Lorong Abad XXXV
Cerpen Karangan: Azwa KhairunisaKategori: Cerpen Fantasi (Fiksi)
Lolos moderasi pada: 8 April 2017
Namaku Annisa Nur Salsabila bisa dipanggil Salsa. Aku murid pindahan dari Kota Medan. Aku bersekolah SMPN Merdeka tepatnya di Jakarta.
Hari ini hari yang membahagiakan bagiku karena hari ini merupakan hari pertama aku bersekolah di SMPN Merdeka saat Semester 2 ini. Aku berharap akan mendapatkan teman baru di sana.
Jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aku dan ayahku berangkat ke SMPN Merdeka. Sesampainya di sekolah aku menunggu di luar ruangan kepala sekolah dan ayah berada di dalam ruang kepala sekolah
“Salsa, sekarang kamu adalah murid di SMP ini dan kamu masuk kelas VII D.” Kata ayahku yang baru keluar
“Ayo, ayah antar ke kelasmu.” Kata ayah
“Okeee…” Jawabku dengan semangat
Aku dan ayahku menyusuri gedung di sekolah itu tapi ada yang tak kupahami. Salah satu dari ruangan-ruangan, terdapat salah satu ruangan yang tergembok rapat seperti tak ada yang boleh masuk ke ruangan itu. Terlintas hal aneh dan bingung di benakku. “Mengapa ruangan itu digembok dan terkunci rapat?” Pikirku
Sesampainya di kelas baruku. Ternyata kelas baruku itu sangat keren bayangkan saja terdapat AC, di setiap meja terdapat komputer, LCD benar-benar keren.
“Ayah pergi dulu ya, jaga dirimu baik-baik oke” kata ayah seraya mengucapkan selamat tinggal dan mengecup keningku.
Saat ayah telah pergi aku langsung masuk ke kelas dan menempati salah satu kursi kosong.
Tiba-tiba ada seorang anak perempuan yang mendekatiku dan menyapaku “Hai, siapa namamu? namaku Lisa Venny Safitri biasa dipanggil Lisa.” katanya seraya memperkenalkan dirinya
“Hai juga Lisa, namaku Annisa Nur Salsabila bisa dipanggil Salsa.” Jawabku
“Kamu murid baru ya di sini.” Tanya Lisa lagi
“Ya, aku baru pindah dari Medan.” Jawabku
Kringggg…
Bel berbunyi dengan kencang. Tanda masuk telah berbunyi, Lisa langsung duduk di depan. Wali kelas baruku langsung datang dan memintaku untuk memperkenalkan diri. Setelah itu baru kami semua memulai pelajaran Bahasa Indonesia.
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat sehingga sudah berbunyi bel istirahat.
“Salsa, yuk pergi ke kantin.” Ajak Lisa
“Boleh” Jawabku
Saat di perjalanan menuju kantin aku dan lisa melewati ruangan yang dikunci tadi.
Aku berpikir “Apa Lisa tahu tentang ruangan tersebut, dia kan tidak murid pindahan”
“Salsa, apa kamu tahu ruangan yang dikunci itu?”
“Itu benar-benar ruangan misterius. Katanya ada rahasia di balik itu.” Jelasnya
“Benarkah, aku juga berpikiran begitu aku ingin lihat apa yang terjadi di balik itu” kataku
“Ternyata kau berpikiran sama aku juga ingin melihat apa yang terjadi di balik ruangan itu” kata Lisa
“Baiklah bagaimana kalau kita selidiki saat pulang sekolah oke?” Usulku
“Okeee.., eh ayo ke kantin” kata Lisa
Setelah kembali ke kelas, ternyata bel berbunyi
Kringgg…
Seluruh siswa kembali masuk ke kelas dan guru matematika memulai pelajaran. Setelah cukup lama mendengar penjelasan guru tersebut. Akhirnya
Kringgg…
Semua siswa bergembira karena waktunya pulang. Sementara kami berdua harus menjalankan misi ini.
Sekarang kami berada di depan pintu ruangan yang dikunci itu
“Sekarang bagaimana kita membuka pintu ruangan ini?” tanyanya.
Lalu aku melihat sebuah tombol kecil yang berada di samping pintu. Saat aku menekan tombol itu. Dengan ajaib pintu ruangan itu terbuka lebar, aku dan Lisa lansung bergandengan tangan. Saat kami masuk ke ruangan itu ruangan itu seperti lorong yang gelap gulita, lalu ada sebuah cahaya saat kami mencoba mendekat. Tiba-tiba kami tersedot lewat cahaya itu dan sampai di laboratorium, kami berdua bingung.
Seorang kakek mendekat pada kami dan berkata “Kalian berada di abad XXXV. Kalian merupakan utusan dari abad XX yang kami pilih, kami ingin kalian menyelesaikan tugas yang saya berikan.”
“Tapi kami harus kembali ke abad kami.”
“Ini merupakan salah satu cara agar dunia bisa selamat dan makhluk hidup bisa hidup secara damai.”
“Apa yang terjadi sebenarnya?”
“Pada abad XXXV ini dunia sudah kacau, tidak ada tumbuhan, kuman menjadi ganas, dan kami butuh tanaman Evening primrose untuk menangkal kuman menjadi ganas” kata Kakek tersebut
“Dan kami butuh kalian untuk mengambil tanaman Evening primrose di Daerah Stavians” Lanjutnya
Dengan siap kami sanggup melaksanakan perintah tersebut. Kakek tersebut mengatakan bahwa berhati hati karena di sana terdapat banyak kumam ganas yang memakan semua makhluk hidup dan kakek tersebut memberikan 2 biji ajaib untuk menyelamatkan diri.
Saat kami sampai di daerah Stavians ternyata benar di sana terdapat banyak kuman ganas. Akhirnya dengan susah payah kami dapat mengambil tanaman Evening primrose. Dan kami kembali ke laboratorium
“Saya berterima kasih pada kalian berdua” Kata Kakek tersebut dengan senang
“Tidak kek, ini memang sudah tugas kami” Kataku
“Sekarang abad XXXV akan terbebas dari kuman kuman ganas yang berevolusi dan sebagai gantinya saya akan kembalikan kalian berdua ke abad XX.” Jelasnya
“Terima Kasih.” kata kami berdua
Kami berdua disuruh untuk berdiri di lingkaran dan Kakek tersebut menyalakan monitor seketika timbul cahaya. Dan kami akhirnya kembali di depan pintu ruangan tersebut. Petualanganku dan Lisa berakhir disini.
Selesai
Cerpen Karangan: Azwa Khairunisa
Facebook: Azwa Nisa
Cerpen Lorong Abad XXXV merupakan cerita pendek karangan Azwa Khairunisa, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.
"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"
Share ke Facebook Twitter WhatsApp" Baca Juga Cerpen Lainnya! "
Misteri Saudara Kembar Sara
Oleh: Kintan AuliaSARA HUSSEIN, anak yang selalu bahagia dan ceria. Anak yang berumur 10 tahun. Selidik warga di sekitar, Sara harusnya dilahirkan kembar, karena hasil USG 10 tahun yang lalu harusnya
Maaf Aku Harus Balas Dendam
Oleh: Yonanda DarmawilyaGang sempit yang becek menjadi saksi bisu kejar-kejaran antara sekelompok pemuda dengan sekelompok preman. Bunyi picrat-picrat air yang menggenang menjadi irama adu cepat kejar-kejaran. Satu di antara sekitar belasan
Elano (Mengetahui Yang Orang Pikirkan)
Oleh: Ay RahmatillahElano, seorang pemuda spesial yang dapat mengetahui apa yang sedang orang lain pikirkan. Entah itu bisa disebut sebuah anugerah atau musibah, yang jelas ada sisi positif dan negatifnya saat
Welt der Wissenschaft and Earth (Part 1 & Part 2)
Oleh: Sahira Fara NabilaHidup di planet yang mempunyai teknologi Sains? Kenapa harus malu. Planet ku ini memiliki ilmu pengetahuan yang sangat maju. Dan kalian tau setiap orang asli di sini hanya mempunyai
Tersesat di Hutan Misterius
Oleh: Saad HamidallahPada suatu hari, ada seorang anak yang bernama naki yang sedang bermain di pohon beringin. Saat sedang asyik bermain dia melihat gumpalan cahaya merah yang melayang. “Wah, cahaya apa
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"
Tetap berkarya!