Sorry (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fiksi Penggemar (Fanfiction), Cerpen Korea
Lolos moderasi pada: 16 May 2017

“Ya! Kenapa masih tidur? Ayo bangun! Kajja!”. Tak ada respon sama sekali. Lelaki itu hanya mendesah pelan. “Aish susah sekali membangunkanmu. Kau tadi malam tidur jam berapa Donghae-ah?!” Lelaki itu mengambil selimut Donghae dan keluar dari kamar. Karena ia tahu kalau adiknya akan terbangun jika ia merasa kedinginan. Donghae membenci dingin, tapi ia juga tidak menyukai panas.
Tak berselang lama, benar juga, Donghae segera bangun dan menemui kakaknya di bawah. “Hyung. Kenapa kau selalu membangunkanku dengan cara seperti itu? Tidak bisa dengan cara yang halus?” Tak ada tanggapan dari kakaknya. Ia masih tetap membaca buku catatan sekolah Donghae dengan serius.
Merasa tak hiraukan, Donghae menghampiri kakaknya dan merebut buku itu dari kakaknya, “Ya! Hyung! Dengarkan aku!” Masih tidak ada respon. “Ya! Lee Teuk dengarkan aku!” Lelaki itu menoleh dan menatap adiknya tajam. “Berhentilah bersikap seperti anak kecil Donghae-ah”
“Apa maksudmu hyung?”
“Sampai berapa lama kau akan seperti ini Donghae-ah?” Lee Teuk justru malah balik bertanya. Kali ini ia menatap Donghae lebih tajam dan dengan tatapan mata seperti itu, siapapun pasti akan takut melihatnya. “Berhentilah bersikap seperti anak kecil. Kau sudah dewasa bukan? Cobalah hidup mandiri tanpa bantuanku di sisimu” lanjutnya.
“Kenapa? Kenapa? Kau ingin aku menjadi sepertimu, hah? Apa kau sudah lelah karena aku bergantung padamu? Apa kau merasa aku hanya parasit yang menempel kepadamu sehingga kau jengah, Hyung? Kau kebanggaan ayah hyung! Dan aku.. aku hanya parasit bagimu kan?”
“Bukan seperti itu Donghae-ah. Hanya karena kau tak akan bersamaku selamanya. Maafkan aku” batin Lee Teuk. Lee Teuk memilih diam tanpa mengucap sepatah kata apapun sembari berlalu

Koridor rumah sakit benar benar sepi. Tak ada apapun yang menarik disana. Selain dua orang lelaki yang tampak sangat khawatir dan tak tenang di depan suatu ruangan bertuliskan “ICU”. Pandangan mereka kosong, entah apa yang sedang mereka pikirkan.
Hal itu tak berjalan lama setelah seorang dokter keluar dari ruangan tersebut dengan wajah muram
“Bagaimana keadaan ibudan ayah saya?”
Dokter hanya diam. Menghela napas sejenak, “Maaf ibu kalian sudah tiada.. Tapi ayah kalian sedang dalam kondisi kritis”
Mereka hanya termangu.
Seseorang di antara dua lelaki itu segera bergegas memasuki ruang ICU tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut
“Donghae-ah!” lelaki itu tak menghiraukan.

Seseorang sudah berdiri di depan pintu, menitikkan air mata kemudian menghapusnya dan berjalan menghampiri ibunya. Ya, jasad ibunya. Dipandanginya jasad itu lekat lekat.
“Ibu.. tak lama lagi kita akan bertemu” bisiknya pelan
Dilihatnya jasad ibunya. Tersenyum.

“Ayah ayah.. bertahanlah”
“Donghae-ah .. Mana kakakmu?”
“Ayah mencariku” Donghae segera minggir. Memberi ruang untuk kakaknya agar bisa duduk di samping ayahnya.
“Lee Teuk-ah..”
“Mwoya ayah?”
Ayahnya hanya menangis. “Ibumu.. Ibumu bagaimana keadaannya?”
“Ibu..”
“Dia baik baik saja, Ayah.” Jawab Lee Teuk dengan nada gemetar
“Baik baik saja di alamnya. Ayah” batinnya
“Hyung” sergah Donghae
Dilihatnya wajah ayahnya yang semakin memucat. “Lee Teuk-ah jaga adikmu. Ayah bangga padamu” Donghae segera mendekat dan berdiri di samping tempat Lee Teuk duduk.
“Itu kewajibanku, Ayah” Jawab Lee Teuk pelan, kini air matanya menetes kembali
“Donghae-ah ..”
Tak terdengar lagi detak jantungnya. Ia sudah pergi.
Kejadian 2 tahun lalu masih terekam dengan jelas di bayangan Donghae

Deru mobil berhenti di depan sebuah sekolah. SMA Myung Soo. Salah satu sekolah ternama di Seoul. Donghae segera keluar dari mobil dan berlari menuju gerbang. Tak berselang lama ia pun kembali menemui kakaknya yang duduk di bangku kemudi.
“Hyung maaf atas kejadian tadi pagi” ujarnya lalu berlari kembali
Kakaknya, Lee Teuk hanya tersenyum dan segera berputar arah menuju kampusnya sendiri. Kyunghee University.

“Jadi kau benar benar akan ke sana Lee Teuk-ssi?”
“Iya. Kupikir hanya di sanalah harapanku satu satunya, Wooyoung-ssi” Sahabat Lee Teuk, Wooyoung. Jang Woo Young hanya terdiam mendengar jawaban Lee Teuk, ia tahu betul sahabatnya ini benar benar keras kepala dan tidak akan bisa ditentang jika dia sedang sungguh sungguh berkehendak.
“Jaga diri baik baik Lee Teuk-ssi” katanya pelan.

Donghae masih terlelap seperti biasanya ditambah lagi ini hari ini hari minggu hari yang hanya diingat Donghae. Ia ingin semua hari adalah hari minggu.
Ia terbangun ketika matahari mulai semakin menyilaukan matanya.
“Jam berapa ini? Kenapa Lee Teuk hyung tidak membangunkanku?” tanyanya dalam hati
Ia meraih jam beker yang berada tak jauh dari ranjangnya, “Astaga! Jam 10. Dan Lee Teuk hyung tak membangunkanku? Aneh. Ah aku tau ia pasti juga sedang terlelap di kamarnya”
Donghae segera bangkit dan keluar kamar. Dilihatnya seisi ruangan. Dan sepi. Tak ada tanda tanda aktivitas kakaknya
“Tak salah lagi, ia pasti masih tertidur. Akan kubangunkan dia dengan cara yang tak pernah dibayangkan olehnya” batinnya

Betapa terkejutnya Donghae, saat mendapati kamar kakaknya kosong. Ia mencoba mencari kakaknya di semua sudut rumah dan hasilnya tetap sama. Tak ada.
“Ting Tong” terdengar suara bel dari luar. Ia segera berlari untuk membukakan pintu
“Itu pasti Lee Teuk hyung” pikirnya antusias
“Hyung kau sudah pu..” tak sempat ia melanjutkan kalimatnya, karena ia kaget yang berdiri di hadapannya bukanlah kakaknya melainkan Lee Sung Min. Pamannya
“Ahjussi”
“Annyeong Donghae-ah, cepat kemasi barang barangmu”
“Untuk apa?” tanya Donghae bingung. Sung Min hanya tersenyum simpul dan matanya sembab. “Sudahlah cepat kemasi dulu”
Donghae tak banyak protes dan segera mengemasi barang barangnya, tapi ia masih bingung kenapa kakaknya tiba tiba tidak ada di rumah, kenapa pamannya menyuruhnya untuk berkemas, dan yang paling membuatnya bingung adalah kenapa pakaiannya sudah tertata rapi di dalam koper. Siapa yang melakukannya? Kakaknya kah? Tapi untuk apa? Entahlah.

Rumah pamannya tak begitu jauh dari rumahnya. Sepanjang perjalanan, Donghae hanya menatap kosong keluar jendela.
“Donghae-ah ayo turun.” Ujar pamannya yang segera membuyarkan lamunan Donghae
Donghae hanya mengangguk seolah tanda setuju, ia berjalan beriringan dengan pamannya. Ia bertemu dengan seorang yeoja yang juga tinggal di sana, ia juga sudah tak merasa asing lagi dengan yeoja itu. Lee Sun Kyu, istri pamannya.
“Annyeong Donghae-ah” sapa Sun Kyu ramah
Donghae segera membungkukkan badan sebagai tanda hormat, “Annyeong Ahjumma” balas Donghae tak kalah ramah
“Ah kau ini, jangan panggil aku ahjumma Donghae-ah, aku masih muda bukan? Panggil saja noona”
“Ah ne, ahju.. anniyo anniyo ne Sun Kyu noona” jawab Donghae dengan mengumbar senyum.
Sungmin hanya terkekeh melihat protes istri yang ia sangat sayanginya itu

Setelah selesai berbincang bincang sebentar dengan keluarga Lee ini, Donghae segera menuju kamarnya untuk beristirahat.
Namun sayang rencananya untuk beristirahat harus terganggu karena ia merasa tubuhnya seolah olah lengket semua bak terkena lem, maklum ia belum mandi sedari pagi.
Ia membuka koper yang sudah tersedia rapi dengan baju baju didalamnya yang sampai sekarang pun Donghae tidak tahu siapa yang sudah menatakan baju bajunya ke dalam koper. Kakaknya kah? Entah. Berbicara tentang kakaknya ia merasa kebingungan sendiri. Tak ada angin tak ada hujan, kakak yang teramat sangat disayanginya itu menghilang entah ke mana.
“Ah sudahlah” pikir Donghae tak mau ambil pusing
Belum sempat ia mengambil pakaian yang akan dikenakannya, tiba tiba matanya tertuju ke secarik kertas yang berada di atas kemeja cokelat yang menjadi favoritnya.
Dibukannya perlahan, dan dibaca juga dengan perlahan. Kakaknya.
Berarti benar, kakaknya lah yang menata rapi bajunya di dalam koper. Tapi untuk apa?

ADVERTISEMENT

TO BE CONTINUED

Cerpen Karangan: Putri Beny Mawarsih
Facebook: Putri Beny Mawarsih
Kritik dan saran dibutuhkan. Contact: putri_beny[-at-]yahoo.com

Cerpen Sorry (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


I Miss You

Oleh:
Angin semilir menelusup celah-celah helai rambutnya. Menikmati sore yang menggantungkan matahari di ujung barat untuk segera menyembunyikan dirinya. Menebarkan kilau emas keoranyean di langit kala itu. Ia bangkit dari

Pendant of Memories

Oleh:
“Kalau jadinya akan seperti ini.. daun gugur pun takkan kubiarkan menyentuh tanah..” — Langit tampak mendung. Salju un tidak turun sama sekali. Dan lelaki ini. Lelaki yang sedari tadi

Ethereal Exquisite (Part 2)

Oleh:
FLASHBACK ON NEW YORK 2013 Rumah Nate 14:30 Siang Hari ini musim panas bahkan ac pu tak sanggup mendinginkan kamar, Nate yang sudah tak mampu menahan panas memutuskan keluar

Painful Smile

Oleh:
“Hyejoo-ya, mianhae.” ujarnya sambil menatapku nanar. Kata-kata itu selalu terngiang di benakku dari 4 tahun yang lalu. Kata-kata perpisahanku dengan Kangwoo oppa. “Aku mencintaimu Hyejoo-ya. Menikahlah denganku.” Kata-kata itu

Bernafas

Oleh:
Park Chanyeol membeli tiga kotak cokelat dan 15 tangkai bunga mawar merah. Meski benci dengan hal-hal yang berbau romantis Chanyeol harus menurunkan egonya untuk hari ini. Seul Gi sedang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *