Hana dan Mamoru

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Jepang
Lolos moderasi pada: 5 February 2014

Hana, seorang gadis cantik berumur 13 tahun dan berambut panjang sebahu. Dengan seragam SMP yang baru, ia telah siap untuk menaiki tangga pendidikan yang lebih tinggi. Ia melangkah dengan hati yang gembira dan berdebar. Hana takut jika dirinya tidak bisa mendapat teman.

Dari kejauhan, seorang anak laki-laki membelah angin. Senyumnya mengambang. Dengan percaya diri, ia menyapa setiap orang yang dijumpainya. Para wanita terpesona dengan keramahannya
“Mamoru!” temannya memanggil. Ya, namanya Mamoru. Berumur 14 tahun dan bersekolah di sekolah yang sama dengan Hana, SMP Kageyo.

Mamoru mendekati Hoshi, sahabat karibnya. Hoshi merengut. Rambut Mamoru yang awalnya merah kecoklatan, kini telah disulap menjadi berwarna hitam.
“Hei, kau mengubah warna rambutmu?” tanya Hoshi. Mamoru hanya tersenyum. Hoshi menghela nafas. Lalu mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju sekolah.

Hana sampai di sekolah. Ia gemetar karena harus bertemu dengan orang-orang yang baru. Tidak ada teman SD yang bisa ditemukan. Hana masuk ke dalamnya. Tiba-tiba, seseorang menyerukan namanya di depannya.
“Hana!” seru seorang anak laki-laki yang langsung memeluknya. Hana terkejut.
“Hei, aku merindukanmu! Kau masih ingat aku kan?” tanyanya. Hana hanya diam. Anak laki-laki itu menyerngitkan dahinya. “Hei, kau lupa padaku ya? Ini aku, Miyahara Yoshi!”
Hana merasa familiar dengan nama itu. Ia mencoba kembali mengingat sesuatu. Matanya terbelak. Miyahara Yoshi adalah sahabat sekaligus cinta pertamanya saat masih 7 tahun! Yoshi pindah dari Nagasaki ke Tokyo karena orangtuanya berbisnis di sana dan sekarang ia telah kembali!
“Yoshi…-kun?’ Mata Yoshi berbinar-binar dan ia kembali memeluk Hana. hana yang awalnya risih, kini memblasa pelukannya. Seluruh siswa yang berada di kelas itu mengejek mereka berpacaran. Tapi Yoshi tidak perduli dan mengajak hana pergi.

Mereka menyusuri lorong sekolah. Tak Jauh dari mereka, Mamoru dan Hoshi sedang berlomba siapa yang paling cepat sampai di kelas. Dan… brukkk!! Mamoru bertabrakan dengan Hana. Untung saja Yoshi dengan sigap menahan tubuh Hana yang hampir terjatuh ke lantai. mamoru berdiri dan minta maaf kepada Hana.
“Tidak apa-apa, ini tidak terlalu sakit. Namaku Hana, aku dari kelas 1-5. Kamu?” tanya Hana dengan ramah.
“Aku Miyake Mamoru. Aku juga dari kelas 5-1.” Mamoru melempar senyum manisnya. Ia terus memandangi Hana. Yoshi yang sepertinya menyukai Hana terlihat cemburu dan mengajak Hana kembali berjalan. Hana dan Mamoru saling melewati satu sama lain. Mereka tidak tahu bahwa mereka terhubung oleh TAKDIR.

Kelas dimulai. Seluruh Siswa SMP Kageyo masuk ke dalam kelas masing-masing dan duduk manis menanti guru mereka. Seorang guru berumur 25 tahun dan berwajah tampan masuk ke dalam kelas 5-1 yang diiringi pandangan terpesona siswi-siswi kelas itu.
“Halo, nama saya Kanagawa Hiruka. Saya adalah wali kelas kalian yang baru. Saya mengajar sebagai guru musik.”

Hiruka-sensei (sensei sebutan untuk guru) mengabsen seluruh siswa 1-5. Sampai pada giliran Hana, semua orang terkejut. Hiruka-sensei memanggil Hana dengan sebutan –chan (Panggilan akrab atau kesan imut). Seluruh siswi memandang tajam ke arah Hana.
“Tenang semuanya. Ia adalah adikku, Kanagawa Hana,” Hiruka-sensei menenagkan. Para siswi menjadi lunak dan sangat baik terhadap Hana. Hana hanya tersenyum pahit.

Saat istirahat, Yoshi mengajak hana makan siang bersama. Tapi Hana menolak karena merasa tidak enak badan. Setelah Yoshi pergi, Hana beranjak dari kelas. Kepalanya terasa sakit. Tanpa disadari, bunga-bunga di taman sekolah satu persatu mulai layu.

Kini, Mamoru sedang makan siang bersama teman perempuannya, Kyouka. Kyouka berbicara panjang lebar, sedangkan Mamoru hanya melakukan kegiatan makannya. Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Ia panik dan khawatir dalam diamnya. Dan ia membayangkan Hana. Mamoru beranjak pergi dari Kyouka yang masih cerewet.

Hana tertatih-tatih menuju taman bunga. Ia terbelalak melihat bunga-bunga yang layu. Hana mencoba menahan air matanya. mulai lah Hana teringat pesan Ayahnya sebelum beliau meninggal.

ADVERTISEMENT

FLASHBACK
Hana yang saat itu berumur 8 tahun bermain bersama Ayahnya di kebun bunganya. Tiba-tiba Hana tertunduk lemas. Bunga-bunga di kebunnya mulai layu. Hana mengeluh, kedua tangannya sakit. Ayah dengan segera memeluk hana. Tubuh mereka bersinar. Ibu yang keluar dari rumah menatap cemas.
Beberapa menit kemudian, tangan Hana sudah tidak sakit lagi. Bunga-bunga pun sudah kembali menjadi indah. Hana masih menangis. Ayah tersenyum memandang putrinya dan dibelainya rambut Hana.
“Hana, Ayah punya tugas untukmu. Jika nanti Ayah meninggal, tolong cari lah penyelamatmu. Cari lah orang yang bernama sama dengan Ayah. Jika kamu kembali sakit seperti ini, penyalamatmu hanya lah orang itu. Tapi tidak sembarang orang. Kamu harus cari yang tepat, yang bisa menyembuhkanmu ketika sakit. Kita berdua ini adalah orang yang terpilih. Ibumu juga sepertimu, dan aku adalah penyelamatnya. Sekarang ini Ayah masih bisa menyelamatkanmu. Tapi kalau Ayah sudah tiada, Ayah tidak bisa lagi membantumu, oke? Ayah pergi dulu, sampai jumpa.”
Ayah meninggalkan Hana yang terdiam. Beliau melintasi jalan. Dan… Prang!!! Bagaikan kaca yang pecah. hati Hana pilu. Ia melihat Ayahnya ditabrak oleh pengendara mobil. Ibu menghampiri Ayah sembari menangis terisak. Hana terjatuh lemas. Ia meratapi Ayanya menahan tangis.

Kembali ke masa sekarang…
Seperti dulu, tangan Hana terasa sakit. Ia menangis kesakitan sambil menggumamkan nama. “Mamoru… Mamoru… ” Penglihatan Hana mulai kabur. Dari jauh, Hana melihat seseorang. Hana tersenyum dengan berurai air mata. Ia melihat Ayahnya tersenyum kepadanya. Hana pun pingsan.

Mamoru yang ternyata adalah sosok yang dilihat Hana menggendongnya. Dada Mamoru terasa sakit. Tiba-tiba tubuh mereka bersinar. Mamoru membawanya ke tengah lapangan. Kondisi Hana makin memburuk. Mamoru dengan mata berkaca-kaca mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu.

FLASHBACK
Mamoru berlari-lari kecil sambil bersenandung di depan rumahnya. Seseorang mendekatinya. Mamoru terlonjak kaget. Ternyata itu adalah Ayah Hana. Beliau mendekatinya.
“Hai, aku adalah Mamoru. Apakah namamu juga Mamoru?” mamoru mengangguk ketakutan. “Aku ingin meminta tolong padamu. Suatu saat nanti, jika perasaanmu tidak enak dan kamu membayangkan wajah seseorang, kamu harus segera mencari orang tersebut. Ia bernama Hana dan sebaya denganmu. Hana sejak kecil lemah. Kamu hanya perlu menyentuhnya dan ia akan bisa sembuh. Hanya kau yang bisa melakukannya. Dan terus lah berada di sampingnya. Aku mempercayaimu.”

Mamoru memeluk Hana dengan erat. Mamoru melihat bayangan Ayah Hana tersenyum, lalu Ayahnya menggenggam tangan Hana. Cahaya yang bersinar semakin besar. Mamoru melihat ke sekelilingnya. Bunga-bunga itu telah menjadi layu, seakan telah ditinggal oleh jiwa mereka. Mamoru miris melihat semua itu.

Tiba-tiba, matanya membesar. Ia terkejut melihat satu persatu nyawa bunga kembali. Setelah semua bunga kembali, Hana tersadar dari pingsannya. Bayangan Ayah Hana kini perlahan mulai hilang tertiup angin. Mamoru tersenyum manis.
“Kamu yang menolongku?” tanya Hana. Mamoru menggeleng. “Ayahmu yang menolongmu.”

Cerpen Karangan: Nadhira Rahma
Blog: nadhira-rahma.blogspot.com

Cerpen Hana dan Mamoru merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Variabel X

Oleh:
Atmosfer tebal menyelubungi seluruh tubuhku. Kaki dan tanganku bergerak sedikit kaku. Ruangan ini sungguh sesak dan amat pengap. Sampai-sampai, aku sedikit tak nyaman berdiam diri di ruangan yang sempit

Mata Abu-Abu

Oleh:
Nama anak laki-laki itu, Bianka. Setiap pagi ia selalu berdiri sejenak di depan pintu gerbang sekolah. Menatapi setiap anak dari kumpulan komunitas putih abu-abu. Setiap anak yang memiliki titik

Serangan Zombie

Oleh:
Hari ini ada yang lain dengan orangtuaku. Kalian tau? Sejak kemarin wajah mereka terlihat aneh. Pandangan mereka sangat kosong. Kulit mereka penuh dengan luka di tangan, wajah, dan kaki.

Membunuh dengan Pena

Oleh:
Ada hati yang terluka karena sebuah kata. Sikap yang tak acuh, pandangan tak ramah juga bisa melukai hati. Itulah yang dirasakan Sovia ketika ia melihat tatapan dan ekspresi wajah

Kubah Besi

Oleh:
Dua ribu? Sepuluh ribu? Entah berapa banyak liter yang sudah aku habiskan hanya untuk bernapas, atau hanya untuk membelai rambut jagungku saja. Waktu itu layaknya seorang penguasa Eurasia, aku

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Hana dan Mamoru”

  1. gung intan says:

    Kerenn! Buat kelanjutannya dong.^^ ganbatte berkarya ya!

  2. Miyano Ryuu says:

    Menarik, bagus, tapi sebenarnya ceritanya tentang apa? Saya masih belum mengerti maksud dari “rasa sakit Hana” dan “kekuatan Mamoru yang bisa menyembuhkan Hana”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *