My Grandma Is My Friend

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Patah Hati, Cerpen Persahabatan, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 15 July 2017

“ra, amar ra!!!” teriak nenek yang sambil menari-narik lenganku.
Nenek adalah sahabat karibku, sebenarnya nama aslinya adalah Dyah Salsabilla. Aku tidak ingat apa yang menyebabkan dia kupanggil nenek, tapi aku sudah terbiasa memanggilnya dengan sebutan nenek, memang dia sudah seperti nenekku yang sering sekali mengingatkanku ketika aku salah dan yang selalu menasehatiku. Dan mungkin karena dia juga lebih tua dariku, sepertinya salah satu yang menyebabkanku memanggilnya nenek.

“kenapa lagi sama cowok itu nek?” tanyaku heran.
“kamu belum denger gosipnya apa ra? Dia barusan putus sama oki dan sekarang dia nembak si brillian!!!” ceritanya panjang lebar.
“apa nek? brillian? dia kan sahabatnya oki, nek!!! Keterlaluan banget sih amar!!!” balasku.
“iya bener ra, kasihan banget si oki dia sampai nangis-nangis tadi” sambungnya.
“emang ya si amar itu nggak punya perasaan sama sekali! Terus gimana nek, apa brillian nerima si amar?” tanyaku lagi.
“ya jelas pasti diterimalah ra, sekarang siapa coba cewek yang nggak mau nerima cintanya si amar”
“hhmm kalo aku sih ogah banget ya nek sama dia, mending jadi perawan seumur hidup daripada sama dia!”
“husshh rara omongan sama dengan do’a tau!”
“eh tapi nggak enak juga sih ya kalo jadi perawan tua hehe”
“tapi aku nggak habis pikir deh ra, kok masih ada ya cowok kayak si amar itu, udah sok keren, sok cool, sok kecakepan lagi! Padahal…” tiba-tiba nenek menghentikan kata-katanya, karena ternyata si amar lagi lewat di depan kelas kami.
“tapii… emang iya sihh..” sambung nenek yang sambil ngeliatin amar jalan sampai masuk ke kelasnya yang tidak jauh dari kelas kami.
“ehh tadi kamu ngomong apa nekk?” tanyaku yang sambil melotot.
“hahh? Aku nggak ngomong apa-apa kokk ra tadi!” balasnya dengan pipi memerah
Tettt… teettt… tetttt…
“ehh ra, udah bell nih yukk masuk kelas!” ajak nenek.

Ketika pulang sekolah aku melihat nenek begitu terburu-buru merapikan bukunya yang berserakan di meja, tidak seperti biasanya yang begitu lemot ketika membereskan buku-buknya.
“ayo ra, cepetannn!!!” sambil membantuku membereskan buku-bukuku.
“ya ampun nek! Mau ke mana sih? buru-buru amat!” balasku.
“ikut aku habis ini!” balasnya singkat, sambil menarik lenganku dan ternyata menuju taman yang tidak jauh dari sekolah.
“nek, kita mau ngapain di sini? pake mengendap-ngendap lagi!” tanyaku yang heran.
“ssttt!!! Jangan keras-keras ra kalo ngomong, nanti kedengeran mereka” balasnya singkat
“nahh! Itu dia ra, si amar lagi berduaan sama brillian” sambungnya
“emangnya kenapa nek kalo si amar berduaan sama brillian? mereka kan emang udah jadian?” tanyaku lagi.
“apa cantiknya brillian sih! Kok amar bisa klepek-klepek sama dia! Cantikkan juga aku, ya kan ra?” Tanya nenek dengan kesal.
“ya ampun nek aku nggak salah denger nih? nenekku cemburu sama brillian?” tanyaku sambil melotot.
“hahh? Kata siapa aku cemburu? aku cuman kesel aja sama brillian, dia tuh sok cantik banget, cocok sama cowoknya sekarang yang sok kecakepan!” balasnya dengan wajah memerah.
“ya udah ra pulang yuk, udah sore juga nih!” sambungnya.

Hari minggu, seperti biasa dimana hari disaat aku bersih-bersih rumah. Tiba-tiba saja handphoneku berdering sangat nyaring sekali.
“hallo! Rara!!!” terdengar suara nenek yang sangat nyaring sekali disana.
“ada apa nekk? tumben banget telfon?”
“ra kamu sekarang di mana? sibuk nggak?”
“seperti biasa nek lagi bersih-bersih di rumah, maklum anak perawan satu-satunya hehe”
“yaelah ra, aku mau cerita banyak nih sama kamu, tapi besok aja deh kalo gitu”
“duhh bikin penasaran aja sih nenek ini hhmm”
“udah makan belum ra kamu?”
“nenek care banget sih hari ini sama rara, keliatannya lagi berbunga-bunga ini yaa? Tapi aku belum makan nek, delivery dong hehe”
“haha tau aja sih ra kamu, mumpung aku lagi berbunga-bunga kamu minta delivery apa ra?”
“hahh seriusan nek? duhh nenekku ini baik banget sih! Hokben dong nek”
“tiap hari perasaan gue terus yang sering bayarin jajan luh ra!”
“atatah bahasanye ketularan anak jakarte mana nek? haha”
“ada dehh kepo deh luh! Haha”
“ahh nenek gitu ya, pokoknya deliverynya aku tunggu loh!”
“iya bawel, kamu tinggal duduk manis di rumah!”
“hhmm kalo punya pembantu kayak kamu nek, aku setiap hari bisa duduk manis di rumah nek!”
“haha nggak papa kali ra, itung-itung belajar jadi calon istri idaman haha”
“haha betul banget deh nek, siapa tau aja diambil mantu sama ibunya si Didi haha”
“ngarep amat luh ra! Haha”
“apa salahnya si nek, semua berawal dari mimpi haha”
“bener banget ra, emang semua berawal dari mimpi, tapi jangan lupa bangun ya ra hehe, udah ya ra aku tutup, pulsa udah npis nih! Dahh!”
“ya uda nek! Dahh!”

Keesokan harinya, hari senin dimana hari paling mager untuk berangkat sekolah, karena hari yang paling jauh dengan hari libur hehehe.
“rara!!!!” seperti biasa teriakan nenek pagi-pagi, seperti spiritual nenek ketika menyambutku untuk masuk ke kelas.
“nekk ingat ya kamu berhutang banyak cerita padaku!”
“nanti istirahat aja say aku ceritanya, kalo di sini nanti banyak fans-fans yang menguping hehe”
“iyadeh nek, tapi makasih ya nek deliverynya kemaren hehe”
“hhmm perasaan aku delivery bukan kali pertama ini deh ra, hhahaha”
“ahh nenek! Kalo bisa sih tiap hari, tiap waktu nekk, kan aku cucumu nekk” jawabku manja
“iyaa cuu iyaa”
Tett… teettt.. tett.. bell istirahat pun berbunyi
“nekk, ke kantin yukk! Laper nih!” ajakku
“ayoooo”

Di kantin
“kamu pesen apa ra?” Tanya nenek
“aku pesen mie ayam sama es teh manis, inget manisnya harus semanis aku ya nek hahaha”
“hahaha pede banget ra!”
Setelah pesanan makanan kami datang, aku langsung menyantap makanan kesukaanku yaitu mie ayam.
“ra pelan-pelan kalo makan, baca do’a dulu” nasihat nenek
“hehe iya nek lupa” jawabku sambil dilanjutkan do’a sebelum makan
“hhmm nek, cerita dong, mana janji manismu yang mau menceritakan sesuatu” tagihku
“haha mesti lebay kann hahhahaha” balasnya
“siapa dulu dongg neneknyaa hahha” sambungku
“tapi kamu janji ra, kalo aku cerita jangan shock ya”
“iya nekk, iyaaaa janjiii” jawabku sambil menyeruput mie ayam.
“ada anak yang nembak aku ra”
“sudah kudugaaa, siapa nekk cowok itu yang sudah mengambil hatimu eciieee” godakuu
“dia anak sini sih ra”
“anak sini? nenek kokk nggak pernah cerita sama aku sih kalo lagi deket sama cowok sini, bete deh!” jawabku sambil cemberut.
“bukannya gitu ra, aku takutnya nanti kamu shock dengernya”
“emang siapa sih nek cowok itu? jangann-jangannnnn…” jawabku sambil masih menggantungkan kata-kataku.
“jadi kamu suda tau kan anaknya ra?”
“nekkk seriusan! Jadi kamu nusuk aku dari belakang nek! Sungguh tega sekali dikau nek!”
“hahh maksutnya nusuk ra?”
“jadi beneran nek! Didi yang nembak kamu! dada ini serasa ingin meledak nekk! Help me please!!!” jawabku sambil menarik tangan anak yang melewati meja makan kami.
“duhh ra emang ya kamu nggak salah ikut ekskul teater! Siapa yang bilang kalo didi yang nembak aku!”
“syukurlah bukan didi, sudah kuduga didi hanya terpesona kepadaku hehehe” jawabku sambil menyeruput mie ayamku lagi.
“uhhh dasar kamu nih!” balasnya sambil menarik jilbabku.
“hehehe sorry nekk sorry, jadi siapa lelaki yang sudah mengambil hatimu nek?”
“aa… amarr ra!” jawabnya terbata-bata
Uhukkk uhuuuk “amaaaarrr!!!” jawabku seketika langsung memberhentikan kegiatan makanku.
“ssstt!!! rara jangan kenceng-kenceng ngomongnya!!! Tadi aku bilang apa” balas nenek sambil menutupi mulutku.
“ups! Sorry nek, keceplosan eh! Tapi nekk, kamu nggak serius kan nek ngomongnya? ini cuman lelucon kan?” kataku yang tak percaya.
“ini serius ra!!!”
“tapi nekk? Kokk bisaa?”
“aku juga nggak tau ra, ini mengalir begitu saja”
“nggak nek, aku nggak setuju sama sekali kalo kamu sama amar, kamu tau sendiri kan nek gimana dia?”
“iya ra, aku tahu betul tentang dia ra, tapiii…”
“tapi apaa nekk?”
“a..akuu juga suka dia ra!”
“nekk, apa aku nggak salah denger? gimana bisa kamu suka sama cowok kayak dia? Itu nggak mungkin, kapan dia nembaknya nek?”
“kemarin dia datang ke rumahku ra”
“dia tau rumahmu nekk? Dan kamu jawab apa?”
“ya tentu saja aku nerima dia ra, seperti yang aku katakan cewek mana yang tidak menerima dia ra!”
“nekk apa kamu sadar nerima amar? dia kan pacarnya brillian?”
“iya ra, aku ngerti tapi dia sama brillian nggak atas dasar cinta kokk, amar terpaksa nembak dia karena dipaksa sama brillian”
“cowok kayak gitu emang nggak punya rasa cinta nek! Pokoknya aku nggak setuju kamu sama amar! Titik!!”
“ra, sebenernya aku uda memendam perasaanku kepada amar sejak aku kelas 8 SMP dulu, tapi aku pindah sekolah waktu kelas 9 SMP dan aku bersyukur bisa satu SMA lagi sama dia sekarang, dan aku sekarang mempunyai peluang untuk menjalin hubungan sama dia” beber nenek panjang lebar
“nek tapiii…” belum sempat kulanjutkan
“apa aku salah ra ingin mencoba menerimanya, lagian aku juga ingin merubah sikap jeleknya itu, dia kemarin bilang kalo mau merubah sikapnya demi aku” sambungnya lagi.
“tapi nek, merubah sikap orang tak segampang membalikkan telapak tagan”
“tapi apa salahnya aku mencobanya ra?”
“hhmm jika kamu bahagia aku juga ikut bahagia kokk nek, tapi kalo amar sampe nyakitin kamu, bilang aku ya nek! Aku akan ngehajar dia oke!” kataku meyakinkan nenekku.
“duhh cucuku alay banget sihhh! Sini kupelukkk” balasnya sambil memelukku.

Hari Rabu, tanggal merah yang artinya libur sekolah, horreee!!!! Aku dan nenek pergi ke Galaxy Mall karena kita akan menonton bioskop bersama.
“Amar ke mana nek? dia nggak jadi ikut?” tanyaku.
“iya ra, dia katanya ada acara keluarga mendadak, jadi ya nggak bisa ikut” balasnya.
“hhmm pinter banget alasannya” jawabku pelan.
“kamu ngomong apa ra barusan?” Tanya nenek
“ee.. eenggakk kok nek, yuk pesen tiketnya dulu” ajakku.

Ketika selesai beli tiket untuk nonton bioskop aku tidak sengaja melihat Amar, tapi dia sedang jalan bersama cewek dan yang pasti itu bukan nenek.
“nekk!! nekk!!! itu bukannya Amar!!!” kataku sambil menunjuk-nunjuk kearah amar berada”
“iya ra, itu emang amar, tapi dia kok ada di sini ra, itu dia kok lagi gandeng cewek ya ra!” jawab nenek kesal.
“ya ampun nek! Itu kan natasya, anak baru di sekolah kita! Tuh kan nek, aku bilang juga apa? orang kayak amar itu nggak akan pernah bisa berubah, tenang aja nek aku sekarang akan menghajarnya!” kataku penuh amarah.
“jangan ra, udah biarin aja dia, aku udah nggak mau peduli lagi sama dia” jawab nenek sambil meneteskan air mata.
“tapi nek, aku nggak akan biarin cowok kayak dia nyakitin kamu nek”
“iya ra aku tau, kamu emang sahabatku yang paling ngertiin aku. Tapi ra, ini kan tempat umum kalo kamu mau ngehajar dia pasti kita yang entar dapet masalah” jawabnya lagi sambil memegang tanganku.
“sabar ya nek, masih ada aku di sini kok” balasku sambil memeluknya.
“thanks ya ra, emang kamu sahabat yang selalu ada buat aku, maaf juga aku nggak mau dengerin kamu kemaren. You’re my best friend forever” jawabnya sambil membalas pelukanku.

THE END

Cerpen Karangan: Bella Safira Salim
Facebook: Bella Safira Salim

ADVERTISEMENT

Cerpen My Grandma Is My Friend merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Si Pintar Versus Si Beruntung (Part 2)

Oleh:
“tok tok tok, bu aku pulang” kataku sedikit berteriak supaya ibuku dengar “ya tunggu sebentar” ibuku membukakan pintu, dan terkaget melihat aku menagis “febri, kamu kenapa menangis?” tanya ibuku

Hilangnya Bintang Itu

Oleh:
Pagi yang indah, burung-burung berkicauan. Menyambut hangatnya pagi di pondok suci ini. Semua santriwati menyibukkan dirinya. Entah angin apa yang membawaku semalam. Terbangun dari tidurku, tetesan darah bercucuran dari

Sipit

Oleh:
Santi masih stay di depan meja komputernya, mengetik beberapa buah kata pada jendela chat-nya kemudian Enter, setelah menunggu beberapa lama balasan itu pun muncul. “Oke sama-sama, salam kenal aja”

Sahabat Yang Mengkhianati

Oleh:
Tesa duduk di bangku sekolah SMP yang tak jauh dari rumahnya. Tesa juga memiliki sahabat yang baik dan bisa dibilang sahabat karib, ke mana-mana selalu bersama. Sahabatnya bernama Sari.

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *