Tak Ada Coretan, Hidup Serasa Suram

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Kisah Nyata
Lolos moderasi pada: 27 October 2016

Hai dirimu.. Sudah 2 bulan berlalu tapi aku masih tetap saja hanyut akan perasaan rindu kepadamu entahlah apakah engkau menepuk rinduku pula. Bagaimana kabarmu? Pasti kau sibuk sekali, ya begitulah aktivitas mahasiswa. Meskipun aku tidak tahu menahu tentang perkuliahan. Tapi, lewat tulisan bukan lewat coretan kecilku ini aku ingin mengungkapkan isi hatiku yang tak tersampaikan di pelupuk hatimu. Entah kau membacanya atau tidak, yang penting lega sudah puan menuliskan hati yang berkecamuk ini. Awalnya, aku tak mengagumi siapapun orang di tempat tersebut. Karena aku bukan tipe orang yang dengan mudahnya bisa jatuh kepada orang lain.

Ya memang aku tidak niat untuk merasakan hal-hal kasmaran semacam itulah. Karena aku tahu diri, aku hanya sebatas tamu yang ingin menyelesaikan program magang yang sudah membuat repot banyak orang dan terlebih lagi selama 4 bulan ya itu semua karena tuntutan pendidikan yang memaksaku untuk melaksanakannya. Bisa juga dibilang pengganggu kehidupan orang lah. Aku ditempatkan di sebuah institut swasta yang berada di luar daerahku. Dan entah kenapa, guruku menempatkanku disitu dimana daerah tersebut sangat jauh sekali dengan rumahku jika dibandingkan dengan teman-temanku dan bisa dibilang daerah itu agak tidak strategis. Dan waktu yang ditempuh lumayan lama, kurang lebih 3 jam.

Singkat cerita, pertemuanku dengan dia terjadi pada bulan Maret. Hmm Maret.. Aku selalu waspada dengan orang yang berjenis kelamin laki-laki jika maret itu datang. Karena ada suatu kejadian dulu sejak aku smp yang tidak ingin aku ingat dan tak ingin kuceritakan disini. Dan seperti semacam kutukan kepada diriku, untuk berurusan dengan masalah yang berhubungan dengan asmara. Entah kenapa, seperti hatiku pun telah mematenkan bahwa bulan Maret bulan yang tak biasanya terjadi dalam kehidupanku. Memang benar, aku selalu berurusan dengan kaum adam di bulan Maret. Apalagi waktu itu aku berada di kampus yang notabenenya mayoritas kaum adam, mayoritas. Aissh! seperti aku menjadi korban dalam perangkap penjahat lalu terjerembab di jaring laba-laba dan tiba-tiba laba-laba besar nan banyak menghampiriku ah membayangkannya saja membuatku bergidik tak karuan. Dan memang benar, ada saja aku berurusan dengan mahasiswa laki-laki disana. Akan tetapi, aneh sekali Maret 2016 ini karena biasanya aku berurusan masalah yang lebih mengarah negatif. Disana tak terjadi sama sekali dan malah sebaliknya. Dan itu semua termasuk pertemuanku denganmu.

Di hari pertama itu, ketika kau memberikan beberapa project untuk bekal kami membuat laporan. Aku semakin bertanya-tanya, perasaan apa ini? Berkali-kali aku berkata kepada diriku yang menghadap cermin kecil dan sembari berkata “Ya Allah, aku tak ingin merasakan hal semacam ini disaat waktu berjalan perlahan akan berakhir. Hilangkanlah dia dalam pikiranku sekarang ini Ya Allah, perkenankan aku untuk tidur sejenak melupakan kejadian hari ini”. Dan Tuhan pun membuatku terjaga sepanjang malam, juga aku baru merasakan pertama kali memiliki kantung mata yang tebal juga dilengkapi rasa kantuk yang luar biasa menjadi-jadi dan kedua mataku melanggar kewajibannya kali ini. Dan tiba-tiba, seperti ada bisikan entah dari mana asal bisikan itu. Bisikan itu seperti berbicara “Kau Menyukainya”. Untuk kakak yang biasanya duduk di depanku. Yang biasa memberi kelompokku dengan tugas meskipun tugas itu berulang kali pernah diajarkan di sekolahku tapi aku masih tetap saja kesulitan. Karenamulah, aku sekarang jadi tertarik akan bidang yang kau kuasai. Aku ingin setara dengan dirimu. Setidaknya aku bisa menjadi separuh dari dirimu. Maafkan aku, aku tak jadi memberikanmu sesuatu setelah kau membantu tugas sekolahku. Karena aku sangat malu, apa daya diriku seorang gadis remaja yang lugu yang menyukai orang dewasa sepertimu. Ketahuilah, aku sangat lemah dan seperti tak ada apa-apanya jika berada di dekatmu. Jadi, kubatalkan niatku untuk memberikanmu sebuah tanda terima kasihku. Maafkan aku yang menyukaimu diam diam tanpa sepengetahuanmu. Karena cara bicaramu, sikapmu yang tegas, pembawaanmu bak orang jenius, dan pandangan matamulah yang tak sengaja membuatku jatuh hati.

Maaf, aku tak bisa menatapmu lama-lama. Karena pandangan matamu membuatku seperti ingin terus berada di tempat ini. Maaf jika aku tidak menunjukkan sikap rasa sukaku. Karena aku takut kau jadi salah pengertian dan takut kau malah semakin menjauh dariku. Maaf jika aku hanya menatapmu dari jauh. Dimana kau pun tak tahu akan kehadiranku disitu. Tapi aku selalu menatapmu tiap aku berada di lobby itu. Awalnya aku malu akan kejadian dimana kau berdiri di belakang kaca film itu, kau sedang mendapati aku yang sedang menunggu kehadiranmu. Ah, aku malu sekali waktu itu. Tapi sekilas lagi aku selalu menengokmu apakah kau berada disana? Apakah kau akan menertawaiku dari kejauhan lagi? Dan lagi-lagi tak kudapati sesosok bayangmu.

Tanggal 29 April H-1 aku akan meninggalkan tempat itu. Waktu terakhir aku berjumpa denganmu, waktu itu entah kenapa kau terlihat tidak biasa. Kau memakai topi. Aku pun hanya bisa terkejut dengan diam dan hanya bisa berkata dalam hati Demi Allah, mengapa aku bisa mengagumi pria ini? Maaf jika aku biasanya tidak menyapa, maaf. Aku sangat malu akan diriku. Aku sangat gugup sekali jika berada di dekat orang yang telah mengendap-endap mengambil alih hatiku di waktu yang salah. Aku terlihat sangat kecil sekali jika berada di dekatmu. Lebih tepatnya tidak terlihat. Apa daya diriku ini bisa menyukaimu. Sudah terlihat jelas, kau adalah orang dengan IQ tinggi tentunya kau memiliki berbagai macam prestasi yang membanggakan. Itu semua sudah terlihat jelas dari cara bicaramu, cara menjelaskan materi, sikapmu yang tegas, dan hanya dari pandangan matamu itu pun sudah terlihat jelas sekali bahwa kau orang yang cerdas. Jika aku dibandingkan dengan dirimu mungkin aku hanya seekor semut yang sudah berusaha membangun gunung yang notabenenya hanya terbuat dari gundukan tanah lalu tak sengaja diinjak oleh kaki manusia. Yah, mungkin orang sepertiku tidak dilahirkan menjadi orang jenius. Tapi aku selalu berusaha untuk bisa terlihat mengkilaukan di antara orang lain.

Maaf, hanya satu kata itulah yang ingin bisa kuucapkan kepada dikau yang telah mengambil hatiku secara perlahan. Karena pemalunya diriku ini, aku pun tidak leluasa untuk bisa berbicara denganmu. Ya memang aku sengaja seperti ini. Aku bertekad untuk tidak jatuh hati di tempat tersebut karena waktu yang sangat tidak memungkinkan sekali untuk merasakan hal tersebut. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. Tuhan mempertemukanmu denganku. Dan aku sangat bersyukur sekali, bahwa aku bisa bertemu dengan orang-orang yang kaya intelektual juga melek teknologi. Tetapi, mengapa Tuhan membuatku terperosok jatuh ke lubang yang sangat dalam hingga aku tak mampu berkata-kata lagi? Mengapa Tuhan tidak mengabulkan permintaanku? Mengapa Tuhan memberiku perasaan ini yang kali ini sungguh aku tidak mau mengalaminya? Aku takut sekali Tuhan karena aku tidak mau terlalu merindu, kagum, dan suka berlebihan kepada dia. Aku tidak mau Tuhan. Dan Mengapa Tuhan membuat skenario yang sangat bersinggungan sekali dengan apa yang kuharapkan? Memang benar, kehidupan itu prasangka. Dan sekali lagi siapapun dirimu yang sama sekali aku tak pernah tahu sifatmu sebenarnya seperti apa. Meskipun aku hanya mengenalmu sebatas murid dan guru, tapi terima kasih kau yang telah membuatku ingin terus belajar dan terus menjadi orang yang pantang menyerah. Bukan hanya itu, yang biasanya aku gugup sekali jika melakukan presentasi depan kelas. Sekarang setiap kali aku akan melakukan presentasi, ketahuilah aku selalu mengingat dirimu waktu itu yang menjelaskan materi dengan kepercayaan dirimu dan sikap ketegasan dirimu. Jadi, diriku pun perlahan-lahan mengimitasi perilakumu. Maaf, aku mengimitasimu tanpa sepengetahuanmu. Terima Kasih dirimu yang telah masuk ke lubuk hatiku ini sekaligus orang yang menginspirasiku. Terima kasih kau yang telah membuat kenangan magangku menjadi berbeda dan sangat berarti untuk kehidupanku selanjutnya. Terima Kasih kau telah menjadi bumbu-bumbu manisku dan menjadi penyemangat magangku di tempat itu. Terima Kasih untuk segalanya, terima kasih sekali meskipun kau tidak sangat merasa sekali.

Oh ya ada yang ingin aku katakan lagi. Dulu, aku tidak bisa mengatakan ucapan perpisahan dan lewat tulisan inilah aku bisa mengucapkan kepadamu “Selamat Tinggal, Kak. Jaga kesehatan ya.. Tetap jadi mahasiswa Cerren ya, Cerdas dan Keren. Kakak mungkin tak menyukaiku, ya kan? Iyalah kan aku tak cantik, tipe kakak kan wanita cantik. Tapi tak apa setidaknya aku bisa lega mengatakannya kepadamu. Mungkin aku akan dipertemukan dengan orang lain yang lebih menerimaku apa adanya. Dan karena Kakaklah, aku bisa jadi ingin terus belajar dan belajar tentang program. So Semangat, Kak!” Oh ya, tiba-tiba saja terlintas di pikiranku sekarang. Kata-kata keluhan yang pernah kau lontarkan kepadaku dan kata-kata itulah mungkin menggambarkan dirimu “Kalau tak ada coretan, hidup terasa suram”

Tertanda
Anonim

Cerpen Karangan: Fristina
Facebook: Vita Fristina

ADVERTISEMENT

Cerpen Tak Ada Coretan, Hidup Serasa Suram merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Siklus Air

Oleh:
Tiap menatap wajahmu, hatiku patah untuk ke sekian kalinya Bila aku jatuh cinta, gravitasi tidak lagi berkuasa menarikku ke bumi, Bila aku jatuh cinta, hatiku digemakan simfoni spektrum pelangi,

Penunggu Rumah Nenek

Oleh:
Sudah beberapa hari ini Lucy menempati kamar barunya di rumah neneknya. Ia pindah karena tempat kerjaannya lebih dekat dengan rumah neneknya di tengah pusat Jakarta. Kamarnya berada di lantai

Sketsa Cinta (Part 2)

Oleh:
Semenjak kak doni memintaku untuk membuat poster, aku mempunyai akses lebih mudah untuk berkomunikasi dengannya meskipun hanya sharing tentang poster dan itu pun sangat jarang bisa aku lakukan, karena

Yang Terakhir Kalinya

Oleh:
Kuawali pagi yang cerah ini dengan puji syukurku kepada Tuhan, masih bisa kulihat betapa indah dan besarnya kuasa yang menciptakan segala isinya dengan sangat sempurna. Tidak kusia-siakan pula liburanku

Pupus

Oleh:
Sudah larut malam tapi aku tidak bisa tidur, lalu aku berjalan dan kubuka jendela kamarku, kutatap langit biru yang cerah. Malam ini langit begitu cantik dengan dihiasi bintang-bintang yang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *