Mbuletisasi (Part 1)

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Keluarga, Cerpen Remaja
Lolos moderasi pada: 18 June 2023

Ceritaku kuceritakan, inilah cerita kisah hidup sebenarnya beberapa orang yang pernah terjadi, bahkan rasanya yang mungkin akan selalu diingat kejadiannya dimana rumah yang menjadi pelindung untuk tubuh dikala panas dan hujan, dan lain sebagainya. rumah yang menjadi tempat untuk mengistirahatkan badan saat lelah dan ingin tidur saat mengantuk, rumah tempat yang menjadi perkumpulan setiap keluarga maupun saudara, dan lain sebagainya.

Akan tetapi rumahku malah berbeda jauh dari bayang-bayang orang lain seperti rumah idaman yang kuinginkan, tentang rumah yang diselimuti dengan keluarga yang harmonis. Tetapi, malah seperti rumah yang berpenghuni tapi isinya berceceran. rumahku malah menjadi satu-satunya rumah tempat yang selalu ingin saya jauhi, ingin saya hindari, dan bahkan tak ingin kutinggali disana karena rumah saya yang kutempati beserta keluargaku, dan bersama kakakku menjadi rumah yang membosankan dan tak pernah ingin kutemui dalam hidupku.

Rumahku selalu berisik dengan beraneka ragam macam perdebatan, pertengkaran yang setiap kali ada di rumah tersebut karena ketidak-cocokkan pendapat orangtuaku, saya mengikuti kakak saya yang mengiginkan perdamaian, ketenangan, dan adanya kenyamanan di dalam rumah tersebut

Entahlah saya sendiri pun sampai dibuat bingung oleh keadaan dimana perilaku kedua orangtuaku dalam hal mempeributkan masalah yang kecil yang bahkan masalah itu dapat dibilang hanya sekedar masalah sepele atau masalah yang kecil. Akan tetapi orangtuaku malah berbuat seakan-akan masalah tersebut ialah masalah yang besar, masalah yang tak mudah diselesaikan, dan bahkan yang sulit dicari jalan keluarnya

Orangtuaku sering kali kerap memperdebatkan masalah keuangan bukan karna kekurangan keuangan melainkan mempermasalahkan memberikan uang tersebut kepada orang lain bahkan dapat terbilang sedikit jumlahnya, hingga adu mulut pun terjadi, ribut hanya karena berbeda pendapat, mereka berdua masih memiliki ego yang sangat besar jadi tidak ada satu dari mereka yang mau tuk mengalah, mereka berdua masih labil dalam mengendalikan emosi yang ada diantara kedua orangtuaku tersebut

Hingga aku dan kakakku berfikir sangat keras bagaimana cara agar dapat menyelesaikan masalah tersebut, karena lelahnya kakakku dalam menghadapi sikap kedua orangtuaku sampai ia pun mengatakan kepadaku
“dik, kakak bingung harus bersikap bagaimana setiap menyelesaikan masalah yang datang antara bapak sama ibu” sambil raut wajahnya yang tampak sedih akupun berkata demikian
“iya kak aku jadi takut melihat keadaan kedua orangtuaku yang seperti demikian, aku juga ikut sedih melihat mereka berdua kak” sampai mataku berkaca-kaca tak sampai menangis

Malam hari pun tiba kakak bertanya padaku
“diana sampai saat ini pun ayah dan ibu belum juga pulang ya?”
akupun membalas perkataan kakakku dengan “biasanya habis ini ayah dan ibu akan pulang kok kak dari kantor, mereka tak pernah pulang sampai larut malam kecuali saat ada rapat di kantor”
lalu kakakku pun menjawab dengan “dik, kakak tak pernah melihat ayah sama ibu berangkat ataupun pulang bersama ya?”
Jawabku dengan “bukankah ayah dan ibu selalu berangkat sendiri-sendiri, pulang pun begitu, bahkan meja kantor pun tak pernah bersama, kecuali saat waktu tidur di kamar” kujawab sambil terheran-heran

Sambil berbincang-bincang dengan kakakku tak terasa ayah dan ibu pulang ke rumah sebab terdengar suara pagar rumah terbuka dan suara mobil orangtua kami masuk, sebelum akhirnya mereka masuk, aku dan kakakku berencana untuk pura-pura tidur karna pada akhirnya kita berdua pasti akan ketiduran
“dik, ayo kita pura-pura tidur bersama-sama sebeum ayah dan ibu membuka pintu kamar ini!”
lalu jawabku “iya kak baiklah aku setuju dengan kakak mulai hitungan 1 sampai 3 ya satu, dua, tiga” setelah mereka masuk

lantas ibu langsung memanggil kami “kakak (diani), adik (diana) kenapa tidak ada jawaban ya?” ibupun masuk kamarku dan kakakku dan melihat kita berdua sudah tidur sambil bergumam ibu berkata “pantas saja tidak menjawab lah mereka sudah lelap tidurnya”
lalu orangtua kami masuk kamar mereka

Keesokan pagi harinya seperti biasanya sebelum berangkat kesekolah aku dan kakakku makan bersama, sambil mengobrol aku mengatakan kepadanya
“kak, tumben amat dah! Kakak kok punya ide untuk mengajakku pura-pura tidur, biasanya mah belum tidur, bahkan setelah ayah dan ibu pulang sekalipun?” tanyaku sambil bingung dan menatap wajah kakakku
“diana ku melakukan hal itu agar ayah ataupun ibu tak perlu lagi khawatir kepada kita berdua, kita sudah dewasa jadi tak perlu merepotkan mereka hanya untuk mengecek kamar kita sudah tidur apa belum, mereka berdua saja masih seperti kekanak-kanakan begitu, yah jadi biar mereka tak resah dan menganggap kau sama aku udah dewasa begitu deh”
Sempat terkejut dengan jawaban kakak lalu kubalas dengan “wah hebat bener sikap kakak terhadap ayah dan ibu kemarin, tumben bijak tingkah lakumu kak”

ADVERTISEMENT

Sambil meringis kakakku juga sempat tersenyum, lalu kita berdua tertawa terbahak-bahak secara bersamaan
Dan biasanya aku dan kakakku berangkat secara bersamaan yang biasanya aku diantarkan berangkat bersama ibu dan sedangkan kakakku diana berangkat diantarkan bersama dengan ayah, sebelum masuk mobil masing-masing aku bersalaman terlebih dahulu dengan ayah dan kakak dengan ibu lalu aku pun juga menyalami kakakku itu dan langsung kukatakan
“dadah kakak” sambil melambaikan tangan
“iya dadah juga adikku” melambaikan tangannya sambil tersenyum kepadaku
dan pada akhirnya aku lalu kakakku masuk mobil

Semasa dalam perjalanan ibu mengantarkanku aku mengajak ibuku berbincang-bincang menengenai tentang keluarga
“ibu ayo dong bu lain kali kalau ada kesempatan kau dan ayah mengantarkanku dengan kakak bersekolah kita berangkat bersama naik mobil bareng-bareng dengan sekeluarga bagaimana ibu pasti setuju kan dengan pendapatku?”
Kukira jawaban ibuku menyenangkan ternyata malah menyedihkan dengan jawaban seperti ini
“diana sekarang cukup dengarkan ibu ya dan kamu tidak perlu mengulang lagi pertanyaan yang sama kepada ibu kita tidak akan pernah bakalan berangkat bersama dengan menggunakan mobil bersama-sama sekeluarga, masalah apapun yang datang menimpa antara ayah dan ibu sekalipun kau tidak perlu ikut campur karena ingat umurmu juga masih kecil lagipula arah perjalanan sekolahmu dan kakakmu berbeda!” Sambil menatap wajahku dan dari matanya penuh dengan adanya ketegasan,
sembari setelah mendengarkan pembicaraan ibuku, aku pun di dalam mobil hanya bisa melihat adanya pemandangan dari jendela mobil sambil bergumam dalam hati
‘apa salahnya coba dalam hal ini jika bertanya kan tidak masalah lagipula aku kalau masih tidak jelas masa tidak boleh bertanya kembali, ku juga kan tidak hanya mempunyai 1 orangtua saja akan tetapi ayah dan ibuku juga kan orangtuaku jadi aku punya 2 orangtua!’ Sedikit emosi diriku terhadap ibuku untuk kali ini saja

Sesampainya di pagar depan gerbang sekolahku aku langsung menyalami ibuku sambil kuucapkan salam sebelum ibuku membalas salam dariku
Aku langsung keluar dari mobil karena aku sedikit emosi kepada ibuku

Sampailah aku di kelasku, tiba-tiba bel masuk sudah berbunyi sebelum temanku yang biasanya duduk bersamaku disampingku, guru sudah datang dan ternyata ada murid baru yang datang ke sekolahku masuknya bersamaan dengan guruku
Lalu guruku mengucapkan yang biasanya diucapkan ketika masuk di kelasku “assalamua’laikum anak-anak dan selamat pagi untuk kalian semua”
Murid-murid langsung bersontak bersama-sama membalas ucapan dari buguru tersebut “iya ibu waalaikum salam selamat pagi juga untukmu bu”

Lalu buguru pun langsung memperkenalkan anak baru tersebut di kelasku
“anak-anak ini ada murid baru yang datang di sekolahan kita, dia pindah dikarenakan telat mendaftar di sekolah kita ini, dia disini tinggal bersama dengan kedua orangtuanya kok dan untuk terakhir kalinya perkenalkan namanya aldi”
Lanjutnya “aldi silahkan duduk disebelahnya anak yang kursi sebelahnya kosong agar kamu langsung dapat berteman dengan mereka semua”
Jawab aldi “baik bu, terimakasih untukmu juga”

Saat itu aku langsung terkejut setelah bu guru menyuruh aldi duduk tempat yang kursi sebelahnya kosong karena hanya aku yang duduk sendiri sedangkan putri belum juga datang, setelah aldi duduk sebelahku dia mengucapkan
“hai, kalau kamu sendiri apakah memperbolehkanku duduk di sebelahmu” sambil tersenyum dan menatapku
“oh iya silahkan saja kok” kujawab sambil membalas senyum darinya

Beberapa menit kemudian putri datang dan ternyata ia hanya terlambat dengan menjelaskan kepada buguru, buguru juga memberitahukannya tentang murid baru tersebut, karena adanya murid baru tersebut putri disuruh untuk duduk di bangku belakangku.

Aku di sekolah dikenal dengan gadis yang tidak bisa diam alias cerewet karena bagiku kita harus selalu ceria terhadap orang lain bahkan buguruku pun pernah mengatakan kepadaku kalau mungkin aku ini laki yang tidak jadi bukan karena dari kelakuanku sikapku, tingkah lakuku akan tetapi dari sifatku yang tidak pernah bisa diam hahaha

Seusai jam pelajaran berakhir bel pulang pun berbunyi biasanya setelah pulang sekolah aku langsung menunggu jemputan pulang sekolah dari ibu saat menunggu ibuku datang
Tiba-tiba saja aldi datang menuju kearahku dan ia langsung mengatakan kepadaku

“hai sedang menunggu siapa kau disini?”
langsung kujawab dengan “ya beginilah aku seperti biasanya jika belum dijemput maka aku akan menunggu jemputan dari ibuku disini kok”
Lanjut jawabku dengan “oh ya panggil saja namaku seperti teman lainnya yaitu diana”
Jawabnya “nah ya pada akhirnya aku tau namamu bahkan sebelum ku bertanya padamu okelah baiklah kalau begitu diana”
Waktu kumasih menunggu kedatangan jemputan pulang sekolah dari ibuku, ternyata aldi telah dijemput oleh kedua orangtuanya dengan mobil dan orangtuanya bertanya kepada aldi mengenai tentang apa yang dilakukan olehku sendirian disana

Selang beberapa waktu dengan cepatnya mereka mengobrol, orangtuanya aldi malah mengajakku pulang bersama seketika aldi jalan menuju kearahku, menarik tanganku, dan mengatakan kepadaku kalau orangtuanya yang menyuruhnya untuk mengajakku pulang bersama karna aku akan diantarkan oleh mereka semua, aku sontak sempat langsung menolaknya akan tetapi tak bisa karena aldi memaksaku dan terus menarik tanganku

Setelah aku dan aldi masuk mobil mereka, aldi tiba-tiba menceritakan mengenai tentang diriku terhadap orangtuanya bahwa aku teman pertama yang dia kenal seketika aku langsung malu ya kan! dan respon dari orangtuanya malah membuatku semakin malu dan tercengang karena mereka langsung tertawa bersamaan

“Yah, ibu 1 hal yang pasti dia juga bukan hanya teman pertama yang kukenal tetapi aku juga sudah tau namanya, namanya yaitu diana dia baik kok bu orangnya”
Lalu jawaban ayahnya yang penuh dengan ketegasan tetapi penuh dengan ketegasan “ouw jadi namanya diana, bagus kok namanya dan dilihat dari wajahnya juga dia memang orang baik kok”
Jawabanku sambil tersenyum “terimakasih om” rasanya aduh malunya akutuh

Setelah aldi beserta keluarganya mengantarkanku pulang ke rumah, tak lupa akupun turun sambil kuucapkan terima kasih
Sesampainya di rumah ternyata kakak sudah pulang dan ayah bersama ibu juga sudah sampai di rumah terlebih dahulu, sesaat setelah aku sudah sampai di rumah ayah dan ibu malah memperdebatkan hal kecil kembali, mereka bertengkar hebat hanya karena aku tidak dijemput pulang oleh ibu

“Bagaimana kau ini bisa tidak menjemput anakmu, apakah kau menghemat uang bensinmu dan karena itu kau sampai tidak bisa menjemput putrimu” dengan tegas ayah katakan itu kepada ibuku
“Apa kau tidak bisa berfikir terlebih dahulu sebelum mengatakan hal ini kepadaku, aku hanya terlambat sedikit saja, waktu kujemput dia sudah tidak ada disana” dengan menatap wajah ayahku
Perdebatan masih saja terus terjadi antara ayah dan ibu sampai-sampai mereka berdua saling berjauhan, hingga rasanya kuingin lari saja dari rumah itu dan tidak akan pernah kutemui lagi

Meskipun ayah dan ibuku sering kali seperti itu, untungnya meskipun begitu aku dan kakakku tidak sampai terjerumus dalam hal yang buruk, aku dan kakakku tidak pernah lupa akan menjaga harga diriku sekalipun kita tidak pernah melampiaskan pada hal yang tidak

Cerpen Karangan: Wahyu Suryana (Anna)

Cerpen Mbuletisasi (Part 1) merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cuma Mimpi

Oleh:
Dar dar dar Begitulah bunyi pintu kamar kami setiap pagi, menjelang subuh para pengurus asrama telah berada di depan pintu dengan wajah sangar mereka membuat kami yang masih berbaring

Hanya Sesaat

Oleh:
“Raja… Raja.. Raja..,” Kesya tiada hentinya berteriak memanggil sang pujaan hatinya ‘Raja’, seorang most wanted di SMAN 01 Bandung. Sementara Raja terus berjalan memasuki koridor sekolah tanpa menengok sedikitpun.

Ada Apa Denganku

Oleh:
Semuanya berawal dari hari itu, hari yang mungkin menyakitkan baginya. “Ata!!” Ata menoleh menatap dengan tatapan menyedihkan. “Maaf..” kemudian, ia berlari pergi tanpa menoleh lagi. Vichell mencoba mengejarnya, namun

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *