Bad Liar (Music Story) Part 2

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Romantis
Lolos moderasi pada: 5 February 2022

Beberapa minggu kemudian….
Rasa sakit yang Amara rasakan ternyata tak sebanding dengan cinta dan kepercayaan yang berulang kali Jason gaungkan. Buktinya, Amara masih bertahan di sisi Jason walaupun dengan memendam kenyataan yang menyakitkan. Amara masih mempercayai suaminya itu, sampai sekarang dan entah sampai kapan.

Sampai sekarang, Amara benar-benar tak tahu akan kebenaran suaminya. Jason dengan erat menutupi segala kenyataan yang ada tanpa terkira. Seolah-olah kenyataan itu begitu rahasia dan sangat riskan untuk diketahui istrinya sendiri.

Jujur, Amara heran dengan suaminya sendiri. Jason berkata untuknya percaya pada dirinya. Namun, Jason sendiri tak menaruh kepercayaan padanya. Amara ingin tertawa miris, sayangnya ia tidak bisa. Menarik bibirnya untuk tersenyum tipis saja sudah kelu. Bagaimana Amara bisa tertawa?

“Jason.” Amara memangil Jason yang sedang sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya.

Laki-laki itu menoleh dengan wajah datarnya. Amara sudah kebal dengan itu, maka ia tak bereaksi berlebihan. Amara memilih duduk di depan Jason, memperhatikan suaminya lamat-lamat. Tidak ada yang berbeda dari penampilan Jason, semua sama seperti semula. Yang berbeda hanyalah perasaannya.

Amara menahan perasaan kecewanya. “Jason, bolehkah aku mengetahui rahasiamu?” tanyanya ragu-ragu.
Jason sempat terkejut. Namun, pria itu menutupi keterkejutannya dengan wajah datar andalannya. “Untuk apa?”
“Untuk kebaikan kita berdua. Apa kau tahan jika terus-terusan membohongiku?!” teriak Amara kesal, sikap tenang Jason sangat memuakkan untuknya.
“Baiklah jika itu keinginanmu,” putus Jason cepat. “I’m bad liar, Amara.”
“Aku sudah tahu itu! Maksudku kau berbohong untuk apa?!” bentak Amara tak tahan.

Jason terdiam, jujur saja ia tak ingin mengungkapkan kebohongannya pada Amara. Amara akan menjauh jika ia berkata yang sesungguhnya. Jason hanya ingin Amara dekat padanya, Jason ingin Amara tergapai selamanya. Namun, jika lama-lama ia berbohong Amara akan menjauh dengan sendirinya.

“Katakan, Jason!”

Jason menghela napas dalam, menarik telapak tangan Amara untuk ia genggam. “Did all my dreams never mean one thing?”
“Maksudmu apa?! Seharusnya aku yang mengatakan itu padamu!!” teriak Amara.
Jason mengabaikan teriakan Amara, ia menyentuh cincin berlian yang tersemat di jari manis istrinya, Jason mengelusnya pelan. “Does happiness lie in a diamond ring?”
Amara semakin tidak paham saja dengan maksud Jason. Laki-laki itu mengatakan apa sebenarnya?
Jason mengecup punggung tangan Amara. “I’ve been asking for problems.”
Amara mengernyit bingung, kenapa Jason semakin melantur? Kenapa Jason tidak terus terang padanya saja? Kenapa harus berputar-putar?

“I wage my war, on the world inside. I take my gun to the enemy’s side.”
“M—maksudmu apa, Jason?” tanyanya Amara terkejut. Ada apa dengan pistol? Ada apa dengan musuh?
“Aku adalah pembohong buruk, Amara. Aku bukanlah laki-laki sempurna yang bisa membuatmu selalu bahagia. Aku adalah orang yang kejam, aku tak punya belas kasihan. Setiap hari, setiap malam, aku mencari korban untuk dijatuhkan. Aku membunuh mereka dengan sekali tembakan. Aku pembunuh yang egois, Amara. Dengan bodohnya, pembunuh egois ini menginginkanmu bersamanya untuk selamanya.”

ADVERTISEMENT

Amara meringis, ia menjauhkan tangannya dari genggaman Jason. Wanita itu memikirkan semua yang Jason ungkapkan, kenyataan ini begitu menusuk hatinya. Begitu menguras segala emosi yang ada. Air mata Amara berlinang dengan sendirinya. Jadi, selama ini ia hidup dengan seorang pembunuh? Astaga! Bahkan Amara tak pernah yakin ada pembunuh yang menyukainya. Mengapa kenyataan sepahit ini? Amara tertawa getir, memang dirinya telah ditakdirkan menjadi wanita dengan penuh luka dalam setiap percintaannya.

“Sudah aku duga. Kau akan menjauh jika aku mengatakannya,” ringis Jason. “Tetapi, aku masih bisa menjelaskan permasalahannya, Amara. Kau cukup percaya padaku saja dan kau akan tahu segalanya.”

Amara menggeleng-gelengkan kepalanya kuat, ia tak ingin mengetahui kenyataan yang lebih buruk daripada ini. Amara tidak siap untuk semua itu. Amara berdiri dari tempat duduknya, ia ingin menjauh dari Jason sejauh-jauhnya. Ia tak ingin bersama pembohong itu lagi.

“Amara!” Jason menahan lengan wanita itu, menarik Amara ke dalam pelukannya. Amara memang meronta-ronta untuk dilepaskan. Namun, Jason tak bisa membiarkan itu. Jason menangkup wajah istrinya lembut, “Look me in the eyes, tell me what you see. Perfect paradise, tearing at the seams?”
Amara tidak melihat surga di sana, yang ada hanya derita.

“I wish i could escape it, i don’t wanna fake it. Wish i could erase it, make your heart believe.”

Air mata Amara tumpah dengan sendirinya, saat melihat Jason diam-diam menitikkan air mata tanpa ia sadari. Jason juga terluka akan semuanya, Amara tahu itu.

Jason meringis, kenapa ia menjadi laki-laki cengeng? Ini bukan dirinya. Namun, itu tidaklah penting. Jason menatap Amara dalam. “I can’t breathe, i can’t be. I can’t be what you won’t me to be … believe me this one time … believe me….”

Amara tidak yakin, jika hatinya akan percaya lagi setelah dibohongi berkali-kali oleh Jason. Amara sudah muak dengan segala derita yang Jason berikan padanya. Amara ingin segera mengakhirinya.

“I’m bad liar, Amara. Now you know, now you know,” ujar Jason sendu, Jason tak ingin mengatakan kalimat selanjutnya. Namun, wanita itu berhak untuk menentukan pilihannya.

“You free to go…”

Sebenarnya Amara menunggu kalimat itu terucap dari bibir Jason, kalimat yang ia tunggu selama berbulan-bulan menunggu akhirnya keluar juga. Jason membiarkan lepas, bebas, tak terkekang lagi oleh hubungan palsu yang didasari kebohongan ini. Amara memang ingin pergi, pergi sejauh mungkin daru Jason, suaminya. Namun, apa? Hatinya tak bisa! Dasar hati sialan! Kenapa kau malah tidak berubah setelah dibohongi, disakiti, dan dihancurkan?

Persetan dengan semuanya! Amara mendorong Jason menjauh, wanita itu berjalan ke arah pintu keluar dengan cepat.

Menatap kepergian Amara, membuat hati Jason teriris dengan sendirinya. Pada akhirnya, kenyataan hidup lebih menyakitkan dibanding angan. Buktinya, Amara memilih pergi daripada bertahan sampai akhir untuknya.

Jason menunduk, meninju meja kerjanya. Air matanya mengalir deras, dirinya sekarang persis gadis cengeng yang sakit hati karena putus cinta. Padahal kenyataannya lebih buruk daripada itu.
“Argggh!!” jerit Jason. Laki-laki itu melempar semuanya sebagai pelampiasan amarahnya. Membiarkan jiwa dan raganya terluka akan perbuatannya.

“Jason.”
Suara merdu milik Amara tiba-tiba terdengar di telinganya. Jason mengabaikan itu semua, ia rasa ini hanyalah imajinasinya saja.

“Jason, hubungan yang buruk memang pantas diakhiri. Namun, jika memulai dari awal lebih baik, kenapa tidak kita jalani?”

Jason mengangkat kepalanya, menoleh ke arah sumber suara. Dirinya kebingungan bukan main. “Amara,” desisnya saat melihat Amara yang nyata tersenyum lembut padanya. “Kenapa kau ada di sini?”
“Itu tidak penting!” tegas Amara. “Aku percaya padamu, Jason. Maka dari itu, percayalah padaku?”
Senyum Jason merekah, ia menarik Amara ke dalam pelukannya. “Tentu saja aku mempercayaimu.”
“No!!” teriak Amara kencang.
“Kenapa? Kau tak percaya padaku?”
Amara tersenyum kecil. “Harusnya aku yang mengatakan itu. Kau yang tidak mempercayaiku, Jason. Bukan aku.”
Jason tersentak, benarkah? Apa ia benar-benar seperti laki-laki kejam yang tak mempercayai istrinya?

“Maafkan aku, Amara. Aku hanya tak ingin kau pergi meninggalkanku,” serunya.
Amara menggeleng, wanita itu merengkuh tubuh Jason. “Tak apa, Jason. Aku akan mulai memahamimu mulai dari sekarang. Please, believe me…”
Jason mengangguk. “I believe you. Please believe me too, Amara.”

Sampai kapan pun, Jason akan tetap menjadi pembohong buruk yang tak akan pernah bisa menyakiti hati Amara-nya.

Cerpen Karangan: Febi Auliasari
Halo, aku Febi. Mahasiswa semester dua jurusan Hukum Tata Negara. Aku suka banget nulis di Wattpad. Terkadang aku juga nulis cerpen buat ngisi waktu luang. Semua genre aku suka, terutama misteri thriller. Aku penulis romance yang enggak punya pengalaman romance sama sekali. Aku introvert, pendiam, penyendiri, dan susah bergaul. Kalian bisa mampir ke Wattpad aku di @Annelysme.

Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com

Cerpen Bad Liar (Music Story) Part 2 merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sun After Moon

Oleh:
Amsterdam, June 2017 Seorang gadis berambut sebahu sedang duduk di pojok cafe dekat jendela. Matanya menatap jalanan yang dipenuhi lampu-lampu. Melihat beberapa pejalan kaki sedang berjalan cepat sambil merentangkan

Cerita Lalu

Oleh:
Empat tahun dia di disamping gue, empat tahun dia ngukir senyuman di bibir gue, dan empat tahun dia jadi malaikat tanpa sayap buat gue. Nama gue Vanesa, sekarang gue

Stand by Me

Oleh:
“Maheeee…..maheeee.” sebuah suara dari kejauhan mengagetkanku. Kulihat ke arah sumber suara. Anita, yaa itu jelas suara Anita. Kulambaikan tanganku dan ia mulai berlari ke arahku. “Mahee..ntar siang temenin nonton

Bukan Mimpi

Oleh:
Seperti biasa aku berangkat sekolah dengan sahabatku Zahira. Dia sahabatku yang baik dia suka memakai tas coklat karena coklat memang kesukaannya, tiap hari pasti dia sudah stand by berada

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *