Dilema

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Segitiga, Cerpen Persahabatan
Lolos moderasi pada: 26 February 2014

Entahlah aku merasa Dia, Revano cowok yang menurut beberapa mahasiswa sangat keren, pintar dan sejuta pujian selalu dihujamkan padanya selalu memperhatikan aku. Aku hanya berfikir bahwa aku hanya ke GR an saja, memang siapa aku? aku bukanlah mahasiswa yang pintar dan cantik dan memiliki kelebihan seperti Revy sahabatku, aku hanyalah mahasiswa biasa. Namaku Levyana Dwi Putri,

“Vy ngapain disini?” Tiba-tiba Revy sahabatku itu muncul
“Ohh.. ini lagi browsing, nyari tambahan data buat tugas gue” jawabku, Revy duduk di hadapanku sambil meletakkan segelas jus jambu di meja kantin, Siang itu memang panas sekali jadi memang terasa nikmat kalau minum yang dingin dingin.

“Vy, kenapa belakangan ini gue ngerasa kalau Vano selalu memperhatikan gue yah?” Cetus Revy membuatku langsung menghentikan aksi browsingku. aku tiba-tiba tersadar akan sesuatu, Benar! Vano bukannya memperhatikan aku tapi sahabatku, Revy.
“Cie cie..” Ledekku mencoba mencairkan suasana, detik itu juga aku mengubur perasaan ini, bukankah tidak ada yang tahu bahwa sebenarnya aku memiliki rasa terhadap Vano, memang siapa aku?

Siang itu aku baru saja selesai mengikuti mata kuliah Ekonomi pembangunan, namun saat aku bergegas pergi menuju tempat parkir tiba-tiba seseorang menarik tanganku, membuatku terkejut
“Ops sorry, kaget ya?” Bibirku membeku ketika melihat siapa yang ada di depanku, Revano Hendra Hartawan.
“y…ya” jawabku mungkin terlihat gugup, Vano terseyum, sangat menawan.
“Sorry kalau gue ngagetin, emmm gue cuma mau ngembaliin dompet lo yang jatuh” katanya sambil menarik tanganku dan meletakkan dompet warna biru di tanganku, Entahlah aku merasa hatiku senang sekali. kurasakan sentuhan jemarinya saat tangan kami bersentuhan.

“Levy!” Seru seseorang tiba-tiba, aku dan Revano kontan menoleh ke arah sumber suara, Revy! Hatiku langsung kembali menjadi butiran butiran yang entah terbang kemana, ‘ingat Levy, sahabat lo suka sama Vano, lo harus ngalah’ Lagi lagi hatiku kembali mengingatkanku siapa sebenarnya aku. Revy bertanya ada apa, kulihat ada kecemasan dalam raut wajahnya, setelah kujelaskan apa yang terjadi kulihat wajah itu kembali ceria,
“Oh iya makasih ya, gak tau deh kalau elo gak nemuin dompet gue, pasti gue udah kelabakan nyariin” Aku mencoba bersikap wajar dan santai
“Kalau gitu gue balik duluan yah Rev, No” pamitku,
“Lo kan memang ceroboh, makanya hati hati oke” kata Vano tersenyum, aku tersenyum tak menoleh lagi ke belakang terus melaju dengan motor bebek yang kumiliki.

Sudah Seminggu ini Revy sering ngajak Vano gabung, kami bertiga sering ngobrol mulai dari ledek ledekan, humor, aku juga sering tanya tugas yang aku gak ngerti pada Vano. Ternyata Vano memang sangat pintar sekali juga sangat menyenangkan, Aku sendiri heran kenapa kami bisa jadi akrab?

Seminggu kemudian aku tak melihat Revy, aku BBM atau SMS pun gak pernah dibalas, aku telpon gak pernah diangkat, dia menghilang, Siang itu Vano menghampiriku,
“Kenapa terlihat sedih? lagi mikirin gue yah?” Candanya,
“Ngaco, Lagi mikirin Revy gue, tuh anak udah seminggu ngilang” jawabku
“Lo tau gak dia kemana?” Tanyaku, Vano terdiam, cukup lama, membuatku tak mengerti, Vano terlihat salah tingkah
“Sebelumya gue minta maaf Lev, Emm mungkin Revy patah hati gara gara gue tolak” Jawaban Vano membuatku tercengang, cukup lama, Kapan Revy nembak Vano? Seolah olah Vano mengerti apa yang ada dalam benakku di pun menjelaskan, Seminggu yang lalu saat habis Jalan jalan ke mall Vano memang megantarku lebih dulu sebelum mengantarkan Revy, Saat di mobil itulah Revy mengungkapkan perasaannya pada Vano
“Dia bilang kalau gue sering memperhatikan dia Lev, Tapi gue gak ngerasa begitu” Vano terlihat bingung, Aku masih diam sementara dia masih bercerita
“Mungkin Revy udah salah paham dengan sikap gue, tapi gue benar benar gak ada perasaan sama dia, karena dari awal gue masuk kampus ini, cuma ada satu cewek yang ngisi hati gue dan gue gak pernah berani untuk ngedekati dia, Tapi baru belakangan ini aja gue bisa dekat sama dia” Vano terlihat bingung dan Gugup, Terselip perasaan kecewa saat Vano bercerita seperti itu, membuatku ikut patah hati
“Gue akan coba bicara sama Revy, kali aja dia bisa ngerti dengan kondisi lo” kataku mencoba menabahkan hati,
“Lo tahu gak kenapa gue suka banget sama cewek itu Lev?” Vano bertanya, Aku menggeleng tak mengerti tapi aku juga tak ingin mendengar kelanjutannya, karena dadaku mulai terasa sesak
“Awalnya gue ngerasa cewek itu biasa aja, namun tanpa gue sadari tingkahnya yang ceroboh sering buat gue memperhatikannya, entahlah dia sadar atau enggak kalau selama ini gue selalu memperhatikan dia, Mulai buku terjatuh, numpahin minuman cola di hem yang baru gue beli, nendang kaleng kosong hingga kena jidat gue, memori memori itu yang selalu ngebuat gue merasa ingin bertemu dia setiap hari, dan berharap kejadian kejadian konyol lainnya menghampiri hingga hari itu datang dimana tak sengaja dia menjatuhkan dompetnya, disitu gue mulai dekat dengan dia lewat sahabatnya” Vano bercerita seperti sedang menyaksikan kejadian itu terulang kembali di depan matanya, sementara aku terdiam kakiku terasa terpaku, mulutku membisu fikiranku kembali memflasback kenangan yang di ceritakan Vano, Waktu dari perpus aku sempat bawa banyak buku gara gara terpelest buku buku itu jatuh, Saat antri di kantin tak sengaja saat membalikkan badan dan minuman cola yang ku beli tumpah membasahi hem seorang cowok, saat aku kesal aku pernah menendang kaleng minuman kosong sehingga menyebabkan jidat seorang cowok benjol, dan beberapa minggu yang lalu aku tak sengaja dompetku jatuh dan ditemukan seorang cowok, Aku terdiam tak bisa brfikir otakku blank.

“Sekarang lo tahu kan siapa orangnya Lev?” Vano menatapku dengan pandangan yang tak pernah aku lihat begitu teduh dan tenang,
“Cewek itu lo Lev, Gue sayang sama lo” Vano mengungkapan perasaannya padaku, Aku jadi dilema tak bisa menjawab
“Gue akan nunggu jawaban lo selama apapun, dan gue berharap Revy bisa maafin gue, Gue gak ada maksud ngerusak hubungan persahabatan Lo dan Revy, Maafin gue kalau udah bikin suasana jadi surem kayak gini” Kata Vano beranjak pergi namun sebelum pergi ia mengingatkan sesuatu padaku
“Gue akan nunggu jawaban dari lo selama apapun,” kata Vano akhirnya, ia tak membalikkan badan lagi, kini hanya aku yang terdiam dalam kegundahan yang tak pernah aku rasakan sebelumnya..

Cerpen Karangan: Neny Kurniawati
Facebook: bian_0808[-at-]yahoo.com

Cerpen Dilema merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Senandung Detak Jantung (Part 2)

Oleh:
“Ivan.. Selamat ya, sayang. Akhirnya kamu lulus. Jadi, kamu akan mengambil spesialis apa, Nak?” Suara di seberang sana berbisik di telinga Ivan. “Terima kasih, Ma.” Kata Ivan, kemudian berfikir

Genggam Tanganku

Oleh:
“Jika suatu saat nanti aku terjatuh, aku berharap kamu bisa mengangkatku lebih tinggi.” Petang yang indah, warna langit yang jingga bersama awan-awan yang seakan turun melengkuk memutari bumi. Di

Arigatou My Hero

Oleh:
Tadashi Liem merupakan salah satu siswa laki-laki di SMP Noumorine Jepang. Awalnya Liem adalah anak yang bahagia selayaknya anak-anak lainnya, namun sekarang Liem berubah menjadi pendiam dan sangat tertutup.

Diary Diandra

Oleh:
Pagi itu, mentari membangunkanku lebih cepat dari biasanya. Titik titik hujan semalam masih membekas membasahi jalanan. Aku membuka jendela kamarku, menatap keluar dan melihat ramainya pasar. Hari ini adalah

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

2 responses to “Dilema”

  1. nelvi sri alawiya says:

    bagus cerpennya 🙂

  2. Nenda ratih says:

    cerpen nya keren bnget. dlanjutin donk,udah gak sabar ending a gmna,,ak tunggu kelanjutan nya yaa.

Leave a Reply to Nenda ratih Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *