Jauh Lebih Baik (Part 1)

Cerpen Karangan: ,
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 29 January 2023

2021 tepatnya waktu aku kelas 1 SMK aku jatuh cinta kepada salah satu kakak kelasku yang bernama Reza.
Aku sangat menyukai Reza, dia kakak kelasku yang sangat pintar dalam mata pelajaran sekolah dan bermain basket, ya bisa dikatakan Reza itu idaman para cewek-cewek di sekolahku, dan bisa dikatakan Reza salah satu cowok terganteng yang ada di sekolahku.

Tapi sangat disayangkan dia angkuh dan sombong.
Aku tidak tahu kenapa waktu itu aku bisa jatuh cinta sama dia, sangat bodoh bisa menyukai kakak kelas yang angkuh dan sombong.

Hari-hari berlalu aku masih menaruh hatiku kepada Reza.
Setiap malam aku selalu bertanya-tanya kepada diriku sendiri.
“Kira-kira Reza mau gaya ya sama aku,” kataku dalam hati.
Setiap malam selalu overthingking.
Kemudian aku berbicara kepada diriku sendiri.
“Apa aku confes aja ya ke Reza nyatain perasaanku selama ini,” kataku.
“Eh ga deh nanti kalo Reza gamau, gimana?” kataku membantah omonganku yang tadi.
Memikirkan itu semua sehingga membuatku ketiduran.

Keesokan harinya aku berangkat sekolah seperti biasanya menaiki ojek online, tak lama di jalan akhirnya aku sampai di sekolah.
Waktu baru sampai di sekolah aku terkejut ada Reza yang baru berangkat sekolah juga, aku seolah-olah salah tingkah melihat dia tetapi aku harus terlihat tidak ada yang aku sembunyikan.

Waktu aku berjalan melewatinya di depanku, aku sangat terkejut karena dia menyapaku “Hai” langkahku terhenti, aku berbalik badan menatapnya, dan menyapanya juga “Hai” dengan senyuman bahagia di hatiku.
Lalu aku bergegas ke kelas dengan perasaan yang berbunga-bunga di hatiku.

Sesampainya di kelas aku bengong dan tersenyum sendiri melihat kegantengannya yang begitu menguasai isi hatiku, aku terus tersenyum sendiri sehingga sahabatku yang bernama Dinda menepuk bahuku dan berkata.
“Hei melamun aja, nanti kesamber loh” kata Dinda
“Ih apaan sih dinda bikin orang kaget aja” jawabku
“Mikirin apa sih?” Tanya Dinda
“Kepo,” jawabku sambil bercanda”
“Oh, sekarang gamau cerita ke aku lagi,” jawab Dinda dengan muka kesal.
“Enggak dinda, jadi gini” jawabku.
“Gimana?” Tanya Dinda.
“Tadi pas aku berangkat sekolah ada Reza didepan terus dia nyapa aku Dinda, senang sekali hatiku” jawabku sambil tersenyum
“Reza yang sombong dan angkuh itu?” jawab Dinda
“Ga kok dia ga sombong, buktinya dia nyapa aku,” jawabku membantah omongan Dinda
“Kamu belum tahu aja sifat aslinya,” jawab Dinda
Aku terdiam dan tak menjawab perkataan dinda.

Kemudian jam istirahat pun berbunyi aku mengajak Dinda untuk pergi ke kantin.
Setelah sampai di kantin tanpa sengaja aku bertemu dengan Reza, Reza menatapku dan tersenyum, aku pun tersenyum balik, lalu dia berjalan ke arahku, aku tercengang kenapa dia mendekati aku, lalu dia berkata.
“Jajan bareng yok,” ajak Reza.
“Ayo kak,” jawabku tanpa pikir panjang.
“Kamu mau jajan apa cha?” tanya Reza.
“Terserah kak Reza aja” jawabku sambil tersenyum malu.
“Kita jajan sosis bakar mau?” tanya Reza.
“Iya, boleh” jawabku.
“Yauda, kita antri dulu ya, aku bayarin,” kata Reza
“Ngerepotin kak, aku bayar sendiri aja” jawabku menolak.
“Gapapa lah cha sekali-sekali aku bayarin,” jawab Reza memaksa ku.
“Yauda, makasih ya kak,” jawabku sambil tersenyum.
“Iya sama-sama ca, santai aja” jawab Reza.
Lalu aku hanya tersenyum.
Kemudian makanan kita datang dan kita menikmatinya.

Tak terasa kita ngobrol-ngobrol panjang sampai jam masuk kelas pun berbunyi, aku pun berpamitan ke Reza untuk pergi ke kelas.
Selang beberapa lama jam pulang pun berbunyi aku bergegas keluar.
Sesampainya di luar aku ingin memesan ojek online, tetapi tiba tiba Reza berhenti di depanku dengan mobil yang di kendarainya, dia membuka jendela mobil dan berkata.
“Pulang bareng aku saja cha, daripada tunggu ojek online” Tanya Reza
“Engga deh kak, ngerepotin, acha pesen ojek online saja” jawabku
“Udah, gapapa cha sama aku aja” jawab Reza

Kemudian Reza turun dari mobil dan membuka pintu mobil untukku.
“Ayo masuk,” kata Reza.
“Makasih kak,” kataku sambil menaiki mobil.
“Iya sama sama cha” jawab Reza.
“Udah siap cha?” Tanya Reza
“Udah kak,” jawabku.

Singkat cerita aku sampai di depan rumahku dan aku berpamitan ke Reza.
“Mau mampir dulu kak?” tanyaku.
“Engga cha, aku ada urusan bentar lagi, nitip salam aja sama mama papa kamu,” jawab Reza.
“Iya kak, sekali lagi terimakasih ya,” kataku
“Iya cha, sama sama, aku pamit dulu ya,” kata Reza.
“Iya kak hati hati ya, jangan ngebut,” kataku sambil melambaikan tangan.
“Iya cha,” jawab Reza sambil melambaikan tangannya.
Kemudian aku menuju ke kamar dengan perasaan yang gembira.

ADVERTISEMENT

Dimalam hari aku mendapatkan notif whatsApp dari Reza, aku pun membalas pesan darinya.
Aku berbincang bincang lewat telefon hingga larut malam.
Tak terasa aku berbincang bincang hingga ketiduran.

Hari mulai pagi, aku bangun dengan posisi semula aku telefon dengan Reza.
Aku bergegas mandi dan bersiap untuk pergi sekolah.
Setiap hari Reza menjemput dan mengantarkanku pulang.
Dia sangat baik kepadaku, hari hari kulalui dengan perasaan gembira, karena aku berhasil dekat dengan cowok yang aku suka.
Hingga akhirnya ada hal yang membuatku tak percaya.

Pada suatu hari aku ingin ke kamar mandi bersama Dinda, dan tanpa sengaja aku melihat segerombolan temen temen Reza dan Reza sedang ngobrol didepan kamar mandi.
Aku dengar sedikit saja mereka menyebut namaku, aku bersama Dinda kemudian bersembunyi untuk mendengar apa yang mereka bicarakan.
Tanpa kuduga salah satu teman Reza yang bernama Rio dan Candra berbicara seperti ini.

“Reza, kamu kenapa mau sih sama si Acha?” kata Rio.
“Iya, masih banyak yang lebih cakep za daripada Acha, bingung deh sama kamu kenapa mau dekat dengan Acha,” kata Candra.
Dan lebih terkejutnya aku mendengar jawaban dari Reza.
“sini dengar kalian semua, aku disini Cuma mempermainkan Acha aja guys, mana mau aku sama dia yang jelek, ga selera banget,” jawab Reza dengan tertawa.
Kemudian teman teman Reza pun tertawa.
Aku sangat kaget dan langsung berlari ke kelas dengan hati yang sakit serta menahan tangis.

Kemudian Dinda menengkanku dengan berkata.
“aku kan sudah bilang cha, Reza itu ga baik buat kamu, dia jahat cha buat kamu,” kata Dinda
Aku tak menjawab perkataan dari Dinda dan aku menangis di bahu Dinda.
Dinda terus menenangkanku sambil sesekali mengusap air mataku.

Jam pulang pun berbunyi, aku pulang menaiki ojek online seperti biasa, waktu itu Reza sempat ingin mengantar aku pulang tetapi dia izin untuk tidak mengantarkanku.
karena ada urusan keluarga, tapi aku sudah tidak peduli dengan apa yang dia katakan.

Sesampainya di rumah aku menangis dan WhatsApp Reza seperti ini.
“Kak Reza sekarang kita ga usah dekat lagi ya, aku udah tau semuanya” kataku
Setelah mengirim pesan tersebut aku langsung memblokir kontak Reza.

Keesokan harinya di depan sekolah aku bertemu dengan Reza, tetapi dia tidak menyapaku seperti biasa, kita berdua seperti orang yang tidak saling kenal, tetapi aku tidak peduli dengan itu.
Aku berjalan seperti biasa menuju kelasku dan di tengah perjalanan banyak orang menatapku dengan pandangan yang tidak mengenakkan, dan mereka seperti mengejeku dengan menatap dan menertawakanku.
Aku bingung dan bertanya Tanya kepada diriku “Apa ada yang salah dengan penampilanku?”

Tak lama aku pun sampai di kelasku dan salah satu teman yang tidak menyukaiku bernama Zia berkata.
“Cha kamu murahan banget sih, ngejar ngejar kak Reza,” kata Zia sambil menertawakanku.
“Maksudmu apa Zia?” kataku sambil melempar tasku kearah Zia.
“Santai dong,” kata Zia.
Lalu Zia menunjukkan Handphonenya kepadaku, yang berisi chatan Reza digrup teman temannya yang menuduhku mendekatinya dan merayunya terus menerus, lalu Reza dan teman temannya sepakat menyebar luaskan chat tersebut.

Aku tanpa pikir panjang meninggalkan kelas dan berlari mencari Reza dan meminta penjelasan darinya.
Aku melihatnya di kantin dengan segerombolan temannya, lalu aku langsung berkata sambil memukul meja kantin.
“Apa maksudmu kak bikin chat fake buat memalukanku?” kataku dengan muka marah.
“Hahaha, jadi kamu sudah tau cha?” jawab Reza sambil tertawa.
“Apa maksudmu kak, jawab,” kataku sambil menahan tangis.
“Jadi aku mau dekat sama kamu cuma ingin mempermainkanmu aja ca, dan satu hal yang harus kamu tau, aku ga sudi buat dekat sama kamu, liat dong mukamu, sadar diri kalo mau dekat sama aku” jawabnya sambil mendorongku
“Hahahaha,” tawa teman Reza
Waktu itu aku tak berkata apapun dan langsung pergi meninggalkannya.
Aku sangat marah, kecewa, sedih campur menjadi satu.
Ditambah lagi teman teman sekolah yang sering mengejekku, dan membullyku.

Setelah itu aku sudah tidak berkomunikasi dengan Reza, tetapi Reza dan teman temannya masih terus saja mengejekku dan membuat chat fake untuk mempermalukanku.
Aku terus terdiam dan tidak memikirkan itu lagi, dan setelah kejadian itu aku sudah tidak ingin menyukai siapapun, sangat kecewa hati.

Cerpen Karangan: Tasya Kartika Sari, SMPN 1 Puri
Blog / Facebook: Tsyaakrtika
hai aku Tasya kartika sari kelas 9, SMPN 1 Puri.
semoga suka ya sama cerpenku
selamat membaca, enjoy guys.

Cerpen Jauh Lebih Baik (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Bangku Belakang

Oleh:
Dia, PoV tiga, menyukai tuan bilek sebagaimana rasa cinta pria culun kepada cicak berambut pirang. Di lain sisi, PoV tiga tidak mau menjadi penghancur rumah tangga kakaknya. Bagaimana bisa

Relationship Abuse

Oleh:
Noah menggebrak meja di antara dirinya dan Bella. Gadis berambut pendek itu meminum tehnya dengan tenang, tidak melompat sama sekali. Tidak puas dengan reaksi ini, Noah menyeret kedua tangannya

Dia dan Kunjungannya

Oleh:
Aku masih ingat, saat dia mengunjungiku di penjara suci. Bagiku itu sangat memalukan! Bagaimana tidak, dia datang setelah mengirimiku surat yang aneh, menyebalkan! Sungguh, aku bukanlah santriwati yang biasa

Melati

Oleh:
Dinginnya udara malam ini, hanya bertemakan hujan dan kesunyian, apa hujan tak kashian pada orang-orang yang sedang berada di luar? Yang sedang pulang kerja, yang sudah melakukan aktivitasnya? Apa

Em dan Kim

Oleh:
Pada suatu malam, sekelompok anak tampak beriringan melintasi sebuah jalan setapak yang terletak di samping kompleks pemakaman. Jalan itu merupakan jalan penghubung satu-satunya antara kampung mereka dengan Surau tempat

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *