Random

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 19 October 2014

Aku melihat perempuan dan berharap untuk memilikinya, tapi dia tidak mungkin bisa kumiliki. Ya, sahabat saat aku di bangku sekolah. Namanya Bella, aku dan dia selalu bersama sejak kecil. Sekarang kami bersekolah di sekolah yang sama. Aku antar-jemput dia setiap hari ke sekolah.

Suatu waktu disaat itu ia sedang dekat dengan pria bernama Jordan. Aku memang cemburu, namun apa boleh buat aku hanya seorang sahabat Bella. Suatu ketika saat Bella ingin pergi kencan bersama Jordan ia bertanya kepadaku “Andre, menurutmu gaun biru ini cocok untukku?” Lalu kujawab “Itu sangat cocok bagimu, dan kamu terlihat cantik”. Hancur hatiku pada saat itu, namun aku sadar semua hanya perasaan bodohku atas sahabat kecilku.

Lama pacaran akhirnya Bella putus dengan Jordan kala itu hujan lebat dan tiba-tiba bel rumahku berbunyi. Segera aku bergegas ke depan untuk mengecek keluar, alangkah kagetnya aku melihat Bella yang basah kuyup sambil menangis di depan rumahku. Cepat-cepat aku ambil payung dan membawanya masuk ke dalam rumah. “Aku sedih Dre, aku benci Jordan” saut Bella. “Sabar Bel, lebih baik kamu keringkan badanmu dan minumlah air anget ini”. Setelah itu duduklah kami di sofa ruang tamu berdua, Bella bersandar padaku dan berkata “Kamu memang sahabatku yang paling aku sayang Andre”. Aku hanya tersenyum lucu.

Waktu berjalan dan tibalah saatnya pesta prom night di penghujung tahun. “Andre aku ingin kamu jadi partner dansa aku” kata Bella, “Dengan senang hati sahabatku” jawabku sambil tersenyum. Setelah dansa dikecupnya keningku dan memelukku hangat. “Masa sekolah ini adalah masa terindah hidupku dapat memiliki sahabat sejak kecil sepertimu Andre” Bella berkata. “Kau memang peri kecilku yang tak pernah dapat tergantikan Bella” jawabku. Sampailah aku pada masa dewasa, ya Bella dan aku sudah menuju dunia baru.

Dunia kuliah yang memberikan jarak antara aku dengannya. Namun setiap libur semester aku dan Bella selalu menyempatkan diri untuk bertemu, terkadang kami travel untuk refreshing atau sekedar datang silahturahmi dengan keluarga masing-masing. Ya keluarga Bella dan aku memang sudah lama dekat itulah mengapa kami bisa kenal sejak kecil. Bella sedang mengerjakan skripsinya, dan aku hanya tinggal mengikuti sidang. Tapi aku berjanji untuk menunggu Bella lulus kuliah sebelum aku. “Andre aku lulus! Nanti Kita makan-makan ya!” “Iya Bel selamat ya, nilaimu bagus.”. Hari demi hari tahun demi tahun.

Tibalah kami di masa yang lebih dewasa ini, Bella bekerja di sebuah bank swasta di Jakarta. Dan aku bekerja di sebuah perusahaan di bidang otomotif. Kami masih menyempatkan diri untuk bertatap muka bahkan tak jarang untuk sekedar hangout untuk refreshing dari rutinitas. Suatu ketika saat aku mengajaknya ke club di bilangan Jakarta, aku kaget dan merasa sakit saat Bella berkata akan menikah tahun depan. Dan aku hanya bisa berkata selamat kepadanya, dan berjanji akan jadi orang pertama yang hadir di dalam pesta pernikahannya. Ku antar dia pulang, dan aku pun berhenti sejenak di sebuah bar untuk merenung. Memikirkan Bella yang akan menikah, betapa sakitnya hati ini. Namun aku hanya dapat ikut bahagia atas apa yang sahabatku rasakan.

Sampailah tahun depan, hari dimana Bella menikah. Aku pun datang dan menjadi orang pertama yang hadir sekaligus mengucapkan selamat kepada Bella dan suaminya. Aku tak menyangka 20 tahun bersahabat, rasanya baru kemarin aku mengenalnya. Sekarang sudah punya orang lain, ya aku turut senang di hari bahagia tersebut.

Setelah pernikahan itu aku mulai menjaga jarak dengan Bella karena takut muncul masalah antara aku, Bella dan suaminya.

Aku mulai hidup berpindah-pindah dari kota satu ke kota yang lain. Merasakan hidup baru dan menikmati dunia yang asing bagiku. Umurku yang genap 45 tahun ini aku jalani dengan hidup sebatang kara. Ya menurutku karir adalah hal penting, hingga aku lupa untuk memikirkan pernikahan. Aku sudah cukup nyaman dengan hidup seperti ini.

Suatu hari aku membuka facebookku, dan tercengang. Perempuan yang aku kenal sejak kecil mengirim pesan ke profilku. “Hai Andre, apa kabar? Apakah semua baik-baik saja?” Isi pesan dari Bella. Cepat-cepat aku balas “Baik Bel, bagaimana keluargamu? Semua oke kan?” “Ya semua oke Dre, anakku yang pertama sekarang sudah SMA. Inget dulu kita jaman SMA ya Dre” “Wah sudah besar ya sekarang dia, kamu bisa aja Bel. Ada waktu Bel? Sudah lama tidak bertatap langsung sama kamu. Mungkin sembari berbagi cerita sambil ngopi?” “Boleh Dre, besok ya di tempat kopi biasa ya waktu jaman kuliah. Ada yang perlu kamu ketahui Dre” “Oh boleh bel, ILoveCoffe kan?” “Iya dre, sampai ketemu ya”. Hatiku bergetar lama rasanya aku tak berjumpa dengan peri kecil ku itu. Ya mungkin 15 tahun aku tak Berjumpa.

ADVERTISEMENT

Hari disaat aku bertemu dengan Bella. Aku shock tak bisa berbicara banyak, kabar kurang menyenangkan datang dari mulut Bella. “Andre hidupku mungkin tidak lama lagi, dokter menvonis aku terkena kanker stadium 4.” aku tidak dapat berkata apa-apa hanya air mata yang mengalir membasahi pipiku. Ya itulah pertemuan pertama semenjak 15 tahun berpisah dan juga pertemuan terakhirku.

Bella meninggal 6 bulan setelah itu. Aku hanya bisa meratapi batu nisan Bella, dan berharap Bella tenang di alam sana. Tiba-tiba dari belakang, suami Bella menepuk bahuku dan berkata “Kamu Andre bukan? Bella menitipkan diarynya untuk diberi kepadamu” “Oh iya mas terimakasih” jawabku. Aku pulang dan masih terpikir bahwa waktu begitu cepat 35 tahun aku mengenal Bella hingga akhirnya aku menyaksikan ia meninggalkan dunia. Aku teringat diary yang diberikan suami Bella. Aku buka dan membacanya…

Dear Diary
“Andre adalah pria yang aku kenal sejak kecil dulu, aku mencintainya sampai kapanpun. Hingga nafasku telah tiada, hingga jantung ini berhenti berdetak. Aku akan selalu mencintaimu Andre. Namun apa daya ku dia pasti hanya mengganggapku seorang sahabatnya.”

Cerpen Karangan: Alfil Ilman Putra
Facebook: alazka_cj[-at-]hotmail.com

Cerpen Random merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Surreptitious Solitude

Oleh:
Masih sama seperti malam malam biasanya. Ia terus menatap rembulan di balik jendela tua, terdapat sepasang mata dengan sorot mata yang tajam yang tidak pernah lupa memperhatikan langit malam

Cookies

Oleh:
“Kaoru, hari ini kamu ada jadwal ekskul kan?” “Masa nggak ingat?” “Hehehe!” Konnichiwa, minnasan. Namaku, Kaoru Amamura desu. Aku kelas 11, di sekolah Meitoku Gijuku Senior High-School. Di sekolah

Rainbow at The End of Twilight

Oleh:
Ketika senyuman mentari menyambut datangnya hari dan suara kokokan ayam telah mengakhiri malam yang kelam, nampak seorang pemuda berseragam putih abu-abu memulai hari dengan sepeda butut peninggalan ayahnya. Hanya

Sekolah Terakhir

Oleh:
Aku memandang langit yang tampak mendung pagi ini. Kebetulan, hari ini adalah awal kami masuk SMP. Aku dan Nala begitu bersemangat mempersiapkan segala keperluan murid SMP. Aku dan Nala

Surat Tersimpan

Oleh:
“Entah karena terbiasa atau aku memang menyukainya, padahal dulu perasaan istimewa ini tak ada untuk dirinya” gumam dalam hati Aryan yang melamun di gerbang kampus. “Kamu melamun..?” Aryan hanya

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *