Kembali Kehilangan

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 9 August 2016

“Bunga, sayang ayo bangun sholat dulu nak…”. Teriak suara ibu sambil menepuk tangan anaknya itu. “Hmm… iya bu”, keluar dari mulutnya sambil beberapa kali mengusap matanya yang masih tertutup. Setelah mendirikan sholat berjamaah bersama ibunya. Terdengar langkah kaki mungilnya yang terus berjalan menuju sekolah yang tak jauh dari daerah rumahnya itu.

“Bunga… Bunga… Tunggu”, teriak salah satu anak perempuan di belakangnya. “Seperti suara Sera” pekik Bunga. “Hosh… Hosh” suara nafas besar itu sudah di sampingnya. “Eh Sera kok kamu lari-lari gitu sih” ucap Bunga. “Harusnya aku yang nanya kok kamu dipanggilin diam aja?” jawab Sera. “Aku cuman mikirin aja hari ini Bapakku akan ke luar dari penjara” jawab Bunga sambil menatap kosong ke arah sahabatnya itu. “Harusnya kamu seneng dong bapakmu akan bersamamu lagi” jawabnya dengan semanagat. “Mungkin…”, Kata yang keluar dari mulut Bunga.

Tringggg… suara bel sekolah terdengar sangat jelas. Matahari mulai berjalan di atas kepala. Suara larian kaki anak-anak mulai terdengar berhamburan ke luar kelas mereka. Tak ketinggalan anak perempuan bernama Bunga itu juga berlari menuju rumahnya. Ibunya yang ada di depan rumah langsung berkata “Ayo sayang cepat ganti baju kita mau menjemput Bapak!” begitulah yang keluar dari mulut ibu yang memakai baju rapi. Bunga dengan cepat mengganti baju dan menggandeng ibunya. Ibu dan anak itu berjalan menuju kantor Polisi yang berjarak sekitar 1 km dari rumahnya.
Ibu dan anak itu masuk ke kantor Polisi dan terdengar. “Selamat Siang bu, ada yang bisa saya bantu?” terdengar dari salah satu polisi itu. “Siang pak kami ke sini mau menjemput pak Riyanto” jawab Ibu. “Tunggu disini sebentar ya bu” suara salah satu polisi tersebut.

Saat melihat ke depan mata gadis itu berkaca-kaca sambil melihat sesosok laki-laki yang ada di hadapannya itu. “Bapak…” terdengar dari mulut gadis itu. “Aku benci Bapak… Bapak jahat ninggalin Bunga sama ibu…” teriaknya begitu kencang dan tak terasa air matanya jatuh satu demi satu dari matanya. “Maaf… sayang Bapak memang salah” jawab sesosok laki-laki yang berdiri di hadapannya itu. “Sudah Bunga sayang jangan menangis” sambil menenangkan anaknya. Tak lama setelah Bapak menandatangani beberapa lembar kertas yang diberikan polisi.

Setelah sampainya di rumah “Bunga maafkan Bapak, Bapak janji gak akan ninggalin Bunga lagi” mengawali pembicaraan tersebut. “Bapak janji ya” terdengar sautan dari Bunga. Senyuman kecil terlihat dari sosok laki-laki yang sedikit berkumis itu. Makan siang pertama kali setelah 5 tahun yang lalu terasa begitu indah dengan lauk kangkung kesukaan Bunga.

Adzan subuh terdengar memanggil umatnya. Keluarga kecil itu berjamaah mendirikan sholat subuh. “Bapak yang antar aku ya” ucap Bunga seraya tersenyum kepada Bapaknya itu. “Ya sudah ayo berangkat sekarang” balas Bapak. Setelah sampai di depan gerbang sekolahnya Bapak dan anaknya menghentikan langakahnya lalu Bapak berdiri menghadap Bunga sambil berkata “Bunga sampai sini saja ya” sambil mengeluarkan uang lembar 5 ribu dan menyodarkan pada Bunga. “Bunga ambil juga ini ya”. Seru Bapak. “Terimakasih ya Bapak” seru Bunga dengan semangat sambil mencium tangan Bapaknya dan berlari meninggalkan Bapaknya di gerbang sekolahnya.

Sesudah sekolah Bunga sangat senang dan berlari meninggalkan sahabatnya Sera yang sama-sama ke luar dari gerbang sekolah. “Bunga tunggu aku” teriak Sera yang tidak di dengar oleh Bunga.
Suara tapak lari Bunga terhenti tepat di depan rumahnya, ia melihat kerumunan yang sedang berada di rumahnya dan terlihat bendera kuning. Langkahnya mulai masuk ke dalam rumahnya dan saat badannya tepat berada di samping pintu masuk terlihat badan laki-laki yang sedang berbaring. “Ini bapak” ke luar dari mulutnya dan tak terasa air matanya menetes satu demi satu. “Apa yang sekarang terjadi bukan mimpi kan?” tanya anak yang sedang menahan tangisannya “Tidak Bunga bapakmu mengalami serangan jantung” salah satu suara dari kerumunan itu.

“Pernahkah kau kehilangan orang yang sangat kau cintai yang kedua kalinya dan dia tak akan kembali lagi?”
“Pernahkah kau membayangkan sebelum kau mengucapkan kata perpisahan pada orang yang kau cintai dia telah tiada untuk selamanya?…”
“Pernahkah kau saat kau berlari mendekati orang yang kau cintai tapi dia pergi meninggalkanmu untuk selamanya?…”
“Sekarang aku telah kehilangan Bapak yang aku cintai dan belum mengucapkan apapun padanya…”
“Jika boleh aku memilih,Tuhan beri Bapak umur lebih panjang agar kita lebih lama lagi bersama…”
“Terimakasih Bapak atas semua kasih sayang dan cintamu…”

Cerpen Karangan: Dalili Nabilah
Facebook: Dalili nabilah
Namaku Dalili nabilah masih bersekolah di SMP NEGERI 176

Cerpen Kembali Kehilangan merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Restu (Part 1)

Oleh:
“Ibu dak bisa bantu apo-apo, Ibulah ngecek samo mak datuak Mantari tapi tetap dak bisa kato baliau. Kini sabalum talambek saliang manjauhlah kalian.” Kata-kata itu membuat air mata tidak

06.15.30

Oleh:
Minggu, 17.30 WIB. “Keputusan Astrid sudah bulat! Apapun yang ayah dan ibu bilang gak akan mengubah pendirian Astrid untuk kuliah di Yogya!!!” bentak Astrid ketus kepada kedua orangtuanya. Sore

Aku

Oleh:
Akankah Tuhan mendengar doa para pendosa? Akankah Tuhan merangkul para pembangkang? Aku hanya jiwa yang sesat Aku hanya jiwa yang kosong Aku hanya debu yang terbawa angin Aku duduk

Kereta

Oleh:
Cahaya entah kembali Kusentuh aksara hidup Untuk tertatih melangkah Memangku kertas lusuh. Memang siapa sempurna Tapi tinta telah memutih Tak bisa tetesskan air mata Meski hati tersakiti Harapku tenggelam

Cinderella’s Pan

Oleh:
Masa putih abu-abu sudah berakhir dan besok adalah acara perpisahan sekolah. Momen yang dinantikan siswa-siswi namun, tidak bagiku! Aku sudah tak peduli dengan apa yang akan ku kenakan nanti.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *