Sedekah Menyadarkan Kek Jamali Dari Kikirnya

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Islami (Religi)
Lolos moderasi pada: 20 December 2015

Di sebuah kampung, ada seorang Kakek tua yang tinggal sendirian tanpa ada seseorang yang menjadi teman di rumahnya. Istrinya sudah meninggal kurang lebih sekitar empat tahun lalu karena penyakit kanker. Penghasilan si Kakek sebagai seorang toke getah atau agen getah cukup lumayan, ditambah lagi sanak keluarganya maupun anak-anaknya yang sudah sukses di kota sana sering menyalurkan uang, maka Kakek itu terbilang lumayan secara materi rumah tangga.

Kek Jamali namanya, orang yang taat Beragama dan dikenali orang-orang sekampungnya. Namun, hanya ada satu hal yang membuat Kakek ini merasa terbebani dalam hidup dan kerap kali merasakan sakitnya kesendirian. Yakni walaupun ia adalah seorang yang serba kecukupan secara materi, tetapi baginya tak terpikir untuk menyedekahkan hartanya pada orang fakir dan miskin. Sampai pada suatu ketika ada seseorang wanita berpakaian lusuh yang menggendong seorang bayi laki-laki menuju rumah Kek Jamali.

Sesampainya wanita itu di depan pintu rumah Kek Jamali, wanita itu lalu mengucapkan salam sekaligus permintaan. “Assalammualaikum..”
“Waalaikumsalam..” Kata Kek Jamali sembari membukakan pintu.
“Kek tolong berikanlah saya baju yang lumayan layak dan bagus untuk dipakai, baju saya sudah lusuh dan hanya satu ini, saya sangat fakir, tolonglah saya Kek!” Mohon wanita itu.

Kek Jamali berkata-berkata dalam hati, ia berpikir wanita yang datang seperti itu adalah orang yang sengaja meminta-minta, padahal ia mempunyai harta yang banyak. Sehingga Kek Jamali saat itu menolak permintaan si wanita fakir, lalu si wanita pergi tanpa sepatah kata pun. Entah kenapa hati Kek Jamali begitu berat untuk memberi, suatu hal yang ditakutkan orang-orang sekampungnya adalah bagaimana nantinya jika Kek Jamali dikenal sebagai orang yang Kikir.

Pada hari esoknya wanita itu datang lagi ke rumah Kek Jamali. Tidak lain adalah ingin meminta lagi, tapi kali ini wanita itu meminta barang lain. Si wanita mengetuk pintu dan Kek Jamali membukakan pintu. “Kek bolehkah saya minta susu, persediaan susu untuk anak saya ini sudah habis. Dan bolehkah saya minta makanan yang lembut sedikit untuk anak saya, dia merengek dari tadi karena lapar, sekarang ia terlelap tidur sesudah saya bujuk untuk tidur.” Dalam hati Kek Jamali ia berkata-kata lagi.

“Sudah minta, banyak permintaan lagi.. Tapi aku lihat-lihat anak bayi itu tidur pules seperti sudah kenyang sehabis makan, apa jangan-jangan wanita ini berbohong. Ah, sebaiknya tidak usah ku beri.” Lagi-lagi prasangka Kek Jamali timbul dalam hatinya. “Maaf ya Bu, sepertinya saya tidak bisa memberikannya, sekali lagi maaf.. maaf Bu.”
Lalu tanpa sepatah kata pun wanita itu pergi dengan wajah sedih. Sebenarnya apa yang ada di dalam hati Kek Jamali, kenapa dia susah sekali untuk memberi, padahal secara materi sudah lumayan. Apakah hatinya dikunci hingga ia enggan memberi, ataukah setan sudah menguasai jiwanya. Ck, ck sangat memperihatinkan peristiwa itu.

Pada suatu malam Kek Jamali sembahyang Isya di Masjid, lalu sehabis sembahyang ia sempatkan untuk membaca Al-Qur’an di Baitullah itu, hingga waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Dia pulang dengan berjalan kaki sembari hujan turun rintik-rintik kecil. Saat dalam perjalanan pulang ia melihat seorang pengemis yang meminta-minta dari rumah orang yang miskin, dan yang membuat Kek Jamali terketuk hatinya ialah ketika dia tahu bahwa orang miskin tersebut mau memberikan sesuatu untuk si pengemis.

“Subhanallah, bahkan orang miskin sekali pun mau memberi hartanya pada pengemis, sedangkan aku orang yang punya lumayan harta tidak mau bersedekah!” Kek Jamali akhirnya cukup sadar.
Ia berjalan terus menuju rumah, ketika di suatu daerah yang sepi dan gelap terdengar suara “berikanlah.. berikanlah.. berikanlah!”
“hah siapa itu?! jangan bercanda!”
“berikanlah.. berikanlaaaahh!” Kek Jamali langsung ketakutan dengan histeris, terombak-ambik lari sekencang kencangnya.

Sesampainya dirumah, ia terengah-engah, badannya menggigil dan merinding. “Ya Allah apakah tadi itu, apakah itu karena aku orang kikir, ampunilah aku Ya Allah.” Kata Kek Jamali lalu ia melaksanakan salat Taubah untuk memohon ampun pada Allah. Pada esok paginya wanita yang sama datang lagi. “Kek sekali lagi saya mohon, bolehkah saya min…” kata wanita itu, lalu sejenak perkataannya dipotong oleh Kek Jamali. “tunggu! kamu boleh minta apa saja dari Kakek, tidak apa-apa.”

Seketika wanita itu tersenyum dan berkata, “saya tidak minta apa-apa Kek, kecuali kedermawanan Kakek. Permisi.”
“aneh dia tidak minta apa-apa kecuali kedermawananku, maksudnya apa ya?” pikir Kek Jamali sembari berpikir dibalik pintu yang ditutupnya sedikit. Ketika ia membuka pintunya lagi, ternyata wanita itu menghilang. Kek Jamali bingung, tanpa batin kecil merasa kalau hal ini datangnya dari Allah.

ADVERTISEMENT

Allah SWT menguji kemurahan hati Kek Jamali dengan mengutus malaikat menyerupai wanita. Kek Jamali adalah orang yang rajin beribadah dan taat Agama, namun tidak dermawan padahal hartanya cukup banyak, maka dari itu Allah SWT menyelamatkan hamba-Nya dari kekikiran dan itulah bukti bahwa Allah SWT menyayangi hamba-Nya yang beriman. Kek Jamali yang sekarang adalah seorang Kakek dermawan yang banyak menyedekahkan hartanya pada pengemis, orang fakir, dan miskin dan juga orang yang kurang mampu. Dengan begitu Kek Jamali banyak diberi rezeki dan Rahmat oleh Allah SWT karena kerendahan hatinya memberikan sedekah.

Selesai

Cerpen Karangan: Muhammad Anggi Pohan
Facebook: Muhammad Anggi Pohan
Nama: Muhammad Anggi Pohan
Alamat: Kp. Terutung Glugur
Anak ke: 3
Sekolah: SMA Sultan Hasanuddin

Cerpen Sedekah Menyadarkan Kek Jamali Dari Kikirnya merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Sehebat Sa’ad Bin Abi Waqqah

Oleh:
Panas terik terasa membakar kulit, tapi itu tidak menyurutkan tekad beberapa pemuda yang tengah berlatih memanah. Salah seorang pemuda bertubuh tinggi terlihat memasang wajah serius. Ia memejamkan sebelah matanya,

Saksi Mata Biru (Part 2)

Oleh:
Sepuluh tahun kemudian, pasca kemerdekaan, 9 November 1945. tepatnya di masjid pondok. Pagi itu para santri terlihat bersemangat membaca Al-quran, kabar tentang gerakan mempertahankan kemerdekaan semakin memanas, setelah kematian

12 Jam Yang Penuh Makna

Oleh:
Setelah salat duha, aku pergi ke meja makan untuk sarapan. Seperti biasa Papa dan Mama sudah lebih dulu berangkat ke kantor. Papaku seorang Dirut di salah satu perusahaan swasta

Pertempuran Batin (Part 1)

Oleh:
“Berapa banyak lamaran kerja yang sudah kamu masukkan El?” itu perkataan ibu yang selalu tak pernah absen memperhatikan segala aktifitasku di dunia penulisan surat lamaran kerja. “Sejauh ini lumayan

2 x 5 = 10

Oleh:
Pada Jumat siang ini cuaca sedikit mendung, sepertinya hujan akan turun sebentar lagi. Rudi bergegas pulang ke rumahnya setelah ia menimba ilmu di sekolah. Ia adalah seorang anak yatim

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *