Lomba Yang Didambakan Hatiku

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Kisah Nyata
Lolos moderasi pada: 19 August 2013

Namaku Novita Sari Sandrina. Biasa dipanggil Novi atau Vita. Aku baru saja menerima rapor kenaikan kelas 5 di SD Pramitra Indrayani. Alhamdulillah Aku diberi kesempatan untuk mendapatkan Juara 1 di kelas 5E. Hobiku adalah membaca, menulis puisi, travelling, dan memasak. Aku mempunyai Adik, namanya adalah Nurul Sari Sandrina dan Farras Mahdy.

Saat menerima rapor, Aku diutus oleh Pak Wartoni untuk mengikuti lomba Cipta puisi. Jadi, Aku berlatih dengan Bu Dian di Ruangan Guru. Saat membuat puisi, Bu Dian mengatakan “Dulu Kak Dilla anak Bu Un itu ikut lomba cipta puisi. Dia menang dan mendapatkan juara 1 di Pekanbaru. Lalu pergi ke Bali dan lomba tingkat nasional. Dia mendapatkan juara 11. Karena dia di tingkat nasional, dia pergi ke Istana SBY di Bogor. Jadi, Novi nanti kalau menang di Pekanbaru. Lalu lombanya di istana SBY tingkat nasional, perginya dengan menggunakan pesawat.”. Aku menjadi terbayang-bayang naik pesawat, karena Aku belum pernah naik pesawat.

Aku melanjutkan belajar membuat Puisi dengan Bu Dian. Kata Bu Dian kalau kita membuat Puisi, harus menggunakan “Bahasa Konotasi” yaitu kata pengandaian-pemisalan. Contoh, Bumi Pertiwi bergoyang. Artinya, Bumi yang kita cintai ini gempa.

Setelah selesai berlatih membuat puisi dengan Bu Dian, Aku menyalami Guru-guru yang ada di ruang guru. Setelah menyalami guru-guru, Aku mencari Pak Wartoni ke Ruang Tata Usaha (TU). Ternyata, Pak Wartoni tidak ada, yang ada hanya Pak Agus dan Bu Linda. Aku menyalami Pak Agus, Bu Linda dan guru-guru yang ada di TU. Lalu Aku ke Ruang Kepala Sekolah. Ternyata, ada Pak Wartoni dan Pak Maulay. Beliau berdua juga memberi Aku semangat dan doa agar Aku sukses saat lomba nanti. Tentu saja Aku senang dan menyalami Pak Wartoni dan Pak Maulay seraya mengucapkan terimakasih. Selanjutnya Aku segera pulang, yang dijemput oleh Mamaku.

Saat di perjalanan…
“Kak! Kita pergi ke Ramayana, ya! Kata Mama. “Ngapain, Ma?!” Tanyaku. “Kita beli untuk persiapan Kakak pergi besok.” Jawab Mama. Saat tiba di Ramayana, Aku segera pergi ke lantai 2. Mama pertama-tama mencari koperku. Lalu mencari tempat alat mandiku dan untuk tempat sisir rambut dan ikat rambut. Lalu Mama mencari sendal jepitku. Usai membeli-beli, Mama segera ke kasir untuk membayar semua yang sudah dibeli. Saat di parkiran honda, “Nah, begitu sayangnya Mama kepada Kakak. Kakak mau pergi, Mama beliin kopernya. Mama beliin sepatunya. Betapa sayangnya Mama kepada Kakak. Masih mau Kakak memarahi Mama!” Kata Mama. Aku menjadi terharu mendengar Mama bicara begitu. Aku segera meminta maaf atas perbuatanku selama ini. Aku hampir menangis, tapi Ku tahan. Lalu, Aku dan Mama segera pulang ke rumah.

Di rumah…
“Ah… tidak ada kerjaan. Piring sudah Mama cuci. Rumah sudah Mama sapu. Kain sudah Sari lipat. Tidak ada yang mau dikerjakan lagi. Nulis Diary, lah…” Kataku. Sambil mengambil Buku Diaryku. Yang Ku beri nama Flora. Karena, sampulnya bergambar bunga.

Dear Deary, 14 Juni 2013
Pada hari ini, Aku senang… sekali. Karena Aku akan mengikuti lomba yang pertama kalinya, yaitu Lomba Cipta Puisi di Pekanbaru! Besok. Pak Wartoni yang memilih Aku mengikuti Lomba Cipta Puisi. Karena kata Pak Wartoni Diaryku yang ku kumpulkan ke Pak Wartoni saat belajar Bahasa Indonesia itu sangat bagus. Apalagi Puisi yang Ku buat, yang berjudul

IBU

Oh, Ibuku…
Engkaulah yang melahirkanku
Engkaulah yang menyayangiku

Ibu…
Engkau sangat berjasa bagiku
Engkau yang memberiku makan dan minum
Di saat Ku susah Engkau selalu ada untukku
Engkau adalah perisai hidupku

ADVERTISEMENT

Oh, Tuhan…
Engkau yang Maha Penguasa
Engkau yang Maha Mulia
Ampuni dosaku selama hidupku, Ya Tuhan

Ibu…
Aku sering menyakitimu..
Memarahimu…
Tetapi Engkau tetap menyayangiku
Maafkanlah kesalahanku, Ibu…
Aku menyayangimu

Flora, Do’akan ya, agar Aku dapat menang di Perlombaan Cipta Puisi antar Propinsi, ya!
AMIIIIN….
SUDAH, YA… Bye….bye…

Azan berkumandang Aku segera mengambil air wudhu dan shalat Ashar. “Kak Novi! Kak Sari!” Panggil tetanggaku yang bernama Ezi dan yang lainnya. “Iya! Tunggu sebentar!” Kataku dan Sari serempak. Aku segera melipat telekungku dan Aku segera keluar, untuk bermain bersama teman-temanku. “Kita bermain apa?” Tanyaku. “Bermain sembar lakon aja.” Jawab Adik laki-lakiku, Farras. “Ayo!” Kata kami semua serempak. “karena semuanya ada 6 orang, jadi perempuan mengejang laki-laki.” Kata temanku yang bernama Uul (abangnya Ezi). Kami segera kejar-kejaran hingga semuanya sudah dapat. Permainan sudah berlangsung cukup lama. “huh, huh, huh. Capek!” Kataku sambil mengeluh. “Iya, Kak. Laki-laki itu larinya cepat sekali.” Kata Ezi. “Udah, yuk!” Kataku sambil mengambil sepedaku dan segera pulang, dan kami pun segera mengakhiri permainan. “Ezi! kita shalat maghrib?” Tanyaku. “Iya! Kak!” Jawab Ezi.

Saat di rumah…
“Kakak! Mandi dulu, ya!” Kata Mamaku. “Iya, Ma!” Jawabku. Aku mengambil handuk dan segera mandi.
Setelah mandi, Aku segera ke masjid, untuk shalat maghrib berjamaah. Usai shalat maghrib, Aku segera pulang. Mama menyiapkan bajuku dan isi di dalam koperku. Esoknya, aku pergi, yang ikut adalah Bu Dian (pendamping), Naya (ikut lomba melukis), Aku (lomba cipta puisi), Kak Rana (numpang mau rekaman di pekanbaru), Pak Ib (guru pencipta lagu yang ngajarin Kak Rana buat lagu dan rekaman), dan Pak Daulay (utusan dari bengkalis. Memang Aku dan Naya adalah pemenang lomba di bengkalis. Saat sampai, aku segera bersiap-siap mengikuti lomba. Hari berikutnya pengumuman aku mandapat juara 2, sedangkan Naya harapan 1. Selesai pengumuman, aku segera kembali ke Duri dan disambut oleh keluargaku.

Selesai

Cerpen Karangan: Nikmatul Fadhilah Syah
Facebook: fad hilah

Cerpen Lomba Yang Didambakan Hatiku merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Misteri Goa Bawah Tanah

Oleh:
Suatu hari tiga sekawan Vino, Ambar, dan Bimo berjalan-jalan di sebuah taman kota yang letaknya tak jauh dari kompleks mereka tinggal. Mereka baru saja memulai liburan sekolah yang menyenangkan.

Mimpi Si Anak Kambing

Oleh:
Abil adalah bocah laki-laki berusia 7 tahun yang duduk di kelas II sekolah dasar. Abil tidak seperti anak kebanyakan yang menghabiskan waktu pulang sekolah dengan bermain. Dari kecil Abil

Lontong Kari Ibu

Oleh:
Risa mendekati Ibu yang sedang sibuk menata lontong yang baru saja matang ke dalam kotak besar. “Ibu … aku ikut, ya. Hari ini kan libur.” suaranya sedikit memaksa. Mau

Zora

Oleh:
Zora anak yang istimewa. Dia suka tertawa dan menari. Zora belum bisa bicara. Tapi dia mengerti bahasa bunga dan tumbuhan. Zora mengerti riangnya cericip burung-burung. Lincahnya kupu-kupu. Zora selalu

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *