka bertiga. Harusnya kamu berterima kasih sama dia, bukan kayak gini nes. Kamu harus cepet-cepet minta maaf ke dia.” Kata Maudy sambil menenangkan aku.
“tapi gak gini juga caranya dy, dia udah ngebuat aku jadi kayak anak buangan di sekolah. Aku udah dimusuhin karena aku suka ngomong sendiri. Aku gak suka cara dia kayak gini” jawabku sambil menangis terisak-isak.
“ya udah nes, besok kan minggu kita pagi-pagi dateng ke sana. Kamu minta maaf, dan kamu bilang kalau kamu mau jadi sahabatnya dia lagi, aku temenin deh. Malem ini aku nginep di rumah kamu ya, sekalian nemenin kamu” jawab Maudy.
“ya udah deh” jawabku dengan nada lesu.
Minggu pagi yang ditunggu-tunggu pun datang. Maudy segera membangunkan aku dari tidur, aku tidak mandi, aku langsung keluar rumah dan segera berlari ke kuburan itu. Aku tidak melihat tanda-tanda Steve di sana. aku langsung berlari ke kuburan Steve.
“Steve!! Kamu di mana? Ini aku Nesa, aku masih mau temenan sama kamu aku sayang sama kamu!! Kamu di mana steve? Tunjukin wujud kamu” teriakku sambil menangis. Maudy melihat ada surat dan bunga yang kemarin Steve bawakan untuk aku. Maudy langsung membuka surat itu dan memberikannya ke aku. Aku segera membacanya. Begini bunyinya:
Dear Nesa,
“Ini aku Steve. Maaf aku gak bisa ngelihat kamu lagi. Kita gak bisa ketemu lagi. Waktuku di dunia ini sudah habis. Aku cuma punya waktu 6 bulan di dunia ini. Maaf kalau aku belum bisa ngebahagiain kamu. Sekarang di sini aku bisa ngelihat Papa kamu. Dia bercerita segalanya tentang kamu, Nes. Aku tetep ada di hati kamu. Kita tetep sahabatan kok walau kita gak bisa komunikasi lagi. Aku sayang banget sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu. Tapi aku gak bisa lagi ngelihat kamu. Jaga diri kamu baik-baik ya. I love you, Nes.”
Love You,
Michael Stevano
Steve.
Aku membaca itu sambil meneteskan air mata setetes demi setetes. Aku simpan surat dan bunga itu di kamarku. Aku langsung memeluk Maudy. Maudy langsung menenangkan aku. Maudy gak bisa apa-apa lagi. Maudy merasa bersalah banget. Maudy juga ikut menangis setelah aku membaca surat itu. Maudy juga ikut merasakan rasa sakitnya jadi aku. Aku punya sahabat, tapi dia udah pergi untuk selama-lamanya.
Maudy bilang sendiri:
“Nes, jangan kamu sia-siain sahabat kamu. Aku gak mau kehilangan kamu. Dan jangan sampe aku kehilangan kamu. Sahabat itu emang baik, dan patut banget buat dikenang. Jangan kamu sia-siain sahabat kamu. Jadilah yang terbaik buat sahabat kamu. Jangan kamu kecewain dia, buat dia bahagia.”
Jadi mulai saat ini aku gak bakal kecewain sahabat aku, dan aku selalu bahagiain dia.
Cerpen Karangan: Jacqueline Godderish
Nama lengkap: Jacqueline Vanessa Abigail Godderish
Nama Panggilan: Jacqueline
Sekolah: Mentari International School Jakarta
twitter: @jacquelineeabi
instagram: instagram.com/jacquelinegodderish/#
I hope you’ll be my friend! hope you’ll close to me. love yaa!
Cerpen Different World (Part 2) merupakan cerita pendek karangan Jacqueline Godderish, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Kegelapan Dalam Bulan Yang Bersinar (Part 1)
Oleh: Rifki ArdiansyahSetelah berjam jam berlari memasuki hutan sambil menangis penuh amarah, rifki masih mengingat kejadian itu… Kejadian dimana dia harus kabur dari masalah yang dihadapinya dan meninggalkan sahabatnya dari kejaran
Dunia Maya Punya Cerita
Oleh: Aulia TaurezaKarena yang sekarang, akan menjadi masa lalu… Karena pertemuan hanya akan menjadi bagian dari masa lalu, Dan karena hidup tidak selalu untuk mengenang, tetapi untuk selalu memperjuangkan. Agar KAMU,
Begitulah Cinta
Oleh: Widyadewi Metta“Hey, penulis! Cinta itu apa?” Deny tiba-tiba datang dan menodong Priska dengan pertanyaan itu. Sesaat Priska terlihat kaget, kemudian wajahnya kembali tenang dan mulai menjawab. “Cinta itu kebahagiaan alami
Cats Morning Story
Oleh: Nanda InsadaniKami sebagai kucing tak suka bila harus memakan duri ikan. Ayolah, apa enaknya duri ikan? Atau tulang ayam? Itu bukan makanan, bung. Itu sampah. Sampah dari makhluk yang sombong
Celengan Hidup
Oleh: Chenny KelanikHari itu, seorang gadis tengah berbaring di kamarnya. Ia melihat-lihat sekitarnya dan ia menyadari tampak sebuah celengan babi yang tak pernah dijumpainya sebelumnya. Gadis itu menutup salah satu matanya
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply