How To Love
Cerpen Karangan: Mohamad AnggaKategori: Cerpen Cinta, Cerpen Patah Hati
Lolos moderasi pada: 23 December 2016
Perasaan cinta yang masih kupendam tentunya sulit untuk aku lupakan selama ini sayang. Apa kabarmu hari ini? semoga kau tetap bahagia dengan keadaanmu saat ini, aku yakin. Hai ini aku, aku yang saat itu menghilang seperti pecundang. Kau tahu sepertinya banyak sekali cerita yang kita lewatkan bersama.
Maafkan aku sayang ini memang salahku, keadaan saat itu memaksaku untuk menghilang darimu dan alasanya memang keliru, hanya karena aku takut kau tidak bahagia bersamaku. Dan sampai detik ini pun aku sangat menyesali perbuatanku. Kau wanita yang aku cintai, aku mencintaimu, aku bodoh saat itu. Orang lain pun tak sudi jika membaca cerita sampah seperti ini, memang cerita ini tak menarik untuk orang lain urusi.
Bodohnya aku beberapa kali aku mencoba mempertahankanmu agar tidak berpaling dariku sayang, selama ini aku hanya mempermainkanmu dan tak pernah serius pada persoalan hubungan cinta ini. Dan pada saat ini pun aku terlalu lama menyesalinya, betapa istimewanya cinta yang kau berikan padaku dan tidak ada seorang pun selama ini yang bisa menggantikan posisimu di hatiku.
Lama sudah cerita kita berakhir kandas di tengah jalan, dengan masalah yang seharusnya bisa aku atasi lebih cepat. Memang hubungan cinta ini terlalu rumit untuk aku jalani dan aku yang masih tidak percaya dengan keadaan, pada kenyataan, yang memaksaku untuk berkorban lebih. Agar dapat mempertahankanmu di sampingku sayang. karena aku tidak pernah memiliki seseorang, jadi aku tidak tau caranya mencintai.
Sayang andai saja aku dapat memutar lagi waktu, dimana pada saat itu aku masih ingat jelas. Yah benar, kau wanita yang selalu meneleponku pada malam hari bidadari yang jatuh dari kayangan yang sekedar menanyakan keadaanku dan berbagi cerita tentang hari itu.
“Hallo, angga?”
“Hallo, ini siapa yah?”
“Ih tukan, kamu nyebelin banget sih.”
“Iya sayang, ada apa? Pasti lagi kangen yah. hehehe”
“Ahhh, bete.”
Aku sudah terbiasa dengan kebiasaan resti, yang selalu meneleponku tengah malam dan itu yang membuatnya terasa berbeda dengan wanita lain, sungguh. Memang saat itu kekasihku tampak mengeluh dan ia bercerita padaku tentang dimana aku jarang sekali mengajak resti untuk bermain dan melepas rindunya bersamaku sekalipun.
“Angga aku kangen banget, kapan kamu bisa ajak aku main lagi?”
“Iya res, aku usahain nanti aku kabarin lagi yah.”
Sempat jawabanku itu memicu kesalahan yang sering aku lakukan dengan wanita yang paling aku cintai dan aku lakukan itu dengan sadar.
Hari-hari terasa membosankan karena aku membiarkanya dengan tidak bahagia bersamaku. Jujur memang aku menyadarinya dalam hati ini menjelaskan bahwa kau memang tidak siap atas apa yang terjadi nanti padanya. Bila saja saat itu aku menyadarinya dengan cepat, mungkin cerita ini akan berbeda.
Hubungan kami memang tidak jelas pada saat itu, karena aku lagi-lagi menghilang darinya, dengan waktu yang sangat lama dan alasanya pun sama. Yaitu tidak siap untuk berani sunggguh-sungguh mencintainya. Memang aku menyadari bahwa sikapku yang pemalas menjadi penyebabnya. Ini sangat menyedihkan, suatu hal yang bodoh, itu memang benar sekali. Mungkin jika aku jadi resti aku akan sangat kecewa, mungkin membencinya, bahkan tidak ingin mengenalinya lagi.
Namun rasa kecewa itu tak tampak terlihat darinya. Aku merasa bersalah sekali, banyak sekali janji yang aku ingkari. kekecewaan itu nampak terlihat jelas di pikiranku. Tapi lagi-lagi hati ini menegaskan. Aku sangat mencintainya, aku menginginkanya, apa yang selama ini dia lakukan padaku membuatku sangat nyaman denganya. Sepertinya aku harus belajar dari kesalahan itu. Yah memang aku harus belajar dari kesalahan, Sehingga aku mencoba memberanikan diri. Tapi, hati ini ragu, entahlah. apa salahnya aku mencoba segera meminta maaf padanya.
“Res ini angga, aku yang ngilang gitu aja ninggalin kamu. Aku yang sering baget bikin kamu kecewa, aku cuman mau bilang maafin aku. Kalo boleh aku pengen ketemu kamu sekarang juga, ada yang harus aku bicarain sama kamu penting.”
Ini keadaan yang sangat kacau aku tidak mengerti bagaimana ia menanggapinya saat itu. Setelah 20 menit kemudian, resti pun membalas pesanku dan ia mengatakan untuk menjemput ia di rumahnya. Aku sangat senang sekali resti membalas pesanku saat itu. Sepertinya ada harapan untuku terbuka kembali. Tiba saatnya yang dinanti, aku segera bergegas menuju rumahnya dengan perasaan berbunga. Sesampainya di rumah resti aku lalu menghubunginya.
“Res aku sudah sampai ini depan rumah kamu, kamu jemput kesini yah.”
“Iya aku sekarang kesana, tungggu yah bentar.”
Hari yang cerah saat itu kami dipertemukan kembali. Oh Tuhan, hatiku bergetar dan mataku terkesima, betapa cantiknya dia hari ini. Tidak pernah aku menyangkanya, mimpi apa aku semalam, tanyaku. dia tersenyum ketika bertemu denganku sore itu. Aku sempat mengatakan maaf sebelumnya dengan tulus padanya. Tapi memang dia wanita yang baik ia sudah memafkan kesalahanku yang lalu.
“Angga kita mau main kemana nih?”
“Kamu mau mainnya kemana, aku sih gimana kamu?”
“Kemana yah aku juga bingung ih.”
“Hmmmm ya udah berangkat aja, gampang nanti kita mikir di jalan aja ya. hehehe”
Hal itu juga yang membuat saya bingung setengah mati soal tempat pun menjadi permasalahan. Memang saya buta sekali dengan jalan, karena begitu banyak tidak hafal dan jarang sekali bermain. Maaf karena saya bukan anak hits saat itu. Kadang saya merasa takut dan malu jika saya harus terus terang padanya.
Sesampainya kami di suatu tempat makanan favoritku, aku mencoba berbicara padanya dengan baik, nampak saat itu dia menceritakan kondisinya setelah tidak bertemu lama denganku. Ya aku mengerti kondisi pada saat itu memang rumit. Ditengah perkataanya aku sangat terkejut sekali, karena resti menceritakan yang membuat perasaanku hancur seketika pada saat itu. Yah tentang kekasih barunya, ia mengatakan sangat bahagia dengan pasangan barunya sekarang. Mungkin ini merupakan sebuah cambukan untuku, karena menyianyiakan cinta yang tulus darinya dan akhirnya, petaka yang terjadi. Memang orang bodoh banyak sekali yang mencintaimu dengan tulus termasuk aku.
Resti mencoba tersenyum seperti biasanya kepadaku dan aku hanya bisa mengiyahkan kondisi saat itu. Aku akui hari itu aku gugup dan berbicara padanya tidak seperti biasanya saat bertemu. Resti sempat melanjutkan curhatnya padaku ia menceritakan segala ceritanya semenjak tak bertemu denganku termasuk masalah, masalahnya dengan teman dan pacarnya yang dia katakan padaku. Temanya yang menjauhinya karena sesuatu dan pacarnya yang sedang ada di luar kota. Ia sempat mengeluhkan tentang itu padaku. Memang malam itu aku melihat wajahnya dia seperti tampak memikirkan sesuatu, entah apa yang ia pikirkan di benaknya, seperti terganggu, tidak tenang pada dirinya sendiri dan aku mencoba utuk menghiburnya.
Memang kondisi saat itu malam semakin larut dalam kegelapan dan aku hanya bisa mengikhlaskan segalanya apa yang terjadi padaku hari itu.
“Res kita mau kemana lagi nih?”
“Engga tau ngga, tapi aku kayanya mau ke temen kos deh deket sini. soalnya udah kemaleman banget. Kan kalo pulang ke rumah sekarang pasti kejauhan”
“Emang udah bilang sama ibu res, yakin gak papa.”
“Aku udah bilang dari tadi sih, jadi enggak masalah”
Kata itu membuatku bingung dan kerap kali aku memutuskan untuk mengikutinya dan mengantarkanya malam itu juga, entahlah. Lampu jalan menerangi saat perjalanan aku mengantar resti pulang. Malam itu hatiku terasa kelabu dan udara dingin menusuk perasaanku yang hancur. Tiba sesampainya di kos temanya, aku langsung berpamitan denganya. karena aku bingung, apalagi yang harus aku katakan padanya.
“Res aku langsung pulang aja yah, soalnya ada perlu sama temen”
“Enggak mampir dulu nih? Eh angga makasih banyak yah, udah anterin aku sampai sini.”
“Iya res sama-sama makasih yah udah nyempetin waktunya buat ketemu hari ini”
Hari itu untuk terakhir kalinya, yah terakhir kalinya aku bisa bertemu dengan resti. Aku segera pulang dengan seorang diri menyusuri jalanan dengan perasaan hampa. Entah mengapa perpisahan itu, aku seperti selalu menyesali kesalahanku yang terjadi waktu lalu padanya. Disaat berpamitan dengan resti pun aku membayangkan seperti melihatnya, semakin jauh dari tatapanku seolah merelakanya pergi selamnya dari hadapanku. Oh Tuhan, Aku memang bodoh sekali. Aku mengabaikan wanita yang paling aku cintai. Aku menyesali diriku sendiri di dalam benakku malam itu.
Aku pulang dengan perasaan hampa dan mencoba tegar dengan apa yang terjadi pada malam itu. Yah sepertinya aku harus tetap tegar dan menjadikan pelajaran ini agar tak terulang lagi ke dua kalinya padaku.
Tiba Sesampainya di rumah aku membuka pintu kamarku, aku sangat lelah hari itu. Aku mencoba berbaring sejenak dan mecoba memejamkan mataku perlahan. Terdengar suara handphoneku berbunyi sangat keras sekali, “siapa itu” tanya di dalam hatiku. Aku terbangun seketika dan mencoba mencari handphoneku. Setelah kudapati dan kulihat, sebuah pesan dari resti. lalu kubaca, ternyata.
“Angga makasih buat hari ini, aku seneng banget bisa ketemu kamu. Hmm btw aku dicampakin lagi sama temen aku bt banget, kalau aja tadi kita bisa main lebih lama lagi, aku bisa lebih tenang sama kamu.”
Cerpen Karangan: Mohamad Angga
Facebook: facebook.com/Aanggassangga
Ungkapan Mahasiswa Patah Hati.
Cerpen How To Love merupakan cerita pendek karangan Mohamad Angga, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Bertahan
Oleh: Mifta KBerawal dari rasa yang dianggap biasa lalu tumbuh menjadi butiran mutiara penghias jiwa. Sesosok pria mencoba menyimpan sendiri rasa yang ia miliki. Seperti ingin menjadi pahlawan dalam hidup seseorang,
Ulang Tahunmu
Oleh: George Guy20 hari lagi.. itulah hari yang bisa Gery punya untuk mengejutkan Lisa pada hari ulang tahunnya. Gery masih bingung memikirkan apa yang ingin diberikan untuk Lisa. Baju? Tas? Bunga?
Sebenarnya Apa Itu Cinta?
Oleh: StevanieSemua orang pada waktu yang tepat akan mengalaminya baik disengaja atau pun tidak. Tapi apa sebenarnya arti cinta itu? Dalam khayalan hanya tersiak satu kata yakni “Bahagia”. Namun yang
Melupakanmu
Oleh: Indah LestariMalam itu masih ku melihatmu, hanya melihat dan memandangmu. Dan pada malam yang berbeda kau menghampirikiku untuk meminta nomor handphoneku. Setelah beberapa hari pun kau baru mengirim pesan padaku.
Di Bawah Payung Merah Jingga
Oleh: RozyikinDi sana di bawah pohon yang rindang aku masih menunggu kedatanganmu di temani bunga-bunga sekitar taman dan kupu kupu yang terbang melengkapi keindahan taman kota ini, namun keindahan ini
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Leave a Reply