Cinta Di Bawah Hujan

Cerpen Karangan:
Kategori: Cerpen Cinta Dalam Hati (Terpendam), Cerpen Remaja, Cerpen Romantis
Lolos moderasi pada: 30 July 2023

“Hai!” seseorang menyapaku tiba-tiba sambil menawarkan payungnya. Aku langsung tahu, itu Ghifari. Pria tampan yang selalu menjadi perbincangan di antara siswi-siswi sekolah, termasuk aku. Aku sering memotretnya sebagai koleksi foto pribadiku. Oi, siapa juga yang tak terjerat pesona dirinya?

Aku ragu apakah harus menerima tawarannya atau tidak. Terutama karena hujan semakin deras, membuatku terjebak dan harus menunggu hujan reda. Tapi bagaimana dengan Ghifari? Apakah dia tidak memikirkan bagaimana ia akan pulang?

“Pakai saja, tidak apa-apa. Aku bisa menunggu hujan ini reda,” katanya, seolah-olah sudah tahu apa yang ada di pikiranku. Lalu aku menolak tawarannya, mungkin dia punya urusan yang lebih penting.

“Kenapa? Kamu tidak percaya bahwa aku bisa menunggu hujan ini?” tanyanya.

“Maaf, bukan itu maksudku. Tapi aku sebentar lagi akan dijemput oleh orangtuaku,” jawabku, mencoba menghindari situasi yang bisa menimbulkan spekulasi di antara siswi lainnya. Tapi untunglah, saat itu semua orang sudah pulang dan aku tinggal berdua dengan Ghifari, serta Satpam Sekolah yang sepertinya sedang pergi ke toilet.

Akhirnya, aku memilih duduk di bangku terdekat berpura-pura tenang, berharap bahwa ada yang akan menjemputku atau hujan akan segera reda. Tapi hasilnya tetap nihil. Ghifari malah memilih duduk di sebelahku daripada pergi meninggalkanku.

Situasinya semakin rumit.

Sepuluh menit. Dua puluh menit. Tiga puluh menit. Dia tetap bertahan di tempat duduknya itu. Akhirnya, aku memutuskan untuk berkeliling sekolah sambil memotret setiap sudut sekolah yang menarik, dengan suasana hujan yang menjadi latar belakangnya. Mungkin foto-foto ini bisa aku jadikan tugas tengah semester di klub fotografi.

“Kamu ikut klub fotografi ya? Atau hanya hobi? Kenapa kamu selalu membawa kamera ke sekolah?” tanya Ghifari, mengagetkanku. Ternyata, sejak tadi dia selalu mengikutiku dari belakang. Apa maksudnya? Kenapa dia seperti tertarik padaku?

“Oh, aku ikut klub fotografi. Aku selalu membawa kamera ini agar bisa mengabadikan momen-momen penting yang tak boleh terlewatkan. Dan bisa juga nanti untuk tugas di klub fotografi,” jawabku, agak gugup. Aku mulai berkeringat dingin. Aku khawatir bagaimana jika aku sering tak pandai dalam memotret. Apa yang harus kukatakan padanya?

ADVERTISEMENT

“Coba kamu foto aku di sana,” pinta Ghifari, menunjuk ke salah satu dinding yang dihiasi dengan gambar-gambar oleh klub seni rupa. Ghifari sendiri yang membuat salah satu gambarnya. “Sekali-kali aku ingin berfoto dengan karyaku sendiri. Selain itu, aku juga belum pernah berfoto sendiri selain waktu kecil. Hahaha.”

Aku menurutinya. Sepertinya dia belum tahu bahwa selama ini aku selalu memotretnya. Aku mengambil beberapa foto dengan beberapa pose yang membuat kami tertawa. Entah mengapa, aku mulai menikmati kebersamaan dengannya.

“Coba lihat fotonya!” ujarnya. Aku memberikan kameraku padanya. Dia menggeser-geser foto yang sudah aku ambil. Kadang dia tersenyum, kadang tidak. Tapi tiba-tiba dia berhenti di satu foto. Lalu, dia berkata tentang foto itu padaku, “Kirimkan foto ini padaku nanti ya!”

Aku melihat foto tersebut. Tunggu. Aku terkejut. Itu bukan foto yang baru saja aku ambil! Itu adalah foto diam-diam yang kuperoleh, di mana Ghifari sedang bermain basket.

Mungkin dia tersinggung melihat foto itu. Aku segera berlari menjauhinya, mencoba menghilang darinya. Tapi itu sia-sia, sejauh apapun aku berlari, dia bisa mengejarku. Akhirnya aku menyerah karena jalan yang aku pilih adalah jalan buntu. “Maaf, maaf, maaf. Aku tidak sengaja memotomu saat melihatmu bermain basket,” mohonku, sambil membungkuk di depannya.

“Tidak apa-apa. Aku tidak marah kok-” Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan dengan senyum mencurigakan, merencanakan sesuatu yang jahil. “Hmm, aku akan memaafkanmu jika kamu mengirim semua fotomu yang ada padaku.”

Aku mempertimbangkannya berkali-kali. Dia pasti akan menganggapku sebagai seorang stalker. “Ba-baik,” jawabku.

Dia mengelus-elus rambutku, mencoba menenangkan suasana. Pipiku memerah. Hatiku berdegup kencang. Entah mengapa, hatiku berharap hari ini tidak berakhir terlalu cepat. Sial, pikirku dalam hati.

“Baiklah, maafkan aku juga ya. Sepertinya aku membuatmu salah paham. Hehehe,” katanya sambil tersenyum kepadaku. “Ngomong-ngomong, apakah ada foto-foto selain yang ada di kamera?”
“Ada, di komputerku.”

“Hei! Kalian berdua masih di sini saja! Cepat pulang! Seharusnya pintu gerbang sudah ditutup. Tapi sayangnya, aku sakit perut. Cepat!” seru satpam sekolah, yang tiba-tiba muncul dari toilet sekolah.

“Aduh, bagaimana ini? Aku tidak membawa payung,” kataku cemas.

“Sudah, pakai payungku saja. Kita bisa menggunakan satu payung bersama. Lalu, kita akan ke rumahmu, sambil melihat foto-foto milikmu,” ucapnya, memberi harapan padaku yang terjebak dalam hujan ini.

Aku melihat sekeliling sekolah. Sepertinya, tidak ada orang selain satpam. “Baiklah,” jawabku. Oi, siapa pula yang tidak ingin berbagi payung dengan pria yang ia kagumi?

Sejak hari itu, kami sering bertemu setelah sekolah meskipun aku berusaha menghindarinya. Seperti magnet, entah kenapa kami selalu terikat untuk bertemu kembali. Aku berharap hubungan ini akan berlanjut dengan baik tanpa ada halangan.

Cerpen Karangan: Muhammad Ibnu Zuhair
Seorang anak laki-laki berdarah Minangkabau dan bersuku Mandaliko. Lahir pada tahun 2009 di Kota Padang Tercinta.

Cerpen Cinta Di Bawah Hujan merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya.

"Kamu suka cerpen ini?, Share donk ke temanmu!"

WhatsApp


" Baca Juga Cerpen Lainnya! "


Cinta Dalam Diam

Oleh:
Oh iya hari ini pelajaran kuliah sangat melelahkan, sampai sampai aku tak sempat istirahat karena banyak tugas. Dosenku juga seorang dosen “killer” jika tugasnya tak dikerjakan tepat waktu, habis

Confused (Part 1)

Oleh:
Cowok keren yang satu ini ialah Rendy Ferdinant yang merupakan seorang mahasiswa fakultas kedokteran semester tiga di salah satu perguruan tinggi di Bogor, Jawa Barat. Ia juga seorang mahasiswa

Dua Sejoli

Oleh:
Di sebuah perkampungan di daerah Mataram, Lombok – Nusa Tenggara Barat, terdapat sebuah motor antik yang dibuat pada tahun 70-an. Motor antik tersebut adalah milik sebuah keluarga kecil di

Kenapa Harus Gue?

Oleh:
Lamunan Rahma buyar ketika terdengar derit pintu kamarnya terbuka. Di lihatnya sahabatnya telah berdiri di depan pintu. “Ngelamunin apa sih non?” “Menurut lo?” “Oh ya gue tau si cowok

Puisi Cinta Tersembunyi Untukmu

Oleh:
Pohon bakau.. Akarnya sangat kuat.. Bagai hatiku yang ada di hatimu.. Sangatlah kuat.. Bagaimana bisa.. Aku tidak mencintaimu setiap saat? Tahukah engakau aku akan mencintaimu setiap saat? Puisi yang

“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Puluhan ribu penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *