Cup Cake

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Persahabatan, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 4 March 2017

“Vyn, aku punya sesuatu untukmu”, Arin memberikan satu bungkus cup cake yang telah dibungkusnya dengan cantik menggunakan sebuah kotak berbentuk love
“Apa ini, Rin?”, jawab Kelvyn, membuka kotak itu lalu melihat-lihatnya.
“Bukalah, nanti kau akan tau sendiri”, ucap Arin, senyuman mengembang terlihat pada raut wajahnya ketika Kelvyn akan membuka bungkusan itu
Kelvyn pun membuka kotak itu dengan perlahan, setelah terlihat isi dari kotak tersebut nampaklah sebuah senyuman dari Kelvyn. “Rin, ini kamu yang buat? Aku makan ya?”, Kelvyn pun memakan Cake tersebut dengan senang hati. Namun sedari tadi dia bertanya pada Arin tidak ada sautan jawaban darinya, akhirnya Kelvyn menoleh ke samping tapi ia tidak menemukan Arin di sebelahnya. Tapi, ia menemukan secarik kertas di tempat dimana Arin duduk tadi “Arin pasti sedang buru-buru karena ada acara lagi. Makanya dia hanya meninggalkan kertas ini”, batinnya berkata, namun apa yang dikatakan Kelvyn tadi salah besar. Secarik kertas tulisan tangan Arin yang agak kusam ternyata bertuliskan, “Vyn, itu Cup Cake pertama dan terakhir buatanku. Maaf kalau Cake kesukaanmu itu tidak seenak buatan yang ada di toko Cake langgananmu itu hehehe, setidaknya aku sudah berusaha untuk membuatkan cake kesukaanmu, maaf juga aku tidak menepati janjiku saat itu. Tapi aku sudah memenuhinya dengan satu cup cake ini. Oh iya maaf ya aku gak bisa nemenin kamu lagi ke toko itu. Salam Manis Sahabatmu”
“Yang dimaksud Arin apa? Cup Cake pertama dan terakhir buatannya? Memangnya anak itu mau kemana lagi sih!!! Ah, tapi aku akui rin cup cake buatanmu ini memang lebih enak dari toko itu”, ucapnya sendiri, menyimpan kertas milik Arin

FLASHBACK ON
Di sebuah toko Cup Cake, terlihat ada seorang gadis dan seorang pria yang sebaya, siapa lagi kalau bukan Kelvyn dan Arin yang tengah memesan satu box cup cake kesukaan pria tersebut, di sini Arin hanya menemani Kelvyn membeli cake tersebut terkadang dia pun diberi dua cake oleh Kelvyn sebagai tanda terima kasih.

“Vyn, memangnya kamu tidak bosan ya setiap hari harus ke toko ini cuman buat beli satu box cup cake ini?”, tanya Arin yang sedang melihat-lihat ponselnya
Kelvyn menggelengkan kepalanya, “Kan cup cake di sini enak, lagian ibuku juga pasti tidak mau membuatkannya, ia pasti langsung memberiku uang untuk membeli cake di toko ini”, jawab Kelvyn dengan mulut penuh dengan cake, “Memangnya kamu mau buatin cup cake kaya gini buat aku setiap hari?”, Kelvyn menunjukkan cup cake yang masih utuh tepat di depan wajah Arin
Arin menelan salivanya dan berpikir lalu dia menganggukan kepalanya berkali-kali
“Benarkah? Kalau begitu besok kita tidak akan ke sini lagi. Tapi… itu pun kalau cup cake buatanmu enak, melebihi cup cake di toko ini”, jawab Kelvyn dengan senang
Ia, Arin menghela nafasnya panjang-panjang, “Iya benar vyn. Aku jamin kalau cup cake buatanku lebih enak daripada toko ini” jawabnya ragu, “tapi kalau cup cake pertamaku ini tidak enak bagaimana?” lanjut Arin menunjukkan wajah cemberutnya
“Ya berarti kau harus mau menemaniku selamaaaanya ke toko ini, Bagaimana kau setuju?”, ucapnya menaikkan sebelah alisnya dan menyodorkan tangannya kepada Arin
“Baiklah aku setuju” ucap Arin melemah lalu menjabat tangan Kelvyn sebagai tanda persetujuan

Keeseokan Harinya,
Seseorang tengah menunggu gadis yang selama hampir lima tahun ini menjadi sahabatnya. Ya hanya sahabat tidak lebih, walaupun sebenarnya Kelvyn menyimpan perasaan kepada Arin yang hanya menganggapnya sahabat.
Kegiatan belajar mengajar telah usai tapi Kelvyn tidak menjumpai Arin di sekolah, ia pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke kelas Arin, XI IIS 1, Saat sampai di kelas Arin, Kelvyn pun tidak menjumpainya akhirnya dia bertanya dengan teman sekelas Arin yang memang baru keluar dari kelas untuk menanyakaan keberadaan Arin.
“Hai, kamu Diana kan teman sekelasnya Arin?”, tanya Kelvyn, teman Arin mengangguk karena dia tau Arin sering menceritakan seorang laki-laki yang bernama Kelvyn ini, ”Kamu tau gak Arin dimana? Soalnya dari pagi, istirahat sampai pulang sekolah aku gak lihat Arin”, lanjut Kelvyn
“Memangnya Arin gak bilang ke kamu ya? Dia kan sudah mengundurkan diri dari sekolah ini”, jawab Diana, ia sibuk membuka aplikasi pesannya dan mencari kontak Arin, “Nih kalau kamu gak percaya”, lanjut Diana menyerahkan ponselnya pada Kelvyn
Kelvyn membaca semua pesan Arin kepada Diana, “kenapa dia tidak memberitahuku terlebih dahulu kalau dia akan pindah ke Amerika Serikat?”, sebuah pertanyaan yang terlontar begitu saja dari mulutnya, ia menyerahkan ponsel itu kepada empunya
“ya aku gak tau, kenapa kamu gak coba hubungin dia aja?”, jawabnya menerima ponselnya kembali
“Udah dari tadi aku telfonin dia berkali-kali tapi nomornya selalu dialihkan”, kata Kelvyn
“Yah mungkin dia masih di pesawat vyn, kamu tunggu aja kabar dari Arin”, jawab Diana, pria itu pun mengangguk, “Kalau begitu aku pulang duluan ya vyn”, lanjut Diana, melangkahkan kaki keluar kelasnya

Tiga Tahun Berlalu
Setelah tiga tahun berlalu, Kelvyn sama sekali belum mendapatkan kabar tentang Arin, perempuan yang sangat ia sayangi. Entah sekarang Arin sudah kembali ke Indonesia atau belum Kelvyn tidak mengetahui itu. Kini pria itu sedang duduk di bangku taman yang dulu pernah ia kunjungi dengan Arin selepas membeli Cup Cake, tapi ia kali ini duduk sendiri hanya memandangi sebuah album foto penuh kenangan yang pernah ia abadikan dengan Arin. Tiba-tiba saja bulir-bulir kristal itu jatuh dari pelupuk mata Kelvyn, ia sangat sedih bukan karena janji Arin yang diingkari tetapi karena ia merindukan sosok gadis yang mempunyai senyuman yang indah bagi Kelvyn

Arin Point Of View On
Aku telah kembali ke Indonesia, Tiga tahun yang lalu aku meninggalkan Kelvyn karena aku harus menjalani pengobatan di USA. Sebenarnya aku belum benar-benar sembuh total tetapi aku selalu menyuruh orangtuaku untuk mempulangkanku ke Indonesia. Aku sekarang sedang berada di dapur, karena aku tau Kelvyn pasti sudah menunggu cup cake buatanku bertahun-tahun.
Arin Point Of View Off

Arin kini sedang bersiap-siap untuk mengantarkan cake buatannya untuk Kelvyn
“Okey aku sudah siap untuk bertemu denganmu lagi Vyn” ucapnya menatap cermin di hadapannya dan merapikan helaian rambutnya yang menutupi wajahnya. Gadis ini lalu mengambil kunci mobilnya untuk pergi ke taman yang dulu sering ia kunjungi.
Saat di perjalanan tiba-tiba saja ponselnya berbunyi, ia coba untuk mengambil ponselnya yang ia letakkan di jok samping mobilnya, karena tangannya tidak sampai meraih ponsel itu akhirnya ponsel itu terjatuh dan Arin masih tetap berusaha mengambilnya sambil tetap melihat jalan. Saat ponselnya telah ia pegang, Arin hilang kendali dan akhirnya mobil Arin bertabrakan dengan Truk.
FLASHBACK OFF

“Yang dimaksud Arin apa? Cup Cake pertama dan terakhir buatannya? Memangnya anak itu mau kemana lagi sih!!! Ah, tapi aku akui rin cup cake buatanmu ini memang lebih enak dari toko itu”, ucapnya sendiri, menyimpan kertas milik Arin

Drrrt… Drrrt, ponsel Kelvyn berbunyi
Ia, Kelvyn mengangkat telepon dari Diana, teman Arin
“Halo Ana ada apa?”, tanya Kelvyn dengan bingung
“Arin Vyn, Ariiiin..”, jawab Diana
“Arin kenapa? Tadi dia ke sini memberiku cup cake juga”, ucap Kelvyn kebingungan karena sedari tadi Arin bersamanya
“Arin kecelakaan Vyn, Arin sudah pergi ninggalin kita semua lagi”, jawab Diana dengan suaranya yang parau karena menangisi kepergian Arin yang cepat ini, “Vyn, Hallo”, tidak ada sautan lagi dari Kelvyn karena memang Kelvyn sudah mematikan ponselnya berharap ini tidak nyata
“Enggak ini nggak mungkin. Arin gak mungkin ninggali aku kedua kalinya hiks hiks”, ucap Kelvyn.

Semuanya sudah terjadi dan tidak dapat diulang kembali, kenyataan pahit bahwa Arin akan pergi ke Allah kembali telah diatur olehNya.
Hanya tangisan kesedihan para sahabat, guru sekolahnya dulu dan Sanak saudaranya yang mengantar Arin ke tempat peristirahatannya yang Terakhir.

ADVERTISEMENT

“Arin, aku pasti akan sangat merindukan tawa candamu, suaramu dan juga senyumanmu. Semoga kau tenang di sana”, Kelvyn mengusap pusara Arin.
Kini gadis yang bernama lengkap ‘Arinda Kusuma Putri’ telah pergi meninggalkan semua orang yang sangat menyayanginya termasuk Kelvyn Adriansyah.

Cerpen Karangan: Karina Fitri
Facebook: Karina Fitri Rahmawati (Facebook)
Nama saya Karina Fitri Rahmawati
saya masih kelas X dan saya baru berumur 15 tahun ..
saya suka sekali membaca novel dan juga menulis cerpen

Cerpen Cup Cake merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Penantian Dikala Senja

Oleh:
Sedih rasanya ketika melihatnya tertawa bahagia bersama sahabatku. Aku yang berusaha tersenyum melihat mereka, meski hatiku ditelan luka. Sebenarnya aku tidak tahu apa itu cinta, tapi aku tahu dan

Penantian

Oleh:
Aku memperhatikan pohon natal itu beberapa kali. hiasan dan ornamen pada setiap helainya menambah keindahannya. Dari balik kaca ini. aku bisa melihat pohon natal indah ini. pohon yang wajib

Batalkan SMS ini!

Oleh:
Yaaa… siang panas seperti biasa, untungnya sih ada AC. Yang membuatnya gak biasa adalah tiba-tiba kepala gue ketiban ide buat melanjutkan hobi gue akhir-akhir ini. Seketika itu juga gue

Edelweiss Terakhir

Oleh:
Icha sedikit keheranan mendapati sepucuk amplop putih yang tergeletak manis di atas meja belajarnya, padahal ia merasa yakin saat satu jam yang lalu ia pergi keluar untuk membeli beberapa

Love Season: Regret

Oleh:
Suatu pertemuan yang tak terduga Pada akhirnya akan menimbulkan suatu perpisahan Yang tak terduga pula. Aku berlari menyusuri etalase sebuah café. Sebuah café yang menjadi tempat favoritku di segala

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

One response to “Cup Cake”

  1. Valensia says:

    Apa unsur intrinsiknya

Leave a Reply to Valensia Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *