Gadis Itu

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi), Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 7 October 2013

Gadis itu cantik. Berkulit putih. Berwajah manis. Tubuh yang tinggi semampai. Cocok sekali menjadi gadis sampul atau sejenisnya. Dulunya dia seorang gadis yang “agak bandel”, melawan perkataan orangtua, sering berbohong, sering pacaran, mengenakan pakainan yang tidak seharusnya, dan perilaku yang tidak sesuai ajaran agama Islam. Tapi itu duluuu..

Sekarang dia berubah menjadi gadis yang begitu mulia. Tutur katanya yang menyejukkan. Sopan santunnya. Cara berpakaiannya, dengan jilbab dan khimar. Semua kelakuannya berlandaskan syaria’t Islam. Aku sangat kagum dengan sosok gadis itu. Dia sangat mempesona. Jika seorang wanita muslim melihat dia, atau hanya baru mengenal dia. Pasti hati nuraninya memiliki keinginan untuk menjadi seorang muslimah seperti gadis itu. Aku sendiri pun berkeinginan menjadi muslimah seperti dia.

Aku dan gadis itu begitu dekat. Kami bersaudara, walaupun tidak sedarah. Dari kecil kami selalu bermain bersama. Bila ada hari libur, biasanya aku menginap di rumahnya atau dia menginap di rumahku. Kami begitu kompak. Terkadang kami berantem, tetapi nanti baikan sendiri. Kami main lagi. Tertawa bersama, menangis bersama, kemana-mana bersama.
Tetapi seiring dengan perputaran waktu. Kami tumbuh menjadi gadis remaja. Dulu waktu gadis itu dan aku masih berada dalam masa jahiliyah (read: nakal) kami masih tetap bersama. Berbagi kisah, berbagi canda, berbagi tawa, dan berbagi tangis. Namun, ketika gadis itu harus pindah ke tempat yang lebih aman dalam pergaulan. Dia dipindahkan sekolah oleh kedua orangtuanya. Gadis itu harus pindah ke sekolah yang berbasis Islam. Dan di sana juga harus menginap di asramanya. Aku merasa kehilangan sosok kawan plus sahabat terdekatku. Tapi aku memakluminya, karena mungkin ini yang terbaik untuk menyelamatkan akidahnya.

Aku juga merasa ada yang tidak beres dalam dirinya ketika masih bersekolah di sekolah yang dulu. Waktu itu aku sudah sedikit memahami agama yang aku anut dari lahir. Mungkin karena ingin menyelamatkan aqidah gadis itu makanya kedua orangtuanya memindahkan sekolah gadis itu.

Awal-awal dia berada di sekolah yang baru, hubunganku dengan gadis itu baik-baik saja. Masih seperti dulu. Aku juga bersyukur dengan perubahan fisik yang ada pada dirinya. Pakaiannya. Dan cara berbicaranya. Namun lama-kelamaan aku merasa hubungan kami semakin longgar. Dia lebih suka menghabiskan waktu liburnya bersama kawan-kawan barunya. Aku merasa seakan aku ‘dibuang’. Ketika aku ikut bergabung, bermain bersama kawan barunya, aku merasa dihiraukan. Entahlah… apakah ini hanya perasaanku saja.

Tapi aku rindu. Rindu akan suasana keakrabanku dengan gadis itu. Tawa bersama. Kisah bersama. Tangis bersama… aku ingin bercerita lagi tentang kehidupanku dengannya. Karena aku pikir dia yang memahamiku. Namun, ketika aku ingin bercerita, dia tak ada waktu luang lagi untukku. Jika ada, dia tak dengarkan sepenuhnya. Sedih? Aku sangat sedih sekali. Mendapat perlakuan dari saudara yang aku sayangi seperti itu.

Ya Allah… tunjukkan dimana letak kesalahan hamba. Hamba ingin bersamanya lagi seperti dulu, bagi kisah, tawa, canda, dan tangis. Aku memang bangga dengan perubahannya yang sekarang. Tapi kenapa hubungan kami yang dulu akrab tidak ada lagi. Ya Allah… maafkanlah jika hamba mempunyai kesalahan dalam berprasangka. Tapi hamba hanya ingin seperti dulu. Keakraban kami, kehangatan kami bersama. Aamiin..

Cerpen Karangan: Ukhti Eka Izzaty
Blog: www.menjadiremajamuslim.blogspot.com
Facebook: Ukhti Eka Izzaty
follow >> @ukhtieka

Cerpen Gadis Itu merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Karena Payung Baru

Oleh:
“Teman-teman!” Aulia memanggil kedua temanya, Radita dan Jasmine. “Apa?” jawab kedua temannya. “Lihat ini!” kata Aulia sambil membuka sebuah payung. Payung tersebut berwarna ungu muda, dihiasi gambar kupu-kupu berwarna

Bukan Lagi Untukmu

Oleh:
Terkadang indahnya senja, memancarkan kebahagiaan. Sekejap menularkan rasa bahagia, layaknya virus yang menularkan penyakitnya. Hingga membuat seorang aku ini, yang telah menginjak umur 20 tahun ini, menduduki pasir nan

Bias Cahaia

Oleh:
Kawan, jika kau berkunjung ke pulau Madura, maka singgahlah barangkali sebentar ke kampungku, Pasongsongan namanya. Sebuah kampung yang dulunya indah dan dikenal dengan kampung nelayannya. Disini, kau akan disuguhi

Harapan Untuk Ibu

Oleh:
Fyuh! Nilai, nilai, nilai. Kenapa kau terus membuatku dimarahi orangtuaku? Hasil ulangan MTK-ku yang di bawah 6 membuatku tidak diberi uang saku selama 3 hari. Sudah biasa sebenarnya, tapi

Persahabatan Yang Mulai Pudar

Oleh:
Aku adalah seorang laki-laki yang hidup dalam keluarga yang sederhana disuatu desa yang bisa dibilang maju, eli adalah teman skolahku waktu smp dan juga termasuk saingan beratku dikelas dalam

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *