Semua Untuk Ayah

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Nasihat, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 12 May 2014

Namaku alvi yang sudah menginjak umur 18 aku hidup di keluarga yang sederhana tapi itu menurutku sudah lebih dari cukup bahagia karena aku memiliki ibu dan ayah yang menyayangiku mereka sangat berarti dalam hidupku, suatu hari temanku yang bernama tendri datang di rumah sekedar datang untuk curhat dengan aku, maklum di antara teman-temanku akulah yang paling dipercayakan sebagai tempat curhatnya mereka. dalam perbincangan ku dengan tenri ayah langsung ikut memberikan nasehat kepada kami dan mengatakan kepada aku bahwa dia ingin sekali aku sekolah tinggi-tinggi supaya bIsa juga Seperti orang lain serta mengubah keadaan ekonomi keluarga kami. Saat itu aku tunduk merenungi semua nasihat ayah bahwa dia ingin sekali melihat aku sukses.

Keesokan harinya tepat hari minggu seperti biasa ayah pergi ke kebun bersama dengan ibu serta adekku dan aku hanya tinggal di rumah untuk beres-beres, setelah selesai pekerjaan rumah aku cuman bisa belajar sambil tunggu mereka pulang. tepat pukul setengah 12 mereka pun pulang dan aku membereskan pakaianku untuk kembali ke kost karena besok harus masuk sekolah beserta mengikuti les di sore harinya, aku pun pamit untuk pulang tapi aku heran dengan sikap ayah yang tidak pernah sekalipun menegurku seperti biasanya, dia hanya diam sambil mengerjakan pekerjaannya tak seperti biasa jika aku pengen pergi banyak nasehat dia berikan tapi kali ini hanya diam yang mengantar kepergianku setelah teman datang menjemputku.

Malam harinya aku begitu bahagia sampai teriak-teriak seperti lupa diri karena aku sakit hati gara-gara diputusin pacar, setelah itu aku langsung terdiam sendiri tiba-tiba kakakku menelfon ingin pulang untuk jeguk anaknya. sehabis menelfon aku tidur. tepat jam 05.00 subuh terdapat 5 panggilan tak terjawab dari adekku langsung saja aku hubungi kembali, dalam nada menangis adekku berkata “kak ayah sudah tidak ada” aku serontak bangun menangis sampai teman-temanku kaget dan bertanya “vi kamu kenapa” aku menjawab “bapakku meninggal” tanpa basa-basi aku kaya orang tidak sadar bangun seakan tidak percaya kalau ini kenyataan, sampai naik motor hanya tangisan yang aku bawa ke rumah kakakku untuk memberitahukannya.

Setalah sampai dan memberitahukanya dia juga seakan tidak percaya karena kenapa ayah kami itu tidak sakit kemarin masih sehat, tanpa berfikiran panjang aku pulang ke rumah, setelah sampai sudah banyak orang aku langsung menuju kamarnya dan melihat jasad yang sudah tak bernyawa itu hanya bisa diam ditangisi banyak orang, aku berkata dalam hati “ya allah terlalu cepat engkau panggil ayah ku sebelum aku membahagiakannya sesuai dengan keinginannya” dengan perasaan yang sakit dan berat segara ku peluk tubuh kaku itu untuk terakhir kalinya serta mencium kedua telapak kakinya.

Setelah kejadian itu keluarga kami tidak ada lagi senyum, semua hanya duka yang dipendam. sampai tamat SMA aku harus tinggalkan mereka untuk mewujudkan keinginan ayah yaitu sekolah tinggi-tinggi dan membahagiakan keluarga. mungkin saat ini di atas sana ayah terseyum melihat aku berusaha mewujudkan harapannya.

Cerpen Karangan: Vivi Alviani
Facebook: Vhyvicierroralwayshappy

Cerpen Semua Untuk Ayah merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Alone

Oleh:
Selama dalam perjalanan, kejadian tadi selalu terulang dalam pikiranku. Entah apa yang aku mimpikan tadi malam sehingga ini harus terjadi padaku. Perasaan bersalah selalu bernaung dan menghantuiku. Untuk yang

Cinta Yang Rumit

Oleh:
Namaku ani, sejak kecil aku di ajarkan untuk patuh pada aturan dalam keluarga. Papa ku terbiasa oleh aturan militer, begitu juga kami di rumah pun kami selalu di awasi.

Hanya Ingin Bahagia

Oleh:
Pagi ini begitu gemuruh terdengar, awan menghitam seakan ingin menangis sederas derasnya, terbangunku dari setiap mimpi indah, kapan aku sadar, haha ini mimpi bukan nyata gumamku, sembari beranjak dari

Lidah Doni

Oleh:
Lidah itu lunak. Tak bertulang. Susah diatur. Semaunya saja. Beda dengan mata. Bisa dipejam. Kalau tak mau melihat. Beda dengan hidung. Bisa ditutup. Jika tak mau menghirup. Tapi lidah

Sablo

Oleh:
Ini tentang kucing kesayangan keluarga kami. kucing kesayangan Ayah & Adikku. Semua berawal dari keunikan yang diberikannya dengan bulu halus berwarna hitam berkilau ditambah dengan bulu berwarna putih yang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *