Doa Ulang Tahun

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Kehidupan, Cerpen Pengalaman Pribadi
Lolos moderasi pada: 27 August 2023

Sudah terlalu banyak hal yang terjadi mengusik jiwa ini.

Banyak mimpi baik dan mimpi buruk terjadi selama tiga tahun, masa terbaik sekaligus yang terburuk, aku tidak tahu harus bersuka atau berduka ria, harus membentangkan atau melipat tangan, harus mendongak atau menunduk, terlalu indah dan rumit.

Jiwa ini bersinar di atas panggung bersama orang-orang yang dimanapun akan sulit aku jumpai manusia seperti mereka, membuat jiwa ini sedikit terobati dan merasa bahwa ini adalah tempat singgah sementara dari semua masalah yang sudah merajalela dalam kehidupan ku, melupakan sakitnya mati rasa karna kesepian.

Bisakah itu bertahan lama? Tidak, karna dunia itu berputar, takdir membalikkan telapak tangannya.

Aku terpisah, dari mereka yang memperlihatkanku bahwa beginilah lingkungan yang sebenarnya, seperti itulah bagaimana yang awalnya sebiji kecil menjadi bunga yang mekar cantik di antara bunga lainnya, namun aku tercabut dari lapangan bunga itu, dengan terpaksa, dengan rasa tak ikhlas.

Semua orang menangis karna kepergian sang pengajar, aku menangis karna kepergian mereka semua.

Aku mencoba berdiri di lingkungan baru, membangkitkan badanku yang sudah tumbuh seperti bunga cantik ini untuk kembali berbaur dengan pemandangan baru dan bunga-bunga baru, walau sebenarnya intuisi berkata bahwa ini memang bukan yang terbaik, aku tidak masalah tentang itu, tapi sayangnya ini adalah salah satu yang terburuk, dimana disini aku bagai tanaman liar sebagai hama bagi bunga-bunga lainnya, kelebihanku hanyalah alat untuk memenuhi kebutuhan mereka yang ingin semakin mekar.

Sial, bunga yang susah payah mekar diinjak dengan enteng oleh akar mereka yang sadis.

Dan aku melakukan kesalahan terbesar yang sebenarnya tak ingin aku lakukan, ini sudah tercium olehku dan secepatnya ingin keluar dari jalur yang membawaku ke jurang terpuruk, namun takdir memaksa untuk mengikuti alur itu dan tepat sekali, aku terjatuh disana dalam keadaan sadar bahwa itu akan membuatku sakit, walau awalnya hanya sakit biasa yang nantinya tertutup sendiri, namun itu tidak diselesaikan, itu dibuka kembali dan mengubahnya menjadi pengalihan isu setelah mereka berbuat kesalahan, kesalahan lamaku muncul sebagai kambing hitam yang sudah tidak bisa dielakkan.

Lalu, saatnya aku berpindah tempat untuk merealisasikan mimpi indah yang didambakan sekaligus diragukan, aku merasa bahwa masih ada tempat yang setidaknya membuatku bahagia di bawah surya, namun ragu karna disitulah manusia masa lalu berjalan dan menghantuiku dengan semua cerita yang tertulis dari sudut pandang mereka, aku berharap setengah mati agar tak perlu menemui mereka lagi walau takdir menertawakanku tanpa henti karna tempat yang kupilih mustahil untuk menghindari semua itu, dan benar semua orang-orang dari masa lalu itu hadir bahkan yang sudah benar-benar berlalu, berada di lingkungan bahkan ruangan yang sama.

ADVERTISEMENT

Padahal jika memang mustahil maka biarlah aku tidak berada di atap yang sama dengannya, namun yang tidak aku harapkan justru muncul di depan mata, aku sudah berusaha untuk berani berharap walau rasa sakit berekspektasi untuk hari esok selalu terasa nyeri, luka gores yang tak diharapkan justru menjadi luka dalam yang pedih menembus tulang kering, menyakiti diri dengan membohongi semua orang bahwa aku bisa berbaur dengan mereka, namun tak merubah apa-apa dan justru sama rasa sakitnya, nasibku sepertinya sama layaknya hari-hari yang telah berlalu, dianggap tak ada dan tercekik kesepian dalam keadaan sendirian, melakukan semua hal sendiri walau itu pekerjaan berkelompok, namun lebih parahnya lagi harga diri yang memalukan ini disaksikan oleh para saksi masa lalu yang membuat kenangan lama itu seperti sejarah terburuk yang harus dikubur dalam-dalam.

Tuhan, kamu sudah tahu semua tikungan tanjakan masalah kehidupanku yang memalukan ini.
Tuhan, bahkan kamu lebih tahu apa yang aku tidak ketahui tentang dasar karakter manusia yang rumit ini, bahkan perasaan hatiku yang tak bisa ku simpulkan.

Tuhan, bolehkah beri aku kesempatan untuk merasa hangat dan bahagia? Engkau pasti tahu bahwa rasa dingin yang kuciptakan sebenarnya tak ingin kuciptakan, benar-benar tak ingin.

Buat aku sibuk hingga letih karna semua permasalahan rumit dengan keadaan tertawa terbahak-bahak dengan beberapa orang, kembalikan orang-orang yang pernah menjadikanku sebagai bunga mekar, bahkan jika itu orang baru aku tidak masalah sama sekali, buat aku berkembang dengan belajar banyak hal, jangan libatkan aku lagi dengan orang-orang masa lalu.

Tuhan, jangan libatkan saksi yang merusak masa laluku untuk kembali merusak masa depanku dengan kejam.

Jika memang mereka berada di sekitarku, tolong jangan pernah melibatkan aku dengan mereka, biarlah semua yang berlalu selesai tanpa melakukan hubungan apapun lagi, biarlah aku berhubungan dengan orang baru, biarkan aku bersinar di tempat ini, biarkan aku berjuang berkeringat darah dengan senyuman paling cerah di antara manusia dengan pengaruh paling terbaik yang bahkan mustahil jika masih bisa ditemukan dimanapun, lindungi dari orang-orang yang akan merusak diriku beserta masa depanku, aku memohon setengah mati agar diberi kesempatan di tahun-tahun terakhir ini, aku adalah manusia paling berdosa namun tak berdaya, aku selalu mengingatmu setiap keberuntungan dan ketidakberuntungan datang kepadaku.

Tuhan, jika aku bisa mengingatmu saat aku tidak beruntung, aku mohon padamu agar Engkau buat aku mengingatmu saat aku beruntung, aku berharap hidup tenang dalam kebahagiaan tak terhingga daripada mati tidak tenang.

Tuhan, ini doa ulang tahunku yang kutiup ke atas langit cahayamu.

Untukku di hari Sabtu, 15 juli

Selamat ulang tahun.

Cerpen Karangan: Nazahra
Cerpen ini bisa dibilang lanjutan dari What Kind Of Life Makes You Happy setelah tiga tahun berlalu

Cerpen Doa Ulang Tahun merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Tapi Sungai Surgaku Bukan Susu, Tuan

Oleh:
Hidup di negeri yang sudah kehabisan alasan untuk berjanji memang harus rela bekerja membanting nyawa, jungkir nurani, dan pantang menyerah (kan) apa yang kita punya. Hanya itulah yang bisa

Mutiara dan Sampah

Oleh:
Sampah dan mutiara, apakah perbedaan dari keduanya? Sungguh berbedakah? Bagaimana bila ada mutiara yang tanpa sengaja terjatuh pada tumpukan sampah apakah manusia akan melihatnya? Pasti mutiaranya terlihat, sungguh munafik

Semua Berlalu Begitu Cepat

Oleh:
Semuanya berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin aku berangkat sekolah di pagi hari, bertemu dengan gadis belia asal palembang yang mengawali cinta pertamaku di putih abu abu. Rasanya baru

Setitik Cahaya

Oleh:
Tatkala langit membiru perlahan, kelak sang raja mulai kembali ke daerah peristirahatannya setelah ia menguasai siang dengan berkahnya. Entah merasa lelah, bosan atau pun mendapat tugas di belahan lainnya.

Si Gatot

Oleh:
Beberapa jam sebelum mendekap dalam penjara, aku masih nongkrong bersama Gatot, di warung pinggir Jalan Lurah Bintoro, Depok. Ia bercerita bahwa orderanya laris dan berhasil dengan aman. Karena itulah,

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *