Nasi Goreng Susu Cokelat

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Lucu (Humor), Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 2 December 2015

Siang yang sangat terik membuatku bergegas untuk sampai ke Cafe. Cafe itu sudah lama ku dirikan bersama Kakak laki-lakiku, Kak Adit, yah hanya untuk sampingan sih, pikirku untuk kesibukan kecil dan sekalian menabung. Setiap pulang sekolah aku akan pergi ke cafe, dan sebelum aku atau Kakakku ke sana, biasanya ada Bi Sumi yang menjaga cafe, kecuali ketika hari Minggu berganti mengisi kalender hari itu. Cafe buka dari jam 06.30-17.00. Karena itu banyak anak seumuranku atau anak-anak yang lebih tua dari aku berkunjung, namun paling sering ya anak SMA, ada yang cuma nongkrong kumpul sehabis pulang sekolah.

Namun, terkadang ada pula Bapak-Bapak yang mengisi waktu istirahat dari permainan golf-nya, memang ada lapangan golf di sana, yang tidak hanya digunakan untuk golf, letaknya tepat di tengah kota. Eih.. tidak bisa disebut kota, semacam daerah yang memang untuk pusat hiburan ada banyak toko dan tempat-tempat yang biasa untuk mengisi kesenjangan, uniknya motor dan mobil atau transportasi yang membuat polusi tidak boleh memasukinya, bisa dibilang misi Go Green, keren! Jadi bisa naik sepeda, sepatu roda atau skuter.

“Huh, sampai juga.” keluhku ketika sampai di cafe. Terlihat Bi Sumi yang sedang mencuci piring. Melihat kedatanganku Bi Sumi pun berhenti mencuci piring.
“Bi Sumi boleh pulang. Makasih ya Bi.” ucapku kepada Bi Sumi.
“Baik non. Sama-sama.” Bi Sumi melepas celemek dan bergegas untuk pulang.

Aku meletakkan tas di atas meja bundar sedang yang merupakan pemberian Nenek, walaupun sudah sangat lama kaca yang memang sudah terpasang di atas meja masih sangat bagus, kayu yang menjadi tumpuan meja itu pun masih sangat kokoh. Setelah itu aku melepas sepatu hitam beserta kaos kakinya yang sedari tadi melekat di kakiku.
“Tadi aku sudah membeli susu cokelat, di mana ya?” aku pun mengobrak-abrik tas sekolah yang tadi ku pakai. Aku pun tersenyum melihat 2 kaleng susu cokelat yang berhasil ku temukan. Ku buka kedua susu itu dengan bantuan dari gunting orange.

“Waduh, botolnya nggak ada yang kosong, taruh di mana ya? kalau nggak dipindahin, nanti ada jamurnya. Walah…” setelah mengobrak-abrik lemari kayu yang lumayan besar, akhirnya hanya ada satu botol kosong yang biasa digunakan untuk tempat kecap, warnanya biru dan cukup untuk menampung 2 kaleng susu yang sudah ku beli tadi. Aku pun memasukkan susu tersebut ke dalam botol yang sudah ku bersihkan sebelumnya, dan meletakkannya di sebelah botol saus.

“Assalamualaikum, panasnya…” dari arah belakang ada yang membuka pintu, yang ternyata adalah Kak Adit, ia langsung merebahkan diri di kursi yang bisa disebut kursi goyang, walau sebenarnya bukanlah kursi goyang.
“Iya kak, panas banget. Suhu bumi berapa sih?” aku menimpali keluh kesah Kakakku yang berambut cepak dan wajahnya yang penuh dengan bekas jerawat, karena sebelumnya ia telah perawatan di salah satu klinik perawatan wajah. Beruntungnya dia.
“ukur aja pake termometer.”
“idih.. yang ada termometernya meledak kali! Kak “Cafe_break.” mau diapain lagi, upgrade dikit-dikit gitu biar lebih waw.” kataku yang sedang memakai celemek.
“nanti lagilah Sa, kita kumpulin uang lebih dulu.”
“okelah.” aku mengacungkan jempol.

“ting… tinggg” bel cafe berbunyi tanda ada pelanggan yang datang, secara otomatis bel memang akan berbunyi jika ada orang yang datang ke cafe (khusus pintu depan). Ide ini muncul gegara aku suka main game Papa’s. Papa’s Hotdogeria, Papa’s Freezeria, Papa’s Pizzeria, dan Papa’s-Papa’s lainnya.
“aku yang temuin ya kak.” aku langsung mengambil note dan meluncur ke luar untuk menemui pelanggan.
“Selamat siang. Mau pesan apa pak?” tanyaku berdiri di samping meja pelanggan itu.
“nasi goreng seafood sama rainbow ice.” ucap lelaki yang berumur sekitar 40 tahun setelah melihat daftar menu.
“Terima kasih.”

Tak lama kemudian bel kembali berbunyi. Aku memutuskan untuk melayani pelanggan itu dulu sebelum kembali ke belakang.
“Selamat siang. Silahkan dipesan.” sapaku
“Burger telur, puding brownies, sama milkshake cokelat.” wanita itu menyebutkan pesanannya.
“Siap.” aku langsung meluncur menuju dapur.

“Nasi goreng satu sama rainbow ice di meja pisang. Burger telur, pudding brownies sama milkshake cokelat di meja durian. Kak telurnya habis, aku lupa beli, Kakak buat pesenan meja pisang dulu aja sama puddingnya..” kataku kepada Kak Adit. Meja-meja di sini memang berbentuk buah-buahan, memang aneh, tapi ini berbeda dengan yang lain.
“Okelah.. cepat.” setelah jawaban terakhir Kak Adit, tanpa menunggu aku langsung menyabet tas dan ke luar cafe.

Rencananya aku akan pergi ke toko kelontong pamanku yang tidak jauh dari cafe. Tapi, malangnya toko itu tutup, aku lupa jika paman lagi pulang kampung sehingga tidak membuka tokonya. Akhirnya aku pun memutuskan untuk membeli di mall yang dekat dengan toko pamanku. Setelah kantong telur sudah di tangan sedikit lega akhirnya, namun entah mengapa perasaanku kurang enak, karena itu aku mempercepat langkah agar cepat sampai di cafe. Setengah perjalanan ke cafe, aku baru ingat kalau Kak Adit belum tahu jika yang ada di botol kecap adalah susu, dan kemungkinan besar Kak Adit salah memasukkan susu ke nasi goreng. Lari adalah jalan ke luar, maka dari itu aku lari.

ADVERTISEMENT

Setelah sampai cafe Kak Adit terlihat sedang membuat milkshake cokelat.
“Kak, Kakak udah buat nasi gorengnya belum?” tanyaku dengan napas yang masih tersengal-sengal karena lari.
“Udahlah, baru aja Kakak keluarin makanannya. Mana telurnya, kayak habis dikejar anjing saja sih kamu Sa, napas kesengel terus.”
“Hah? Udah dibuat? Waduh… gawat ni kak.” ucapku di antara kaget dan bingung.
“Lah, kan kamu yang suruh. Emang kenapa?”
“Sasa lupa bilang sama Kak Adit, tadi kan aku beli susu, lah botolnya yang kosong cuma botol kecap itu, jadi ku masukkin di botol itu aja..”

“Tadi Kakak ambil yang di sini.” Kak Adit menunjukkan botol yang katanya dicampurkan di nasi goreng. Dan benar itu botol susu.
“Iya itu, tadi aku masukkin di situ. Kecapnya aku pindah di botol ini.” aku menunjukkan botol merah.
“walah Sa.. terus gimana coba. Oh ya, tadi Kakak nemu telur satu di kulkas jadi Kakak udah buat burgernya. Dan masalahnya sekarang nasi goreng itu..”
“Kita lihat dulu ajalah kak lewat kasir.”

Aku dan Kak Adit mengintip lewat kasir yang ada di sebelah kanan meja pelanggan. Saat itu laki-laki yang sudah salah menu, akan menyuapkan sendok nasi goreng ke mulutnya. Kak Adit menutup mata, dia memang lebay. Aku menunggu yang terjadi selanjutnya. Namun, tinggal 1 centi di depan mulut, Bapak itu menaruh kembali sendoknya di piring. Ia menghampiri meja kasir. Aku dan Kak Adit pun bingung, namun langsung bersikap normal setelah mengetahui Bapak itu menuju kasir.

“Maaf makanannya tidak saya makan. Ada yang saya lupa. Ternyata saya lagi puasa, hampir saja batal. Hahaha, maklumlah orangtua.” Bapak itu langsung membuka percakapan sebelum ditanya. Ia tertawa karena penyakit pikunnya.
“Oh.. tidak apa-apa pak. Nanti juga kita yang menghabiskan. Hehehe.” Kak Adit menimpali, ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
“Berapa semuanya?” tanya Bapak itu kemudian.
“Sembilan ribu pak.”

“Loh, kok murah sekali?” Bapak itu kelihatan bingung.
“Karena kejadian ini ada diskon 50 persen untuk Bapak. Hahaha.” jelas Kak Adit.
“Betul pak.” aku pun meyakinkan.
“Oh ya, terima kasihlah. Maaf sekali lagi. Hahaha, saya benar-benar sangat lupa.” Bapak itu memberikan uang sepuluh ribu.
“Tidak apa-apa pak, Bapak saya pun sering lupa. Ini kembaliannya.” Kak Adit menyerahkan uang seribu kepada Bapak itu.
“Terima kasih. Saya pulang dulu.” Bapak itu pun keluar cafe.
Setelah itu, tawaku dan Kak Adit benar-benar meledak. Hingga-hingga mengganggu pelanggan yang sedang makan.

Cerpen Karangan: Zakiyati Darmawan
Terimakasih sudah membaca. Mohon kritik dan saran, bisa mention ke @zkyz_
thank’s ^_^ je t’amie

Cerpen Nasi Goreng Susu Cokelat merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Lagu Untuk Angin Yang Lalu

Oleh:
Ruang kosong. Aku duduk di kursi besi yang panjang dengan memangku gitar kesayanganku. Di depanku ada meja kecil untuk meletakkan kopi hitamku. Ruang ini hanya berisi kursi, meja, ac

Datang Dan Kembali

Oleh:
“Huaaah…” rasa ngantukku kalah dengan semangatnya hari ini. Namaku Reina. Hari ini adalah hari pertamaku masuk ke dunia SMA. Rasanya benar-benar nggak sabar. Ingin sekali merasakan SMA tuh seperti

Move On

Oleh:
Nama aku riri, aku sekolah di salah satu SMA favorit di kotaku dan sekolah itu memang sudah cita-cita aku sejak lama. Cerita ini berawal dari seorang teman cowok ku

Notebook Pengungkap Rahasia Hati (Part 1)

Oleh:
“Yaaaa!!” “Hebaat!!” “Bagus!!” Sorakan-sorakan penyemangat bagi tim basket SMA-ku. Saat ini aku dan juga teman-teman sedang mengikuti perlombaan basket tingkat provinsi. Jika kami menang dalam pertandingan kali ini, kami

Berlibur Ke Bali

Oleh:
Hari hampir senja, matahari mulai malu-malu menutup diri di ufuk barat. Seorang cowok remaja belia terlihat sedang berlari-lari berjuang untuk menyelamatkan diri. Guk guk guk! Anjing-anjing itu menyalak dan

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Nasi Goreng Susu Cokelat”

  1. Raihanur says:

    Hahaha….
    Good story 🙂

  2. Zara fitria andina rahmi says:

    hahaha…lucu bgt….

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *