Dukun And Friends (Kecewa Dan Bahagia)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 5 May 2016

Ini kisah waktu aku SMA X (tidak nama asli) dulu di daerah kota palembang. SMA X itu baru berdiri satu tahun dan aku merupakan angkatan kedua. Bentuk sekolahnya hanya beberapa gedung. Pertama, dua gedung ruang belajar murid yang berisi tiga ruangan setiap gedungnya dan kedua satu gedung kantor guru. Ruang wc mana? Ada kok tenang ya. Lagi kebelet apa? Ada tapi jauh di ujung sekolah di balik bukit jauh kata kakak senior saya bilang. “Itu WC khusus murid kalau untuk guru dan staf sekolah ada di dalam gedung guru, sungguh sekolah it’s the best.”

Bukan hanya itu sekolah ini dikelilingi rumput yang tinggi setinggi dengkul orang dewasa. Coba bayangkan sekolah kota tapi serasa sekolah di desa tapi itu dulu di masa aku kelas 1 kalau sekarang mah beda jauh sekali bandingannya kayak sekolah kota serasa istana. Asal mula aku masuk SMA X sebenarnya aku ditipu sama teman SMP-ku, namanya Bayu WB. Jadi begini aku sama dia itu janjian kalau lulus SMP mau lanjut di sekolah yang sama namanya juga sahabat pengennya barengan terus kita kan sahabat solid. Ketika suasana pulang sekolah di atas jembatan penyeberang jalan.

“Eh Bay lulus nanti mau lanjut sekolah mana?” Dia terus mikir kayak serius amat kayak pakar analis gitu.
“Di deket rumah gue ada sekolah SMA X baru Rid, emang jauh dari rumah lo tapi kan kalau negeri biaya sekolahnya gratis jadi enak bisa meringankan beban orangtua lo,” Aku langsung bengong tumben nih bocah omongannya baik biasanya mesum mulu dalam hati, “Tapi kan Yu rumahmu jauh juga pinggiran kota, emangnya ada apa sekolah di sana?” dengan muka yang serius dan sedikit marah karena aku bilang pinggiran kota tadi. Tapi aku percaya sih sepertinya dia jujur deh, kelihatan hidungnya gak mekar. Biasanya kalau bohong pasti hidungnya mekar kemana mana. “Begini deh, besok kita survey ke sana dan coba tanya-tanya sama orang di sekolah itu kalau lo masih ragu sama omongan gue besok kita berangkat pagi jam 8, bagaimana?!”

Aku langsung oke-oke aja, biar cepat beres karena hari sudah sore takut ketinggalan bus lagi dan kita pun lanjut pulang. Sekolah kita swasta jadi SMP campur sama kakak SMA, jadi kita masuknya siang karena kalau pagi kakak SMA yang pegang. Setelah pagi datang dan didukung cuaca yang begitu bersahabat waktu pun menunjuk jam 7 pagi dan kondisi sudah siap berangkat. Mandi sudah sarapan belum ahh bodoh amat sarapan luar juga enak. Ehh tiba-tiba handphone pun berbunyi aku coba angkat suara kenceng amat teriakan lagi?

“Woii keong ke luar lo dalam rumah beta banget lama-lama, gue di sini dah lama lumutan nunggui lo,” aku intip di jendela eh buset ini bocah udah nongol duluan, belum aku kabari udah datang. Hahaha ku bukakan pintu langsung deh loncat kodok duduk di belakang jok motornya ku timpuk kepalanya yang sedang memakai helm hitam.
“Plackk… Bray masih pagi jam 7, gak kecepatan apa kamu?” Dengan muka merengut masemnya. “Ini motor mau dipakai abang gue jam 8 dia mau beli barang jadi kita buru-buru.” sedikit bingung iya sudah cabut sekarang aja. Seiring berjalan waktu menuju. Sekolah SMA X yang kita tuju. Terlintas aroma menyengat di hidungku tercium bau yang beda banget sama si dia agak amis tapi makin lama makin terasa.

“Bay lo gak mandi ya?”
Gak bicara diam aja fokus pandangan di jalan tak menghiraukan, aku coba paksa-paksa biar bicara. Geramku ku timpuk dia. “Ehh sorry tadi gue takut telat jadi gak keburu mandi.”

Seperti yang ku duga, terpaksa dengan menahan napas aku harus bertahan dengan kondisi seperti ini. Kebiasaan sahabatku yang malas mandi pagi. Dengan coboynya dia mengendarai si roda dua di iringi bersama deras asap kenalpot motornya kita menyalip semua kendaraan yang di depan mata. Seperti di film action yang mengejar penjahat dan tiba lah tujuan TKP kita. Suasana hening tak ku sangka. Aku hanya terdiam terkejut rasa tak percaya apa benar ini sekolah atau bukan, jauh sekali perbedaan dari sekolah kota biasanya.

“Bay kita gak salah tempat kan? Kok gedungnya sedikit amat dan rumput liar ini kok berjaya ria seperti kembali di pedesaan.” Teriakan tawa kecil pun ke luar dari mulut harumnya yang lupa gosok gigi. “Ya iyalah namanya juga sekolah baru, ini sekolah negeri yang terakhir jadi gak heranlah.”

Aku pun tersadar benar juga omongannya, ini sekolah baru pasti beberapa tahun nanti pasti bangunannya bakalan megah dan setara dengan sekolah yang lainnya. Dengan pikiran positif aku bertekad untuk terus maju dan berharap bisa masuk di sekolah negeri ini. Semangat! Selain itu juga aku ke pikiran biaya pasti gratis. Namun bukan sampai di situ hambatan kami datang karena semua orang di berada di sekolah sepi hanya ada satu orang bapak yang tersisa bagaikan juru kunci keramat dan aku berpikir sepertinya kita datang di dunia horor mencekam kondisi waktu juga gak pas deh, aku dan Bayu menghampiri bapak tua itu dan menanyakan semua keresahan hati ini.

“Selamat pagi permisi Pak, mau nanya kapan ya pembukaan penerimaan siswa baru di sekolah ini dan kenapa kondisi sekolahnya sepi ya Pak?!” bapak itu tersenyum seram dengan seragam biru, bertongkat di samping pinggang yang sedang santai sambil menikmati pisang goreng hangat dan perut keruncungan seperti suara cacing perutku tergoda dengan hangatnya pisang goreng ini. Maklum bray belum sarapan. “Iya selamat pagi Nak, oh kalian mau daftar ya biasanya pembukaannya seminggu dari kelulusan anak SMP, jadi kalian datang lagi ke sini kalau sudah lulus dan juga harus ingat tanggal merah itu hari libur jangan lupa.”

ADVERTISEMENT

Kita berdua bengong kok bisa, bapak bilang begitu dan benar kita lupa kalau hari ini tanggal merah pantesan sepi seperti rumah tinggal yang ditinggal mudik pemiliknya. Gak sampai 10 menit dari percakapan dengan bapak tadi kita pun permisi bergegas pulang dengan perasaan malu yang kita bawa sampai rumah. Beberapa bulan kemudian, akhirnya kelulusan SMP pun tiba dengan hasil yang cukup memuaskan. Setelah itu kami sepakat buat lanjut SMA X negeri yang bakalan tujuan kami. Aku ingat waktu itu aku sendirian yang mengurus berkas maklum lintas rayon agak ribet, aku coba telepon Bayu buat bareng mengurusnya biar gak terlalu ribet.

Ternyata dia susah dihubungi banyak alasanlah mulai dari banyak pekerjaan rumah yang banyak. Akhirnya aku sendirian yang mengurus, biasa aku mah orangnya mandiri iya mandi sendiri maksud hehehe. Setelah tes wawancara, tertulis dan beberapa tes lainnya pun selesai ku jalani. Sampai tibalah pengumuman kelulusan penerimaan murid baru. Di bawah papan pengumuman yang disesaki ratusan calon murid baru yang sibuk berdesakan melihat hasil pengumuman. Seperti anak ayam yang sedang diberi makan oleh pemiliknya dan aku seperti musang yang sedang mengincar anak ayam yang cantik untuk dimakan, maklum nasib jones selalu kesepian. Mencari kesempatan dalam kesempitan alasannya begitu tapi ini gak penting aku ada sesuatu yang membuatku bingung kayak adanya kurang ini juga belum sempat aku melihat hasil pengumuman aku menuju parkiran motor.

Eeh kenapa? Maaf aku suka pelupa orangnya dan aku rasa kayaknya aku meninggalkan kunci motor yang masih menempel. Belum sampai di tempat parkiran baru ingatan itu teringat lagi. “Oh iya mana Bayu kok gak kelihatan dari mulai mengurus berkas sampai pengumuman gak kelihatan batang hidungnya,” Sambil berdiri aku berjalan termenung dengan pikiran yang bermacam-macam mengenai Bayu. “Waduh gak beres ini bocah jangan-jangan dia kenapa-kenapa bahaya ini.”

Tiba-tiba langkahku terhenti, di saat aku termenung bingung datang seorang gadis biasa namun istimewa sedang mengendarai sepeda motor matic mengarah ke parkir motor yang berada sampingku sambil tersenyum kecil menyapaku menandakan keramahannya. Dengan rambut lurus hitam panjang yang dihiasi pita kupu-kupu terlihat di saat melepaskan helmnya, bersamaan itu hembusan angin nan cantik mengayunkan rambut panjangnya. Berdetaklah kencang jantungku terasa tak karuan, seiring langkah kakiku mendekatnya. Jantung gemetar hebat keringat dingin menetes deras di kening bagaikan seorang model di kalender dinding yang selalu mengingatkan tanggal merah.

Hmm…. Kayak aku semalam habis nonton drama korea ini jadi terbawa mimpi. Eeh benaran gak mimpi ini nyata! Ini buktinya bahwa pita kupu-kupu itu ada dan tak sengaja terjatuh di saat ia tergesa-gesa melepaskan helmnya tadi. Namun disayangkan gadis itu telah berlalu, tak buang waktu panjang langsung kuambil dengan secepat kilat lalu ku simpan di saku baju. Ku berniat untuk mengembalikkan kepada pemiliknya. Gadis ini mengingatkan cinta pandangan pertamaku yang mulai bersemi lagi di masa SMP dahulu.

Siapakah kamu wahai gadis cantik?! Kau telah menghidupkan kembali gelora asmara yang telah mati ini. Namun sayang dia hanya melintas sesaat di sampingku. Semangatku begitu menggebu-gebu dan saat itu aku sudah putuskan aku bertekad untuk mendapatkan cinta gadis kupu-kupu itu bersama tekad untuk masuk sekolah ini. Ku tinggalkan parkiran ini menuju papan pengumuman dengan jiwa mudah yang membara aku pun ikut berdesakan dengan tujuan melihat hasil kerja kerasku. Akhirnya aku pun sampai di depan pengumuman aku lantas ku cari dengan teliti namaku di daftar nama, mulai dari yang paling atas dan ternyata tidak! Ada. Seketika jantung semakin gemetar perasaan cemas mulai datang menyerbu menghujaniku lalu ku coba lagi lihat sampai ke bawah ternyata tidak ada juga, argghha! (geram) rasa cemas itu telah merasuki ragaku hati berkata

“Apa ini akhirnya segalanya ?! Oh, tidak mungkin ini terjadi! Hancur sudah harapan untuk bersekolah gratis bersama gadis kupu-kupuku.” semangat yang membara tadi seketika padam hanya melihat daftar namaku tidak ada. Dengan rasa lesu dan sedih langkah kakiku, aku menuju parkiran lagi. Aku melihat sesosok bapak juru kunci yang dulu itu berdiri tegak mengarah memandangku dan memanggilku.
“Hei Nak bagaimana hasilnya, berhasilkah kamu masuk?! Kenapa kamu bersedih Nak semua murid yang datang pulang dengan rasa gembira kecuali kamu sendiri?” Sebenarnya aku malu untuk menghampiri bapak tapi apa boleh buat aku harus berani mengakui bahwa aku telah gugur dengan muka tertunduk aku menghampirinya. “Maaf Pak sebenarnya aku gugur soalnya namaku tidak ada di daftar.”

Sekarang bapak itu tertawa dengan besar seakan mengejekku. “Wkwkwk kok bisa Nak kamu beranggapan seperti itu, sebenarnya nama yang di daftar itu nama anak yang lulus tanpa seleksi dan tes, kalau kamu ikut tes kamu seharusnya mendapatkan amplop kelulusan sesuai nama yang ikut tes, bukan melihat di daftar pengumuman, kalau kamu mau minta amplopnya silakan ke ruang kantor guru dan tunjukkan nama dan nomor tes kamu pasti guru bersangkutan akan memberikan amplop kelulusan.”

Hembusan angin segar terasa menerpaku seakan memberikan kehidupan baru mulai terlihat raut senyum indah pipiku tertarik terbuka perlahan seketika bapak itu berkata. “Serius Pak, gak bohong kan Bapak?” sambil ku peluk erat tubuhnya. “iya Pak saya akan menanyakannya kepada guru, terima kasih Pak.” dengan jurus kaki seribuku menuju ruang guru. Setelah sampai ku langsung menanyakannya kepada guru yang berada di ruang tersebut. “Maaf Bu, saya mau mengambil amplop kelulusan tes ini nama dan nomor tesku Bu.”

Sungguh benar apa yang dikatakan bapak tadi ternyata amplop itu benar ada, sungguh girang kesenanganku melihatnya, tak lama kemudian ibu guru berjilbab pink itu menghampiri dan memberikan amplopku dan mengatakan, “Nak ini amplop kamu, lulus tidaknya nanti itulah hasil kerja keras kamu. Jangan kecewa dan berkecil hati ya, oh iya jangan dibuka di lingkungan sekolah sebaiknya di rumah saja.”

Dengan senang hati aku mengambilnya serta rasa gugup diiringi hati yang resah ini tak sabar ingin membukanya. Tak lupa ku ucapkan terima kasih kepada bu guru dan permisi pamitan untuk pulang namun sayang pesan bu guru tadi tak bisa ku wujudkan karena rasa penasaran yang begitu gila tak tertahankan. Belum sampai di parkiran, akhirnya ku buka sedikit demi sedikit amplopku dan tampaknya aku seperti kerasukan dan tak terkendali kesabaranku telah habis. “Maaf Bu aku harus buka ini.” Krekkkketes tersobeklah sudah, langsung ku buka dan ku lihat dengan mataku terarah tertuju kepada tulisan hitam besar tertulis lulus terpampang di tengah kertas. Bagaikan kejatuhan bom atom yang dahsyat rasa gembira meledak-ledak sungguh bersyukur aku dan ku ucapkan alhamdulillah atas rezeki dari sang maha kuasa, karena aku telah berhasil lulus.

Bapak kau memang juru kunci penyelamat hidupku walau wajahmu seram namun kau berikan sepercik harapan. Akhirnya kali ini aku pulang dengan rasa gembira dan ku berikan senyum indahku ke mana-mana seperti orang gila. Etss tunggu dulu jangan pulang? Kenapa?! Kamu lupa seseorang!! Siapa gadis kupu-kupu tadi? Bukan bray itu sahabat lo bagaimana ceritanya ohh iya maaf terbawa suasana senang. Setelah dapat kabar gembira, aku coba telepon Bayu lagi. Ternyata telepon kali ini dijawabnya langsung aku marahi dia tanpa banyak basa-basi lagi. “Haloo, Yu kamu di mana? Masih hidup gak kamu!!! Bagaimana sih kamu ini sudah gak ada kabar dihubungi susah amat kayak berasa orang penting, tahu gak kamu kalau hari ini pengumuman kelulusan tes SMA X dan aku berhasil lulus!! ”

Dengan tampang tanpa dosa dengan santainya dia jawab. “Hahaha sorry bray, hp gue kemarin rusak jadi ya, gak bisa hubungi lo. Oh iya selamat ya lo sudah lulus gue juga lulus ini. Tapi sorry lagi, ini bray gue lulus bukan SMA tapi SMK haloo bray kok diam dengar gak lo?” terasa seperti jutawan dadakan yang sedang ditipu penjahat, asli gak disangka kok tega sih dia bilang begitu jadi rencana kita selama ini percuma hanya tipuan semata.
“Ehh Yu kok kamu bilang begitu, kenapa gak ngomong dari awal. Kecewa aku ternyata kamu seorang penipu apa hasilnya coba?!! Gak untungnya buat kamu bodoh!” seakan tak mau kalah debat dan tak mau disalahkan lantas membalas dengan suara tegas.

“Sorry banget bray, jadi begini gue kemarin-kemarin sudah datang ke SMA X itu buat ngurusi berkasnya terus gue nanya sama orang yang di sana. Persyaratan masuknya bagaimana dan gue lihat persyaratannya buat masuk SMA X. Ternyata nilai minimal 8,00 dan lo tahu sendiri nilai gue gak sampe segitu. Gue juga gak berani kabari lo takutnya setelah gue kasih tahu lo kalau gue gak jadi masuk itu SMA X nanti lo bakalan gak jadi juga masuk dan ngikut gue kan rugi lo nya sudah jauh-jauh gak ada hasil.”

Aku pun tak mau kalah hanya dengan penjelasan itu dan mudahnya menerima.
“Yu, alasan kamu itu gak berbobot tahu gak. Kita bisa cari jalan ke luar bareng baik-baik jangan langsung putus semangat cuma gara-gara nilai,” Tetap saja dia menanggapi dengan santai dan tak mau membesarkan masalah, “Jadi mau bagaimana lagi coba sudah terlanjur bray, woles aja kita juga sama-sama sudah lulus apa lagi masalahnya? Kita juga masih bisa sahabatan kok walau sekolah kita berbeda.”

Rasa kecewa ini harus ku hapus dan menerimanya dengan besar hati. Karena tak perlu juga untuk disesali toh aku juga bisa mengejar tekadku kedua yaitu mendapatkan cinta kepada gadis kupu-kupuku. “Iya terserah kamu, aku cuma gak sangka kamu bisa begitu menipuku dan meninggalkan aku di sini. Secara aku tak kenal satu pun orang di sini seperti terdampar di pulau orang asing gak asyik kecewa banget bodoh. Iya sudah tak perlu lagi kita membahasnya dan ini terakhir aku bicara denganmu habis sudah ini pulsa aku menelepon kamu yang gak penting.”

Ku matikan hp-ku langsung. Karena kondisi rasa kecewa dan amarah ini yang membuatku muak tak ingin mendengar suaranya lagi. Lantas ku ambil sebuah pita kupu-kupu di dalam sakuku lalu ku pegang dan ku pandang cukup lama. Entah kenapa rasa kesal dan amarah tadi mulai perlahan hilang mungkinkah karena ku ingat pertemuanku bersama pemilik pita ini aku pun tersenyum sendiri membayangkan senyuman gadis itu seakan telah menenangkanku dan membisikkan. “Tenangkanlah pikiranmu dan bersandarlah di pundakku aku akan selalu menemanimu disaat senang maupun sedih.”

Aku pun tersenyum senang dan malu untuk menatap wajahnya. “Kau begitu baik kepadaku tapi bagaimana caranya aku bisa mendapatkan cintamu sedangkan aku tak tahu siapa kamu.” tak sengaja ku terlarut dalam khayalanku sendiri dan mulailah kesadaranku pulih lalu ku coba bergegas meninggalkan sekolah dan kembali pulang ke rumah. Sepanjang jalan ku lalui dengan sepeda motor honda tua bersama rasa kecewa dan bahagia.

Cerpen Karangan: Riduan Sa
Blog: riduansa14.blogspot.co.id

Cerpen Dukun And Friends (Kecewa Dan Bahagia) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Rantha (Part 2)

Oleh:
“Aku tahu kamu gak sebodoh itu untuk tahu bahwa di depanmu ada lubang, tapi kamu tetap menjatuhkan diri kamu disitu!” Ia berdiri dari duduknya, dan memakaikan jaketnya kembali ke

Cinta Celia

Oleh:
Kringggg. kringggg… ponselku berdering untuk kedua kalinya, masih nama yang sama tertera di layar ponsel. Masih enggan aku mengangkatnya, sampai pada titik jenuh aku mendengar dering ponselku. “hallo” sapa

Yakin Deh, Kamu Pasti Bisa!

Oleh:
“SEKALI LAGI, SELAMAT KEPADA ICHA CARISSA SEBAGAI JUARA SATU OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SMA SEKOTA BANDUNG!” Tepuk tangan dan sorakan begitu ramai saat Icha berjalan ke atas panggung. “Nak, bangun

Heart Backrest

Oleh:
Dikala masa lalu itu memang selalu di belakang, namun bukan berarti kenangan itu selamanya akan mati bukan? — MENTARI pagi tampak enggan memperlihatkan dirinya sambil berselimut di balik awan

Percik Percik Api Di Kamar 13

Oleh:
Kuacak-acak lagi bajuku yang memang sudah berantakan. Mencari sesuatu yang sepertinya kuselipkan di bawah lipatan baju. Namun uangku sudah benar-benar hilang. Kira-kira tiga puluh ribuan yang kuletakkan di sana

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *