Hidup yang Bersyarat

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Galau, Cerpen Keluarga
Lolos moderasi pada: 5 October 2014

Ketika waktu terus berputar, pikiranku mengeembala jauh hingga ke tempat kau berada. Mencari-cari bayangan yang telah hilang jauh dari pandanganku. Sebuah sosok yang tegar dan kuat menghadapi segala cobaan. Serta sebuah sosok yang menjadi kepala keluarga sekaligus selalu mengajariku banyak hal dalam hidupku.

Aku selalu berfikir, Tuhan… Mengapa Kau memanggil ayahku dari diriku yang masih berusia 10 tahun. Tak sempat ku berlutut meminta maaf, memberi persembahan terbaik sebagai rasa terimakasihku.

Ibuku… Tak pernah kujenguk sejak aku pergi ke kota untuk tujuanku menjadi seorang bos besar. Namun benar kata ejekan orang-orang, mana bisa orang semiskin orang desa bisa menjadi orang kaya? Habislah sepucuk cita dalam hati. Sepucuk cita untuk masa depan dan hari esok.

Sekarang aku telah di ujung jalan. Lorong sempit dan buntu. Mencari-cari jalan tak tentu arah. Mungkin aku lebih baik mengikuti jejak ayah. Semoga bisa bertemu di surga. Tapi, aku mengingat kian banyak cita-citaku. Belum kugapai semua. Bertubi-tubi pertanyaan dari dalam benakku:
1. Haruskah ku pergi meninggalkan dunia?
2. Apakah aku harus kembali kepada ibuku di desa?
3. Apakah aku lebih baik menggapai cita?
4. Apakah aku lebih baik berdiam diri?

Oh, Tuhan… Berikanku jalan untuk hidupku
Bukan ini yang ku mau
Bukan ini juga jalan hidupku yang penuh duka
Aku ingin ayahku kembali
Pemberi nasehat dikala aku jatuh
Tuhan berikan aku kesempatan
Untuk menjadi orang berguna
Mungkin ayahku di surga akan bangga padaku
Dia takkan dikecewakan olehku

Ah, aku memang manusia tidak berguna. Andai saja dia masih ada, aku pasti habis dimarahinya bila aku tak jadi apa-apa.

Mungkin ini saat yang baik. Aku sadar usiaku masih bisa memegang energi yang banyak. Ku harus meraih cita setinggi apapun harus kuraih. Demi esok, hari esok dan hidupku, serta kebanggaan keluargaku. Tuhan bantu aku dalam segala usahaku. Tanpa-Mu aku bukan siapa-siapa.

Cerpen Karangan: Davina Senjaya
Facebook: Davina Senjaya

Cerpen Hidup yang Bersyarat merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Perawat

Oleh:
Aku seorang anak dari tiga bersaudari. Namaku mia. Aku memiliki kakak perempuan yang bernama Dian dan adik perempuan yang bernama Anggraini. Aku anak kedua, aku memiliki orangtua yang begitu

My Destiny (Part 1)

Oleh:
“Oka-san (ibu), Oto-san (ayah)… Aku berangkat, ya…!” kataku seraya menyalimi tangan Oka-san dan Oto-san bergantian. “Hati-hati, Otoha. Jangan tersesat, ya! Kamu ‘kan belum terlalu hafal jalan disini,” kata Oka-san

Ayah Terhebat

Oleh:
Arin melangkah dengan cepat dan terburu-buru, dengan senyuman yang masih mengembang di bibirnya karena Arin ingin segera sampai di rumah. Setelah sampai di rumah, Arin segera masuk dan mengetuk

Hibernasi

Oleh:
“Maafkan aku Ham, aku udah bener-bener gak bisa sama kamu, aku tuh udah terlanjur mencintai dia, bahkan lebih dari cinta aku ke kamu, maaf.” Kalimat yang terdengar sangat menyakitkan

Ini Hidup Gue

Oleh:
Andra memarkirkan mobilnya di depan sebuah rumah yang terletak di sebuah desa kecil di daerah Bogor rumah yang cukup besar dibandingkan rumah lainnya, malam ini waktu menunjukkan pukul 10.00

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *