Selamat

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Misteri, Cerpen Remaja, Cerpen Sedih
Lolos moderasi pada: 15 October 2023

Di atap sekolah yang dingin, seorang gadis berdiri tepat di ujung bangunan. Tatapannya kosong, terarah pada lalu lalang siswa yang begitu sibuk dibawah sana.

Didalam kepala si gadis terus terdengar suara suara yang menjengkellkan. Suara orang orang yang menertawainya ketika dibully, suara suara yang terus mencaci makinya hanya karena ia miskin. Suara menyebalkan dari anak lain yang selalu berkata,
“si miskin kenapa lagi? Kenapa dia gak mati aja sih bikin risih aja.” “Ribut banget si! Kalau mau berulah di luar aja lah. Lo tutup kek tu mulut pake perban biar diem.” “Males banget sekelas sama si bau, miskin!”
Suara suara yang membuatnya muak akan hidupnya sendiri.

Lalu ketika ia menengok ke bawah lagi ia menemukan seorang gadis tergeletak tak berdaya dengan kepala yang mengeluarkan banyak darah. Siswa dan siswi sibuk mengerumuni jasadnya tanpa berbuat apa apa. Beberapa dari mereka tampak ketakutan dan jijik karena darah yang terus mengalir. Atau ada histeris, syok, tidak menyangka siapa yang saat itu mati di depan mereka. Sisanya? Mereka sibuk memotret dan memvideo atas kejadian naas itu. Atau, beberapa malah tidak peduli pada kejadian itu. Berlaku biasa saja seolah tidak terjadi apa apa. Hingga setelah beberapa menit berlalu barulah guru guru mulai berdatangan. Mereka memanggil ambulan dan membawa jasad itu ke rumah sakit.

Mungkin sebentar lagi, nasibnya si gadis juga akan seperti itu. Menjadi jasad yang berakhir menjadi tontonan bagi teman teman sekolahnya. Tunggu, teman? Oh iya, dia tidak punya teman sayang sekali. Ralat: ia hanya akan menjadi tontonan oleh orang orang di sekolah.

Sekilas, si gadis tersenyum sukar. Lucu sekali hidupnya ini. Hidup menjadi mainan dan mati hanya untuk menjadi tontonan. Tapi bukankah setelah ia mati semuanya selesai? Harusnya ia tak perlau khawatir lagi.

Setelah ini tidak akan ada lagi yang menariknya sepulang sekolah untuk dipukuli oleh geng cewek cewek pecandu nikotin. Atau menjadi bahan tertawaan oleh anak laki laki karena tubuhnya yang terlalu kurus dan tak berisi. Setelah ini, ia tak akan lagi masuk ke dalam kelas yang berisik dan menjadi bulan bulanan Nike yang selalu menjadikannya mainan dan pesuruhnya. Semuanya selesai tepat ketika ia jatuh dari sini.

Tidak apa, meski sedikit menakutkan karena berada di di atap sekolah yang tinggi. Tidak apa apa, meski akan terasa sangat sakit saat jatuh nanti, saat kepalamu terbentur di semen yang dingin, saat kepalamu mengeluarkan banyak sekali darah, akan terasa sedikit perih juga karena mungkin saja tergesek saat melihat ke kiri, kenan. Tidak apa apa, karena setelahnya kamu tidak akan merasakan semua itu lagi. Sakitmu, rasa takutmu, semua akan menghilang setelah kamu mati.

Setelah menyakinkan dirinya sendiri, si gadis mulai menghitung mundur. Ia rentangkan kedua tangannya lalu menutup matanya perlahan. Saat itu angin berhembus kuat sekali. Nyaris membuatnya terpukul mundur saking kencangnya. Namun tekatnya sudah bulat untuk pergi meninggalkan neraka dunia ini.

Hitungan dimulai. 10, 9, 8, 7, gadis itu kembali menatap ke bawah, tepat di mana ia akan jatuh nantinya.
6, 5, 4, untuk terakhir kalinya ia tersenyum. Untuk dirinya sendiri yang sudah terlalu lelah. 3, 2, 1.

Hitungan selesai. Namun, alih alih merasa tubuhnya jatuh ke depan perahan lahan. Ia justru merasa tubuhnya sedang di tarik ke belakang. Lalu, saat itu juga, ia mendengar suara suara teriakan.

ADVERTISEMENT

“Gak! Jangan! Jangan mati! Aku mohon jangan mati.”
“Tidak! Kami mohon jangan, jangan jadi seperti kami.”
“Kamu hanya akan semakin sakit. Jadi tolong jangan mati. Jangan mati seperti kami.”
“SARAH!!!”

Tubuhnya jatuh kebelakang. Dan Sarah merasa ada sepasang tangan yang menangkap tubuhnya. Seseorang yang terus mengumamkan namanya.

“Syukurlah, syukurlah, syukurlah. Aku kira aku terlambat. Untunglah kamu tidak mati. Untunglah kamu masih bisa selamat.” Ucap seorang anak laki laki yang menangkap tubuhnya.

Laki laki itu menangis sambil terus mengucapkan kata syukur. Laki laki itu juga terus memeluk tubuhnya yang dingin karena diterpa angin.
Meski terasa hangat, namun Sarah malah merasa hampa. Tatapannya kembali kosong. Dan wajahnya kembali muram. Hari ini ia gagal untuk mati. Karena seorang anak lelaki asing yang menyelamatkannya dari dari gerbang menuju kematian.

Cerpen Karangan: Bubblerain
Blog / Facebook: Bubblerain

Cerpen Selamat merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Professor Stepbins

Oleh:
Hari ini aku berjalan menuju kampus dimana aku kuliah untuk yang semester 3. tak banyak yang aku lakukan pada kegiatan kuliah, berangkat kuliah, selesai di kampus duduk bersama teman-teman,

Pilar Kebahagiaan

Oleh:
Pagi itu hawa dingin serasa menyayat kalbu. Jalan setapak yang biasanya dilalui oleh Ila untuk pergi ke sekolah tampak begitu sepi. Karena kabut yang sangat tebal membuat para pengguna

Berita Palsu

Oleh:
Siang itu, cuaca sangat cerah. Waktu sudah menunjukan pukul 13:00, itu menandakan bahwa Andaka harus pergi ke kampus untuk kuliah siang. Andaka segera bergegas untuk berkemas sebelum pergi ke

Maafkan Kakak Bu

Oleh:
Terlihat 2 orang adik kakak yang sedang bercanda di kamarnya yang serba ungu itu. Dia bernama Alisha Nadia Desire (Adik Ashilla) yang masih berumur 15 tahun dan Ashilla Veronica

My New Friend

Oleh:
Hari ini di kelasku ada murid baru. Ia berambut pirang, kulitnya putih bersih. Ia sangaaat cantik. Bu Herna, guruku bilang, bahwa ia orang Inggris. “Ayo, perkenalkan dirimu.” pinta Bu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *